Tuesday 21 January 2014

Instrumen penelitian



PENDAHULUAN

Pada umumnya penelitian akan berhasil apabila banyak menggunakan instrumen, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen. Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-butul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagai datanya. Data yang salah atau tidak menggambarkan data empiris bisa menyesatkan peneliti, sehingga kesimpulan penelitian yang ditarik/dibuat oleh peneliti bisa keliru. Maka dalam hal ini memerlukan Instrumen penelitian. Banyak jenis instrumen yang diperlukan dalam penelitian dan dapat kita gunakan dengan baik hal ini tentunya memerlukan pemahaman terhadap jenis instrumen penelitian dan berikut kita rumuskan masalah yang dikaji:
Rumusan masalah:
1.      Apa Instrumen Penelitian ?
2.      Apa Saja Jenis-Jenis Instrumen Penelitian ?
3.      Bagaimana Penyusunan Instrument ?
4.      Bagaimana Pengadaan Instrumen, Keampuhan Instrumen ?
5.       Apa Skala Pengukuran ?








INSTRUMEN PENELITIAN


A.    Pengertian Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam yang diamati. Dan digunakan untuk mengukur nialai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitain akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti, bila variabelnya lima, maka jumlah instrumennya yang digunakan untuk penelitian juga lima.[1]
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dan mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti l;ebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah di olah. Variasi jenis instrumen penelitian adalah angket, ceklis (check-lish) atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan.[2] 
Instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam sudah banyak tersedia dan telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Variabel-variabel dalam ilmu alam misalnya panas, maka instrumennya adalah calorimeter, variabel suhu maka instrumennya adalah thermometer, variabel panjang maka instrumennya mistar (meteran), dan lain-lainnya.[3]
Instrumen biasanya dipakai untuk menjelaskan macam-macam alat musik. Sedangkan untuk kegiatan penelitian orang juga menggunakan istilah instrumen, tetapi arti konsep insrtumen dalam penelitian adalah alat ukur. Yaitu dengan instrumen penelitian ini dapat dikumpulkan data sebagai alat untuk menyatakan besaran atau presentase serta lebih kurangnya dalam bentuk kuantitatif atau kualitatif. Sehingga dengan menggunakan instrumen yang dipakai tersebut berguna sebagai alat, baik untuk mengumpulkan dan maupun bagi pengukurnya.[4]
Dari beberapa pengertian instumen penelitian diatas Jadi kelompok  kami menyimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mempermudah seseorang untuk mengumpulkan data dan penelitiannya. seperti soal tes, rambu-rambu pertanyaan, angket dan lail-lainnya, Sehingga hasilnya lebih baik dan sistematis.
B.     Jenis-Jenis Instrumen Dan Panduan Penelitian
Banyak para ahli menyebutkan jenis instrumen penelitian misalnya menurut Suharsini Arikunto,[5] tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
a.      Instrumen (Alat) Tes.
Macam-macam Instrumen tes yaitu:
1.      Tes kepribadian yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang. Yang diukur bisa self-concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus,dll.
2.      Tes bakat yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.
3.      Tes intelegensi yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
4.      Tes sikap yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
5.      Tes minat yaitu alat untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
6.      Tes prestasi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
Sedangkan menurut Soetarlina Sukadji,[6] macam tes meliputi: tes prestasi, tes keperibadian, dan tes bakat.  Jadi pada dasarnya sama mengenai macam tes tersebut, dan dapat kita simpulkan macam tes ini meliputi: Tes keperibadian, tes bakat, tes intelegensi, tes sikap, tes minat, dan tes prestasi. Macam tes tersebut dapat digunakan untuk pengukuran dalam penelitian, misalnya tes keperibadian dirancang untuk mengukur karakteristik individu dalam sejumlah dimensi dan untuk mengukur perasaan dan sikap terhadap diri sendiri, orang lain dan berbagai macam aktivitas, lembaga dan situasi.
b.      Instrumen Nontest
Instrumen Nontest terdiri dari:
1.      Kuesioner atau Angket
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dipandang dari bentuknya maka ada 4:
a) Kuesioner pilihan ganda
b) Kuesioner isian
c) Check list yaitu responden tinggal membubuhkan tanda check(√)
d) Rating-scale yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat setuju.
Keuntungan kuesioner :
a) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
b) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
c) Dapat dijawab oleh responden menurut waktu senggang responden.
Kelemahan kuesioner :
a) Seringkali sukar dicari validitasnya
b) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
c)  Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahka kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.
2.      Interview (Panduan Wawancara)
Interview yang sering disebut juga dengan wawancara atau kuesioer lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Interview digunakan oleh peneliti untuk meneliti keadaan seseorang misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.
Ditinjau dari pelaksanaannya, maka interview dibedakan atas :
a) Interview bebas di mana pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan.
b) Interview terpimpin di mana pewawancara deng membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci.
c) Interview bebas terpimpin yaitu antara kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin.

Keunggulan teknik interview adalah:
a)  Peneliti memiliki peluang atau kesempatan memeperoleh respon atau jawaban yang relatif tinggi dari responden
b)  Peneliti dapat memebantu menjelaskan lebih, jika ternyata responden mengalami kesulitan menjawab yang diakibatkan ketidak jelasan pertanyaan
c)  Peneliti dapat mengontrol jawaban responden secara lebih teliti dengan mengamati reaksi atau tingkah laku yang diakibatkan oleh pertanyaan dalam proses interview          
d) Peneliti dapat memperoleh informasi yang tidak dapat diungkapkan dengan cara kuesioner ataupun observasi.
3.      Panduan Opservasi
Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Apa yang di katakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Di dalam artian penelitian observasi dapat dilakuka dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.
Observasi dapat di bagi menjadi 2 jenis yaitu:
a) Observasi non-sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tiak menggunakan instrumen pengamatan.
b)  Observasi sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman ebagai instrumen pengamatan.
Sedangkan observasi dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a) Sign system digunakan sebagai instrumen pengamatan situasi pengajaran sebagai sebuah potret sesuai pengajaran. Instrumen tersebut berisi sederetan sub-variabel. Misalnya gur menerangkan, guru menulis di papan tulis, guru bertanya kepada kelompok, guru bertanya kepada seorang anak, guru menjawab, murid berteriak,dsb. Setelah pengamatan dalam satu periode tertentu misalnya5 menit, semua kejadian yang telah muncul di cek. Kejadian yang muncul lebih ari satu kali dalam satu periode pengamatan, hanya di cek satu kali. Dengan demikian akan diperoeh gambar tentang apa kejadian yang muncul dalam situasi pengajaran.
b) Category system adalah sistem pengamatan yang membatasi pada sejumlah variabel misalnya pengamatan ingin mengetahui keaktivan atau partisipasi murid dalam proes belajar-mengajar. Dalam hal ini pengamat hanya memperhatikan kejadian-kejadian yang masuk ke dalam kategori keaktifan atau partisipasi murid misalnya : murid bertanya, murid berdebat dengan guru, murid membahas pertanyaan, dsb.
Dalam penelitian pendidikan, pengambilan data dengan menggunakan metode observasi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a) Observasi terbuka, yaitu pada posisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan tugasnya di tengah-tengah kegiatan responden diketahui secara terbuka, sehingga antara responden dengan peneliti terjadi interaksi secara langsung.
b)  Observasi tertutup, yaitu pada kondisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan misinya, yaitu mengambil data dari responden, tidak diketahui responden yang bersangkutan.
c)   Observasi tidak langsung, yaitu pada kondisi inipeneliti dapat melakukan pengambilan data dari responden walaupun mereka tidak hadir secara langsung di tengah-tengah responden.
4.      Panduan Dokumentasi
Dalam uraian tentang studi pendahulan, telah disinggung pula bahwa sebagai objek yang diperhatikan (ditatap) dalam memperoleh informasi, kita memperhatikan tiga macam sumber, yaitu tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau orang (people). Dalam mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan inilah kita telah menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dsb.
Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan:
a)  Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya.
b)  Check-list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya.dalam hal ini peneliti tinggal memberikan tanda atau tally setiap pemunculan gejala yang dimaksud.
Sedangkan menurut Mardalis,[7] Jenis Instrumen Penelitian hampir sama, tapi beliau tidak menggolongkan Instrumen Tes / Instrumen Nontes dan hanya mempunyai jenis Instrumen seperti: Observasi, Wawancara/ Interviu, Angket/ kuesioner dan Pengukuran langsung.
Pengukuran lansung sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengukur orang/objek yang dipelajari atau diamati denagan mengunakan berbagai macam alat ukur sesuai dengan objeknya, kemudian hasil pengukuran tersebut dicatat satu persatu. Kumpulan catatan tersebut nantinya menjadi kumpulan data yang akan memberikan informasi yang dibutuhkan.
C.    Penyusunan instrument
Kisi-kisi instrumen samadengan peta instrumen yaitu panduan atau gambaran instrumen atau jalan pintasnya. Dalam hal ini peneliti perlu menyusun sebuah rancanngan penyusunan instrumen yang dikenal dengan istilah “kisi-kisi”. Menurut pengertiannya kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusunan instrument menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil, metode yang digunakan dan instrumennya yang disusun.
Ada dua kisi-kisi  yang harus disusun oleh seorang peneliti sebelum menyusun instrumen, yaitu:
1.      Kisi-kisi umum adalah kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan semua
variabel yang akan diukur, dilengkapi dengan semua kemungkinan sumber data, semua metode dan instrumen yang mungkin dapat dipakai. Yang termuat di dalam kisi-kisi umum ini baru rancangan ideal. Tentang apakah semua sumber data, metode, dan insrtumen tetap akan dipakai atau tidak, tergantung dari ketepatan menurut pertimbangan peneliti.
2.    Kisi-kisi khusus adalah kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan rancangan butir-butir yang akan disusun untuk sesuatu instrument.[8] Sebagai contoh misalnya variabel penelitiannya “tingkat kekayaan” indikator kekayaannya misalnya: rumah, kendaraan tempat belanja, pendidikan, jenis makanan yang sering dimakan, jenis olahraga yang dilakukan dan sebagainya. Untuk indikator rumah, bentuk pertanyaannya misalnya : 1) berapa jumlah rumah, 2) dimana letak rumah, 3) berapa luas masing-masing rumah, 4) bagaimana kualitas bangunan rumah dan sebagainya. Untuk bisa menetapkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti, maka diperlukan wawasan yang luas dan mendalam tentang variabel yang diteliti, dan teori-teori yang mendukungnya. Penggunaan teori untuk menyusun instrumen harus secermat mungkin agar diperoleh indikator yang valid.[9]
Contoh kisi-kisi hubungan antara sumber data, metode dan instrumen pengumpulan data adalah sebagai berikut:

Variable
Sumber data
Metode
Instrument
Kualitas
Guru
Mengajar
-          Guru sebagai pelaku
-          Kegiatan
-          Siswa yang mengalami
-          Wawancara


-          Pengamatan
-          Angket/wawancara

-          Pedoman wawancara

-          Ceklis
-          Angket dan pedoman wawancara
Kwalitas
siswa
belajar
-          Siswa sebagai pelaku
-          Kegiatan
-          Guru yang menangani
-          angket/wawancara


-          pengamatan
-          wawancara

-          angket dan pedoman wawancara

-          ceklis
-          pedoman wawancara
isi/ hasil   
pelajaran
-          buku catatan siswa

-          siswa
-          daftar nilai
-          dokumentasi


-          tes
-          dokumentasi
-          ceklis berisi rambu-rambu
-          soal tes
-          daftar
kondisi ruang/ sarana
-          ruang kelas
-          pengamatan
-          ceklis

Tabel 1
            Langkah sesudah kisi-kisi seperti ini terisi adalah mendaftar jenis-jenis instrumen yang terdapat pada kolom “instrument” jika ternyata:
1.      Terlalu banyak jenis instrumennya yang diperlikan
2.    Ada instrument yang tidak efisien, artinya hanya diperlukan untuk mengumpulkan sedikit data, maka peneliti harus memilih hanya beberapa instrument yang memang sangat perlu saja. Dalam hal ini mungkin:
a.       Peneliti harus mengubah metode untuk beberapa sumber data, misalnya dari angket menjadi wawancara (karena pertanya-annya ternyata terlalu sedikit.
b.      Peneliti terpaksa mengurangi sumber data, dan mengambil data dimaksud dari sumber lain yang dipilih.
Jika pekerjaan ini sudah selesai, langkah selanjudnya adalah membuat kisi-kisi khusus untuk setiap instrumen, dengan kolom sebagai berukut. Berikut Contoh Kisi-kisi untuk siswa[10]

Variabel penelitian
Indikator
Nomor pertanyaan
Kualitas guru mengajar



Dan seterusnya
-          Kejelasan menerangkan
-          Pemberian contoh
-          Penggunaan media
-          Interaksi dengan siswa
1

2
3
4

Tabel 2





Contoh  judul penelitian dan instumen yang dikembangakan
Judul penelitian:
GAYA DAN SITUASI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SERTA PENGARUHNYA TERHADAP IKLIM KERJA ORGANISASI SEKOLAH
Judul tersebut terdiri atas dua variabel independen dan satu dependen. Masing-masing instrumennya adalah:
1.      Instrumen untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan
2.      Instrumen untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan
3.      Instrumen untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi
Supaya penyusunan instrumen lebih sistematis, sehingga mudah untuk dikontrol, dikoreksi, dan dikonsultasikan pada orang ahli, maka sebelum instrumen disusun menjadi item-item instrument maka perlu dibuat kisi-kisi instrumen sepeti pada contoh diatas.
Selanjudnya untuk menyusun item-item instrumen maka indikator pada variabel yang akan diteliti dijabarkan menjadi item-item instrument. Item-item instrumen harus disusun dengan bahasa yang jelas sehingga semua pihak yang berkepentingan tahu apa yang dimaksud dalam item instrumen tersebut. Indikator-indikator variabel itu sering disebut “construct” dari suatu instrumen, yang dalam pembuatannya diperlukan berbagai konsep dan teori serta hasil penelitian yang memadai.
Berikut ini diberikan contoh instrument yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel gaya kepemimpinan, situasi kepemimpinan dan iklim kerja organisasi dari suatu populasi penelitian (misalnya unit kerja tertentu). Item-item setiap instrument merupakan muatan atau penjabaran dari indikator variabel yang diteliti.[11]
D.    Pengadaan Instrumen
Apapila sudah tersedia instrument yang tersandar, maka peneliti boleh meminjam dan menggunakan untuk mengumpulkan data. Beberapa instrument yang sudah di standardisasikan antara lain: tes inteligensi, tes minat, tes kemampuan dasar (tes bakat), tes kepribadian, dan beberapa tesprestasi belajar. Prosedur yang ditempuh dalam pengadaan instrumen yang baik adalah:
1.      Perencanaan meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, kategorisasi variabel. Untuk tes, langkah ini meliputi perumusan tujuan dan pembuatan tabel spesifikasi.
2.      Penulisan butir soal, atau item kuesioner, penyusunan skala, penyusunan pedoman wawancara.
3.      Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan, surat pengantar, kunci jawaban, dll.
4.      Uji-coba, baik dalam skala kecil maupun besar.
5.      Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saran-saran,dsb.
6.      Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dengan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji-coba.
Tujuan uji coba dengan persyaratan jumlah subjek yang berbeda. Uji coba dengan manajerial dan substansial. Uji coba ini lebih menitikberatkan pada segi teknis. Peneliti menyebutkan tujuan uji coba adalah:
1.         Untuk mengetahui tingkat keterpahaman instrumen, apakah responden tidak menemui kesulitan dalam menangkap maksud peneliti.
2.         Untuk mengetahui teknik paling efektif
3.         Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam mengisi angket.
4.         Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera di dalam angket sudah memadai dan cocok dengan keadaan di lapangan dan uji coba untuk tujuan keandalan instrumen.
E.     Keampuhan Instrumen
Salah satu faktor yang mempengaruhi validitas hasil penelitian adalah kualitas instrument yang digunakan untuk mengambil data. Peneliti harus berusaha menyusun instrument agar diperoleh instrument yang ampuh. Keampuhan instrument ditentukan oleh dua hal, yaitu tingkat validitas dan tingkat reliabilitasnya.
1.      Validitas instrument penelitian.
Validitas adalah ukuran tingkat keshahihan (keabsahan) suatu instrmen. Suatu instrument yang valid memiliki tingkat keshahihan yang tinggi. suatu instrument dikatan valid jika instrument tersebut benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Empat katagori yang diusulkan oleh APA (America Psychologocal Association) sebagaimana yang dikutip Surapranata (2005:50) adalah sebagai berikut:
a) Validitas isi, yaitu suatu instrument dikatakan valid jika sesuai standar isi kurikulum yang berlaku.
b) Validitas konstruk, yaitu validitas yang didasarkan pada kesesuaian instrument dengan konstruksi teoritik di mana instrument itu dibuat
c) Validitas prediktif, yaitu validitas yang didasarkan pada kemamapuan instrument tersebut memprediksi hal-hal yang akan terjadi di masa-masa yang akan datang terkait dengan variable yang diukur atau diungkap
d) Validitas konkuren, yaitu validitas yang didasarkan pada kesesuaiannya dengan hasil pengukuran insstrumen lain yang terkait dengan variable yang dilibatkan.
Menurut pengujiannya, validitas instrument dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
a) Validitas internal, yaitu validitas yang didasarkan pada kesesuainantara bagian-bagian dari instrument terhadap instrument secara keseluruhan.
b) Validitas eksternal, yaitu validitas yang didasarkan pada data-data atau informasi lain yang terkait dengan variabel yang diukur dan yang dihasilkan oleh instrument-instrumen lain.
1.      Reliabilitas instrument
Reliabilitas adalah suatu ukuran tingkat keajagan, tingkat kehandalan, atau tingkat ketidak percayaan suatu instrument. Suatu instrument dikatakan reliabel jika instrument itu memiliki reliabilitas yang tinggi.
Ditinjau dari cara pengujiannya, reliabilitas dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Reliabilitas internal, yaitu reliabilitas instrument yang didasarkan pada hasil pencocokan antar bagian-bagian dari hasil tes. Pengujian relibialitas ini dilakukan dengan hanya mengadakan satu kali pengetesan atau uji coba.
b) Reliabilitas eksternal, yaitu reliabilitas instrument yang didasarkan pada hasil pencocokan terhadap hasil tes yang berbeda, baik dari instrument yang sam atau dengan instrument lainnya. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan hanya mengadakan satu kali pengetesa atau uji coba.


KESIMPULAN

Mengenai Instrumen penelitian yang dibahas di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan Instrumen memerlukan langkah berikut:
a) Analisis variabel penelitian yakni mengkaji variabel menjadi subpenelitian sejelas-jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang diinginkan peneliti.
b) Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel/ subvariabel/ indikator-indikatornya.
c) Peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang dibutuhkan. Abilitas dimaksudkan adalah kemampuan yang diharapkan dari subjek yang diteliti.misalnya kalau diukur prestasi belajar, maka abilitas prestasi tersebut dilihat dari kemampuan subjek dalam hal pengenalan, pemahaman, aplikasi analisis, sintesis, evaluasi.
d) Peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkn dalam kisi-kisi. Jumlah pertanyaan bisa dibuat dari yang telah ditetapkan sebagai item cadangan. Setiap item yang dibuat peneliti harus sudah punya gambaran jawaban yang diharapkan. Artinya, prakiraan jawaban yang betul/diinginkan harus dibuat peneliti.
e) Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi intrumen, misalnya membuang instrumen yang tidak perlu, menggantinya dengan item yang baru, atau perbaikan isi dan redaksi/bahasanya. Bagaimana uji coba validitas dan reliabilitas akan dibahas lebih lanjut. Instrumen penelitian meliputi: Instrumen Tes, Instrumen Nontest: Kuesioner atau Angket, Interview, Observasi, Dokumentasi dan pengukuran langsung.

Jadi untuk mengumpulkan data, paradigma ilmiah memanfaatkan tes tertulis (tes-pensil-kertas) atau kuesioner atau menggunakan alat fisik lainnya seperti poligraf, dsb. Pencari tahu alamiah dalam pengumpulan data lebih banyak bergantung pada dirinya sebagai alat pengumpulan data. Hal itu mungkin disebabkan oleh sukarnya mengkhususkan secara tepat pada apa yang akan teliti. Di samping itu, orang-sebagai-instrumen memiliki senjata ”dapat-memutuskan” yang secara luwes dapat digunakannya. Ia senantiasa dapat menilai keadaan dapat dan dapat mengambil keputusan.
Dalam penelitian kuantitatif, membuat instrumen penelitian, menentukan hipotesis benar-benar digunakan dalam kegiatan penelitian. Karena dalam penelitian kuantitatif, instrument untuk keperluan pengumpulan data harus dibuat terlebih dahulu secara matang untuk melengkapiproposal penelitian yang besok akan diajukan.















DAFTAR PUSTAKA



Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Firdanramadhan, Intrumen Penelitian,
Mardalis. 2010. Metode Penelitian: suatu pendekatanproposal. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. 2013.  Metode Penelitian Pendidkan: pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.  
Sukadji, Soetarlina. 2000. Menyusun dan Mengevalasi Laporan Penelitian. Jakarta: UI.








                                                                                                       


[1]Sugiyono, Metode Penelitian Pendidkan: pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D (Bandung:Alfabeta, 2013), h. 133
[2]Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 160
[3] Sugiyono, Op. Cit.  h.148
[4] Mardalis, Metode Penelitian: suatu pendekatanproposal (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 60  
[5]Suharsini Arikunto. Prosedur Penelitian, (Jakarta : PT Rineka Cipta.2002). h. 127
[6] Soetarlina Sukadji, Menyusun dan Mengevalasi Laporan Penelitian, (Jakarta: UI, 200) h. 20
[7] Mardalis, Op. Cit. h. 62-69
[8]  Suharsimi Arikunto, Op. Cit.  h.162-163

[9]  Sugiyono, Op. Cit. h.149

[10]  Suharsimi Arikunto, Op. Cit. h. 163-164

[11] Sugiyono, Op. Cit. h. 159-160