Saturday 27 December 2014

Penelitian Kuantitatif



Nama         : Muhammad Ali Akbar
Nim            : 11422704
Jurusan     : Ilmu Perpustakaan & Informasi Fakultas Adab dan Budaya Islam UIN Raden Fatah Palembang

1). Pengertian Penelitian Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2006), penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan - hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan / atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan - hubungan kuantitatif.
            Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/ atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.
Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.
Ukuran sampel untuk survei oleh statistik dihitung dengan menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi untuk mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima. pada umumnya, para peneliti mencari ukuran sampel yang akan menghasilkan temuan dengan minimal 95% tingkat keyakinan (yang berarti bahwa jika Anda survei diulang 100 kali, 95 kali dari seratus, Anda akan mendapatkan respon yang sama) dan plus / minus 5 persentase poin margin dari kesalahan. Banyak survei sampel dirancang untuk menghasilkan margin yang lebih kecil dari kesalahan.
Beberapa survei dengan melalui pertanyaan tertulis dan tes, kriteria yang sesuai untuk memilih metode dan teknologi untuk mengumpulkan informasi dari berbagai macam responden survei, survei dan administrasi statistik analisis dan pelaporan semua layanan yang diberikan oleh pengantar komunikasi. Namun, oleh karena sifat teknisnya metode pilihan pada survei atau penelitian oleh karena sifat teknis, maka topik yang lain tidak tercakup dalam cakupan ini.
2). Tahapan Penelitian Kuantitatif
Pendekatan dan teori yang menjadi akar dari penelitian kualitatif pada intinya memiliki cirri-ciri yang berbeda bila dibandingkan dengan pendekatan dan teori yang menjadi akar dari penelitian kuantitatif. Oleh karena itu, prosedur dan tahap-tahap yang harus dilalui untuk melakukan penelitian kualitatif juga berbeda dari prosedur dan tahap-tahap penelitian kuantitatif. Prosedur dan tahap-tahap yang harus dilalui apabila melakukan kualitatif adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan Fokus Penelitian
Prosedur penelitian kualitatif mendasarkan pada logika berfikir induktif sehingga perencanaan penelitiannya bersifat sangat fleksibel . Walaupun bersifat fleksibel, penelitian kualitatif harus melalui tahap-tahap dan prosedur penelitian yang telah ditetapkan. Sama halnya dengan penelitian kuantitatif, hal pertama yang dilakukan sebelum memulai seluruh tahap penelitian kualitatif adalah menetapkan research question. Research question yang dalam penelitian kualitatif disebut sebagai “Fokus Penelitian”, adalah pertanyaan tentang hal-hal yang ingin dicari jawabannya melalui penelitian tersebut.
Berbeda dengan penelitian kuantitatif, dalam penelitian kualitatif tidak dirumuskan dan ditulis dalam format yang kaku. Format penulisan fokus penelitian dalam penelitian kualitatif bisa sangat beragam dan tidak harus dalam bentuk pertanyaan seperti halnya dalam penelitian kuantitatif. Fokus penelitian dapat ditulis dengan berbagai bentuk, bahkan sering kali fokus npenelitian ditulis dalam kalimat-kalimat yang meliputi beberapa alinea. Perlu ditekankan di sini, walaupun fokus penelitian tidak dirumuskan secara ketat dan dapat mengalami perubahan selama proses penelitian, tetapi fokus penelitian harus ditetapkan pada awal penelitian karena fokus penelitian berfungsi untuk “memberi batas” hal-hal yang akan diteliti. Fokus penelitian berguna dalam memberikan arah selama proses penelitian , utamanya pada saat pengumpulan data, yaitu untuk membedakan antara data mana yang relevan dengan tujuan penelitian kita. Fokus penelitian ini selalu disempurnakan selama proses penelitian dan bahkan memungkinkan untuk diubah pada saat berada di lapangan.
2. Menetukan Setting dan Subyek Penelitian
Sebagai sebuah metode penelitian yang bersifat holistic, setting penelitian dalam penelitian kualitatif merupakan hal yang sangat penting dan telah ditentukan ketika menetapkan fokus penelitian. Setting dan subyek penelitian merupakan suatu kesatuan yang telah ditentukan sejak awak penelitian. Setting penelitian ini menunjukkan komunitas yang akan diteliti dan sekaligus kondisi fisik dan sosial mereka. Dalam penelitian kualitatif, setting penelitian akan mencerminkan lokasi penelitian yang langsung “melekat” pada fokus penelitian yang telah ditetapkan sejak awal. Setting penelitian ini tidak dapat diubah kecuali fokus penelitiannya diubah. Hal ini berbeda dengan penelitian kuantitatif yang baru menentukan lokasi penelitian setelah ditetapkan beberapa hal sebelumnya, seperti research question (rumusan masalah penelitian) populasi dan sampel.
Penelitian kualitatif tidak dimaksutkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Subyek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan penelitian ini meliputi beberapa macam, seperti: (1). Informan Kunci (Key Informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, (2). Informan Utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi social yang diteliti, (3). Informan Tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi social yang diteliti.
3. Pengumpulan Data, Pengholahan Data, dan Analisis Data
Penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang berkesinambungan sehingga tahap pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian. Dalam penelitian kualitatif pengolahan data tidak harus dilakukan setelah data terkumpul, atau analisis data tidak mutlah dilakukan setelah pengolahan data selesai. Dalam hal ini sementara data dikumpulkan, peneliti dapat mengolah dan melakukan analisis data secara bersamaan. Sebaliknya pada saat menganalisis data, peneliti dapat kembali lagi ke lapangan untuk memperoleh tambahan data yang dianggap perlu dan mengolahnya kembali.
Pada penelitian kualitatif, prosedur penelitaian tidak distandarisasi dan bersifat fleksibel. Jadi yang ada adalah petunjuk yang dapat dipakai, tetapi bukan aturan. Ada beberapa metode pengumpulan data yang dikenal dalam penelitian kualitatif, walaupun demikian bisa dikatakan bahwa metode yang paling pokok adalah pengamatan atau obserbasi dan wawancara mendalam atau in-depth interview. Observasi (pengamatan) yang dimaksud disini adalah “deskripsi secara sistematis tentang kejadian dan tingkah laku dalam setting social yang dipilih untuk diteliti” (Marshall & Rosman, 1989:79). Pengamatan dapat bervariasi mulai dari yang sangat terstuktur dengan catatan rinci mengenai tingkah laku sampai dengan deskripsi yang paling kabur tentang kejadian dan tingkah laku. Sedangkan wawancara mendalam adalah teknik pengumpulan data yang didasarkan pada percakapan secara intensif dengan suatu tujuan (Marshall & Rosman, 1989:82). Dalam hal melakukan wawancara mendalam, pertanyaan yang bersifat umum berdasarkan substansi setting atau berdasarkan kerangka konseptual.
Oleh karena tidak menggunakan instrument penelitian yang terstruktur dan baku, peranan peneliti yang melakukan penelitian kualitatif juga berfungsi sebagai instrument penelitian. Sehubungan dengan itu banyak hal yang perlu diperhatikan sebelum dan pada saat pengumpulan data, seperti mencari key informan yang akan dijadikan sumber informasi tentang orang-orang dan setting yang diteliti, mengadakan pendekatan-pendekatan serta menciptakan suasana yang ‘enak’ sebelum memulai suatu wawancara. Hasil pengamatan dan wawancara mendalam direkam dan dicatat secara sistematis.
Pengolahan data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan cara mengklasifikasi atau mengategorikan data berdasarkan beberapa tema sesuai fokua penelitiannya. Pengolahan data kualitatif ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan computer. Selanjutnya bila penelitian tersebut dimaksudkan untuk membentuk proposisi-proposisi atau teori, maka analisis data secara induktif dapat dilakukan melalui beberapa tahap (Taylor dan Bogdan, 1984:127) seperti yang dilakukan dalam grounded research sebagai berikut:

  1. Membuat definisi umum/sementara tentang gejala yang dipelajari.
  2. Rumuskan suatu hipotesis untuk menjelaskan gejala tersebut (hal ini dapat didasarkan pada data, penelitian lain, atau pemahaman dari peneliti sendiri).
  3. Pelajari satu kasus untuk melihat kecocokan antara kasus dan hipotesis.
  4. Jika hipotesis tidak menjelaskan kasus, rumuskan kembali hipotesis atau definisikan kembali gejala yang dipelajari.
  5. Pelajari kasus-kasus negatif untuk menolak hipotesis.
  6. Bila ditemui kasus-kasus negative, formulasikan kembali hipotesis atau definisikan kembali gejala.
  7. Lanjutkan sampai hipotesis benar-benar diterima dengan cara menguji kasus-kasus yang bervariasi.
4. Penyajian Data
Prinsip dasar penyajian data adalah membagi pemahaman kita tentang sesuatu hal pada orang lain. Oleh karena ada data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif berupa kata-kata dan tidak dalam bentuk angka, penyajian biasanya berbentuk uraian kata-kata dan tidak beupa table-tabel dengan ukuran statistik. Sering kali data disajikan dalam bentuk kutipan-kutipan langsung dari kata-kata terwawancara sendiri. Kata kata itu ditulis apa adanya dengan menggunakan bahasa asli informan (misalnya bahasa ibu, bahasa daerah, dan bahasa khusus) yang dalam penelitian kualitatif sering disebut sebagai “Transkrip”. Selain itu, hasil penelitian kualitatif juga dapat disajikan dalam bentuk life history, yaitu deskripsi tentang peristiwa dan pengalaman penting dari kehidupan atau beberapa bagian pokok dari kehidupan seseorang dengan kata-katanya sendiri.
3). Prosedur/ Proses Penelitian Kuantitatif
Proses yang secara umum terjadi dalam penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:
Pengamatan a  Hipotesis  a Pengumpulan Data  a   
Pengujian Hipotesis a Kesimpulan a Hukum/Teori/Prinsip a
Pengamatan  a Hipotesis a   ��

Dengan proses deduktif seperti ini, seorang peneliti kuantitatif akan bekerja di suatu sitem yang tertutup (closed system) di mana proses penelitian berjalan secara linear, algoritmik, dan output penelitian telah ditentukan sebelumnya.
Dengan logika berpikir seperti di atas, maka kita bisa mengerti bila jumlah bab dalam skripsi/tesis/disertasi adalah lima. Lima bab tersebut biasanya seperti berikut (tanpa menutup kemungkinan adanya variasi dari masing-masing perguruan tinggi).

Bab I : Permasalahan Penelitian
A : Latar Belakang
B : Pokok Permasalahan
C : Tujuan Penelitian
D : Manfaat Penelitian
  Bab II : Kerangka Teoritik
            A : Definisi Variabel-variabel
            B : Definisi Operasional Variabel
            C : Indikator
            D : Model Penelitian
            E : Pertanyaan Penelitian/Hipotesis 
  Bab III : Metodologi
A : Metode
B : Populasi-Sampel
C : Instrumentasi
D : Analisis Data
   Bab IV : Analisis Data Temuan
A : Deskripsi tentang Objek/Subjek Penelitian
B : Temuan dan Analisis
Bab V : Kesimpulan & Saran
A : Kesimpulan
B : Saran

Tetapi, sebagai catatan terakhir, perlu disinggung sedikit tentang desain penelitian kuantitatif. Tidak seperti desain penelitian kualitatif yang bersifat longgar dan fleksibel, desain penelitian kuantitatif sangat bersifat kaku dalam arti tidak mudah dirubah begitu selesai dibuat. Variabel-variabelnya jelas dan ditentukan dengan sangat hati-hati. Metodologinya di rancang sampai ke detil-detil terkecil. Tetapi isi desainnya sama saja dengan penelitian kualitatif (pokok permasalahan, kerangka teori, dan metodologi). Ingat dalam penelitian kualitatif, digunakan istilah fokus.
Karena itu, peneliti kuantitatif dituntut berpikir tajam dan spesifik sejak awal. Kesalahan kecil saja bisa mempengaruhi seluruh proses penelitian. Kadangkala peneliti kuantitatif harus menghabiskan waktu berbulan-bulan sebelum desain penelitiannya disetujui oleh dosen pembimbing untuk dilaksanakan di lapangan.


  • Sumber: Hendrarso, Emy Susanti. 2011. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

No comments:

Post a Comment