Nama : Muhammad Ali Akbar
Nim : 11422704
Jurusan : Ilmu Perpustakaan & Informasi Fakultas Adab dan Budaya Islam UIN Raden Fatah Palembang
1). Pengertian Penelitian
Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2006), penelitian kuantitatif
adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena
serta hubungan - hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah
mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan / atau
hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian
yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan
- hubungan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah
penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/ atau
hipotesis
yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini
memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan
ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Penelitian
kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu
sosial, dari fisika
dan biologi
hingga sosiologi
dan jurnalisme.
Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan.
Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk
membedakannya dengan penelitian kualitatif.
Penelitian
kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif
melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang
diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan
frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari
populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi
masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan
ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat
diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan
data ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.
Ukuran sampel
untuk survei oleh statistik dihitung dengan menggunakan rumusan untuk
menentukan seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi
untuk mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima. pada umumnya,
para peneliti mencari ukuran sampel yang akan menghasilkan temuan dengan
minimal 95% tingkat keyakinan (yang berarti bahwa jika Anda survei diulang 100
kali, 95 kali dari seratus, Anda akan mendapatkan respon yang sama) dan plus /
minus 5 persentase poin margin dari kesalahan. Banyak survei sampel dirancang untuk
menghasilkan margin yang lebih kecil dari kesalahan.
Beberapa
survei dengan melalui pertanyaan tertulis dan tes, kriteria yang sesuai untuk
memilih metode dan teknologi untuk mengumpulkan informasi dari berbagai macam
responden survei, survei dan administrasi statistik analisis dan pelaporan
semua layanan yang diberikan oleh pengantar komunikasi. Namun, oleh karena
sifat teknisnya metode pilihan pada survei atau penelitian oleh karena sifat
teknis, maka topik yang lain tidak tercakup dalam cakupan ini.
2). Tahapan Penelitian Kuantitatif
Pendekatan dan teori yang menjadi akar dari penelitian
kualitatif pada intinya memiliki cirri-ciri yang berbeda bila dibandingkan
dengan pendekatan dan teori yang menjadi akar dari penelitian kuantitatif. Oleh
karena itu, prosedur dan tahap-tahap yang harus dilalui untuk melakukan
penelitian kualitatif juga berbeda dari prosedur dan tahap-tahap penelitian
kuantitatif. Prosedur dan tahap-tahap yang harus dilalui apabila melakukan
kualitatif adalah sebagai berikut:
1.
Menetapkan
Fokus Penelitian
Prosedur
penelitian kualitatif mendasarkan pada logika berfikir induktif sehingga
perencanaan penelitiannya bersifat sangat fleksibel . Walaupun bersifat
fleksibel, penelitian kualitatif harus melalui tahap-tahap dan prosedur penelitian
yang telah ditetapkan. Sama halnya dengan penelitian kuantitatif, hal pertama
yang dilakukan sebelum memulai seluruh tahap penelitian kualitatif adalah
menetapkan research question. Research question yang dalam penelitian
kualitatif disebut sebagai “Fokus Penelitian”, adalah pertanyaan tentang
hal-hal yang ingin dicari jawabannya melalui penelitian tersebut.
Berbeda dengan penelitian kuantitatif, dalam penelitian
kualitatif tidak dirumuskan dan ditulis dalam format yang kaku. Format
penulisan fokus penelitian dalam penelitian kualitatif bisa sangat beragam dan
tidak harus dalam bentuk pertanyaan seperti halnya dalam penelitian
kuantitatif. Fokus penelitian dapat ditulis dengan berbagai bentuk, bahkan
sering kali fokus npenelitian ditulis dalam kalimat-kalimat yang meliputi
beberapa alinea. Perlu ditekankan di sini, walaupun fokus penelitian tidak
dirumuskan secara ketat dan dapat mengalami perubahan selama proses penelitian,
tetapi fokus penelitian harus ditetapkan pada awal penelitian karena fokus penelitian
berfungsi untuk “memberi batas” hal-hal yang akan diteliti. Fokus penelitian
berguna dalam memberikan arah selama proses penelitian , utamanya pada saat
pengumpulan data, yaitu untuk membedakan antara data mana yang relevan dengan
tujuan penelitian kita. Fokus penelitian ini selalu disempurnakan selama proses
penelitian dan bahkan memungkinkan untuk diubah pada saat berada di lapangan.
2.
Menetukan
Setting dan Subyek Penelitian
Sebagai sebuah metode penelitian yang bersifat holistic, setting
penelitian dalam penelitian kualitatif merupakan hal yang sangat penting dan
telah ditentukan ketika menetapkan fokus penelitian. Setting dan subyek
penelitian merupakan suatu kesatuan yang telah ditentukan sejak awak
penelitian. Setting penelitian ini menunjukkan komunitas yang akan
diteliti dan sekaligus kondisi fisik dan sosial mereka. Dalam penelitian
kualitatif, setting penelitian akan mencerminkan lokasi penelitian yang
langsung “melekat” pada fokus penelitian yang telah ditetapkan sejak awal. Setting
penelitian ini tidak dapat diubah kecuali fokus penelitiannya diubah. Hal
ini berbeda dengan penelitian kuantitatif yang baru menentukan lokasi
penelitian setelah ditetapkan beberapa hal sebelumnya, seperti research
question (rumusan masalah penelitian) populasi dan sampel.
Penelitian kualitatif tidak dimaksutkan untuk membuat
generalisasi dari hasil penelitian. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif
tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Subyek penelitian ini menjadi
informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses
penelitian. Informan penelitian ini meliputi beberapa macam, seperti: (1).
Informan Kunci (Key Informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki
berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, (2). Informan Utama,
yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi social yang diteliti, (3).
Informan Tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak
langsung terlibat dalam interaksi social yang diteliti.
3.
Pengumpulan
Data, Pengholahan Data, dan Analisis Data
Penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang
berkesinambungan sehingga tahap pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis
data dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian. Dalam penelitian
kualitatif pengolahan data tidak harus dilakukan setelah data terkumpul, atau
analisis data tidak mutlah dilakukan setelah pengolahan data selesai. Dalam hal
ini sementara data dikumpulkan, peneliti dapat mengolah dan melakukan analisis
data secara bersamaan. Sebaliknya pada saat menganalisis data, peneliti dapat
kembali lagi ke lapangan untuk memperoleh tambahan data yang dianggap perlu dan
mengolahnya kembali.
Pada penelitian kualitatif, prosedur penelitaian tidak
distandarisasi dan bersifat fleksibel. Jadi yang ada adalah petunjuk yang dapat
dipakai, tetapi bukan aturan. Ada beberapa metode pengumpulan data yang dikenal
dalam penelitian kualitatif, walaupun demikian bisa dikatakan bahwa metode yang
paling pokok adalah pengamatan atau obserbasi dan wawancara mendalam atau in-depth
interview. Observasi (pengamatan) yang dimaksud disini adalah “deskripsi
secara sistematis tentang kejadian dan tingkah laku dalam setting social
yang dipilih untuk diteliti” (Marshall & Rosman, 1989:79). Pengamatan dapat
bervariasi mulai dari yang sangat terstuktur dengan catatan rinci mengenai
tingkah laku sampai dengan deskripsi yang paling kabur tentang kejadian dan
tingkah laku. Sedangkan wawancara mendalam adalah teknik pengumpulan data yang
didasarkan pada percakapan secara intensif dengan suatu tujuan (Marshall &
Rosman, 1989:82). Dalam hal melakukan wawancara mendalam, pertanyaan yang
bersifat umum berdasarkan substansi setting atau berdasarkan kerangka
konseptual.
Oleh
karena tidak menggunakan instrument penelitian yang terstruktur dan baku,
peranan peneliti yang melakukan penelitian kualitatif juga berfungsi sebagai
instrument penelitian. Sehubungan dengan itu banyak hal yang perlu diperhatikan
sebelum dan pada saat pengumpulan data, seperti mencari key informan
yang akan dijadikan sumber informasi tentang orang-orang dan setting
yang diteliti, mengadakan pendekatan-pendekatan serta menciptakan suasana yang
‘enak’ sebelum memulai suatu wawancara. Hasil pengamatan dan wawancara mendalam
direkam dan dicatat secara sistematis.
Pengolahan data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan
cara mengklasifikasi atau mengategorikan data berdasarkan beberapa tema sesuai
fokua penelitiannya. Pengolahan data kualitatif ini juga dapat dilakukan dengan
menggunakan computer. Selanjutnya bila penelitian tersebut dimaksudkan untuk
membentuk proposisi-proposisi atau teori, maka analisis data secara induktif
dapat dilakukan melalui beberapa tahap (Taylor dan Bogdan, 1984:127) seperti
yang dilakukan dalam grounded research sebagai berikut:
- Membuat definisi umum/sementara tentang gejala yang dipelajari.
- Rumuskan suatu hipotesis untuk menjelaskan gejala tersebut (hal ini dapat didasarkan pada data, penelitian lain, atau pemahaman dari peneliti sendiri).
- Pelajari satu kasus untuk melihat kecocokan antara kasus dan hipotesis.
- Jika hipotesis tidak menjelaskan kasus, rumuskan kembali hipotesis atau definisikan kembali gejala yang dipelajari.
- Pelajari kasus-kasus negatif untuk menolak hipotesis.
- Bila ditemui kasus-kasus negative, formulasikan kembali hipotesis atau definisikan kembali gejala.
- Lanjutkan sampai hipotesis benar-benar diterima dengan cara menguji kasus-kasus yang bervariasi.
4.
Penyajian Data
Prinsip dasar penyajian data adalah membagi pemahaman kita
tentang sesuatu hal pada orang lain. Oleh karena ada data yang diperoleh dalam
penelitian kualitatif berupa kata-kata dan tidak dalam bentuk angka, penyajian
biasanya berbentuk uraian kata-kata dan tidak beupa table-tabel dengan ukuran
statistik. Sering kali data disajikan dalam bentuk kutipan-kutipan langsung
dari kata-kata terwawancara sendiri. Kata kata itu ditulis apa adanya dengan
menggunakan bahasa asli informan (misalnya bahasa ibu, bahasa daerah, dan
bahasa khusus) yang dalam penelitian kualitatif sering disebut sebagai
“Transkrip”. Selain itu, hasil penelitian kualitatif juga dapat disajikan dalam
bentuk life history, yaitu deskripsi tentang peristiwa dan pengalaman
penting dari kehidupan atau beberapa bagian pokok dari kehidupan seseorang
dengan kata-katanya sendiri.
3).
Prosedur/ Proses
Penelitian Kuantitatif
Proses yang secara umum terjadi dalam penelitian
kuantitatif adalah sebagai berikut:
Pengamatan a Hipotesis a Pengumpulan
Data a
Pengujian
Hipotesis a Kesimpulan a Hukum/Teori/Prinsip
a
Pengamatan a Hipotesis a ��
Dengan proses deduktif seperti ini, seorang peneliti
kuantitatif akan bekerja di suatu sitem yang tertutup (closed system) di
mana proses
penelitian berjalan secara linear, algoritmik, dan output penelitian
telah ditentukan sebelumnya.
Dengan logika berpikir seperti di atas, maka kita bisa
mengerti bila jumlah bab dalam skripsi/tesis/disertasi adalah lima. Lima bab tersebut
biasanya seperti berikut (tanpa menutup kemungkinan adanya variasi
dari masing-masing perguruan tinggi).
Bab I :
Permasalahan Penelitian
A : Latar Belakang
B : Pokok Permasalahan
C : Tujuan
Penelitian
D : Manfaat
Penelitian
Bab II : Kerangka Teoritik
A : Definisi Variabel-variabel
B : Definisi Operasional Variabel
C : Indikator
D : Model Penelitian
E : Pertanyaan Penelitian/Hipotesis
Bab III : Metodologi
A : Metode
B : Populasi-Sampel
C :
Instrumentasi
D : Analisis Data
Bab IV : Analisis Data Temuan
A : Deskripsi tentang
Objek/Subjek Penelitian
B : Temuan dan Analisis
Bab V : Kesimpulan & Saran
A :
Kesimpulan
B : Saran
|
Tetapi,
sebagai catatan terakhir, perlu disinggung sedikit tentang desain penelitian
kuantitatif. Tidak seperti desain penelitian kualitatif yang bersifat �longgar�
dan �fleksibel�,
desain penelitian kuantitatif sangat bersifat �kaku�
dalam arti tidak mudah dirubah begitu selesai dibuat. Variabel-variabelnya
jelas dan ditentukan dengan sangat hati-hati. Metodologinya di rancang sampai
ke detil-detil terkecil. Tetapi isi desainnya sama saja dengan penelitian
kualitatif (pokok permasalahan, kerangka teori, dan metodologi). Ingat dalam
penelitian kualitatif, digunakan istilah �fokus�.
Karena
itu, peneliti kuantitatif dituntut berpikir tajam dan spesifik sejak awal.
Kesalahan kecil saja bisa mempengaruhi seluruh proses penelitian. Kadangkala
peneliti kuantitatif harus menghabiskan waktu berbulan-bulan sebelum desain
penelitiannya disetujui oleh dosen pembimbing untuk dilaksanakan di lapangan.
- Sumber: Hendrarso, Emy Susanti. 2011. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
No comments:
Post a Comment