PENDAHULUAN
Pada umumnya penelitian akan berhasil apabila banyak
menggunakan instrumen, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan
penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen.
Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-butul dirancang dan dibuat
sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagai datanya. Data yang
salah atau tidak menggambarkan data empiris bisa menyesatkan peneliti, sehingga
kesimpulan penelitian yang ditarik/dibuat oleh peneliti bisa keliru. Maka dalam
hal ini memerlukan Instrumen penelitian. Banyak jenis instrumen yang diperlukan
dalam penelitian dan dapat kita gunakan dengan baik hal ini tentunya memerlukan
pemahaman terhadap jenis instrumen penelitian dan berikut kita rumuskan masalah
yang dikaji:
Rumusan masalah:
1. Apa Instrumen
Penelitian ?
2. Apa Saja Jenis-Jenis Instrumen Penelitian ?
3. Bagaimana
Penyusunan Instrument ?
4.
Bagaimana Pengadaan Instrumen, Keampuhan Instrumen ?
5.
Apa Skala Pengukuran ?
INSTRUMEN PENELITIAN
A.
Pengertian
Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam yang diamati. Dan digunakan untuk mengukur nialai
variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan
untuk penelitain akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti, bila
variabelnya lima, maka jumlah instrumennya yang digunakan untuk penelitian juga
lima.[1]
Instrumen penelitian adalah alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dan mengumpulkan data agar pekerjaannya
lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti l;ebih cermat, lengkap dan
sistematis sehingga lebih mudah di olah. Variasi jenis instrumen penelitian
adalah angket, ceklis (check-lish) atau daftar centang, pedoman wawancara,
pedoman pengamatan.[2]
Instrumen-instrumen
yang digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam sudah banyak tersedia
dan telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Variabel-variabel dalam ilmu
alam misalnya panas, maka instrumennya adalah calorimeter, variabel suhu
maka instrumennya adalah thermometer, variabel panjang maka instrumennya
mistar (meteran), dan lain-lainnya.[3]
Instrumen
biasanya dipakai untuk menjelaskan macam-macam alat musik. Sedangkan untuk kegiatan penelitian
orang juga menggunakan istilah instrumen, tetapi arti konsep insrtumen dalam
penelitian adalah alat ukur. Yaitu dengan instrumen penelitian ini dapat
dikumpulkan data sebagai alat untuk menyatakan besaran atau presentase serta
lebih kurangnya dalam bentuk kuantitatif atau kualitatif. Sehingga dengan menggunakan
instrumen yang dipakai tersebut berguna sebagai alat, baik untuk mengumpulkan
dan maupun bagi pengukurnya.[4]
Dari
beberapa pengertian instumen penelitian diatas Jadi kelompok kami menyimpulkan bahwa instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan untuk mempermudah seseorang untuk mengumpulkan
data dan penelitiannya. seperti soal tes, rambu-rambu pertanyaan, angket dan lail-lainnya,
Sehingga hasilnya lebih baik dan sistematis.
B.
Jenis-Jenis Instrumen Dan Panduan Penelitian
Banyak para ahli menyebutkan jenis instrumen
penelitian misalnya menurut Suharsini Arikunto,[5] tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
a.
Instrumen (Alat) Tes.
Macam-macam Instrumen tes yaitu:
1. Tes kepribadian yaitu tes yang digunakan untuk
mengungkap kepribadian seseorang. Yang diukur bisa self-concept, kreativitas,
disiplin, kemampuan khusus,dll.
2. Tes bakat yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau
mengetahui bakat seseorang.
3. Tes intelegensi yaitu tes yang digunakan untuk
mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang
dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur
intelegensinya.
4. Tes sikap yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan
pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
5. Tes minat yaitu alat untuk menggali minat seseorang
terhadap sesuatu.
6. Tes prestasi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
Sedangkan menurut Soetarlina Sukadji,[6] macam
tes meliputi: tes prestasi, tes keperibadian, dan tes bakat. Jadi pada dasarnya sama mengenai macam tes
tersebut, dan dapat kita simpulkan macam tes ini meliputi: Tes keperibadian,
tes bakat, tes intelegensi, tes sikap, tes minat, dan tes prestasi. Macam tes
tersebut dapat digunakan untuk pengukuran dalam penelitian, misalnya tes
keperibadian dirancang untuk mengukur karakteristik individu dalam sejumlah
dimensi dan untuk mengukur perasaan dan sikap terhadap diri sendiri, orang lain
dan berbagai macam aktivitas, lembaga dan situasi.
b.
Instrumen Nontest
Instrumen Nontest terdiri dari:
1. Kuesioner atau Angket
Kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner
dipandang dari bentuknya maka ada 4:
a) Kuesioner pilihan
ganda
b) Kuesioner isian
c) Check list yaitu
responden tinggal membubuhkan tanda check(√)
d) Rating-scale yaitu
sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan
misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat setuju.
Keuntungan kuesioner :
a) Tidak memerlukan
hadirnya peneliti.
b) Dapat dibagikan
secara serentak kepada banyak responden.
c) Dapat dijawab oleh
responden menurut waktu senggang responden.
Kelemahan kuesioner :
a) Seringkali sukar
dicari validitasnya
b) Walaupun dibuat
anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak
betul atau tidak jujur.
c) Waktu
pengembaliannya tidak bersama-sama, bahka kadang-kadang ada yang terlalu lama
sehingga terlambat.
2.
Interview
(Panduan Wawancara)
Interview yang sering
disebut juga dengan wawancara atau kuesioer lisan adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
Interview digunakan oleh peneliti untuk meneliti keadaan seseorang misalnya
untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua,
pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.
Ditinjau dari
pelaksanaannya, maka interview dibedakan atas :
a) Interview bebas di
mana pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa
yang akan dikumpulkan.
b) Interview terpimpin
di mana pewawancara deng membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci.
c) Interview bebas
terpimpin yaitu antara kombinasi antara interview bebas dan interview
terpimpin.
Keunggulan teknik interview
adalah:
a) Peneliti
memiliki peluang atau kesempatan memeperoleh respon atau jawaban yang relatif
tinggi dari responden
b) Peneliti dapat
memebantu menjelaskan lebih, jika ternyata responden mengalami kesulitan
menjawab yang diakibatkan ketidak jelasan pertanyaan
c) Peneliti dapat
mengontrol jawaban responden secara lebih teliti dengan mengamati reaksi atau
tingkah laku yang diakibatkan oleh pertanyaan dalam proses interview
d) Peneliti dapat
memperoleh informasi yang tidak dapat diungkapkan dengan cara kuesioner ataupun
observasi.
3.
Panduan
Opservasi
Di dalam pengertian
psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi
kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh
alat indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, peraba, dan pengecap. Apa yang di katakan ini sebenarnya adalah
pengamatan langsung. Di dalam artian penelitian observasi dapat dilakuka dengan
tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.
Observasi dapat di bagi
menjadi 2 jenis yaitu:
a) Observasi
non-sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tiak menggunakan instrumen
pengamatan.
b) Observasi sistematis
yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman ebagai instrumen
pengamatan.
Sedangkan observasi
dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a) Sign system
digunakan sebagai instrumen pengamatan situasi pengajaran sebagai sebuah potret
sesuai pengajaran. Instrumen tersebut berisi sederetan sub-variabel. Misalnya
gur menerangkan, guru menulis di papan tulis, guru bertanya kepada kelompok,
guru bertanya kepada seorang anak, guru menjawab, murid berteriak,dsb. Setelah
pengamatan dalam satu periode tertentu misalnya5 menit, semua kejadian yang
telah muncul di cek. Kejadian yang muncul lebih ari satu kali dalam satu
periode pengamatan, hanya di cek satu kali. Dengan demikian akan diperoeh
gambar tentang apa kejadian yang muncul dalam situasi pengajaran.
b) Category system
adalah sistem pengamatan yang membatasi pada sejumlah variabel misalnya
pengamatan ingin mengetahui keaktivan atau partisipasi murid dalam proes
belajar-mengajar. Dalam hal ini pengamat hanya memperhatikan kejadian-kejadian
yang masuk ke dalam kategori keaktifan atau partisipasi murid misalnya : murid
bertanya, murid berdebat dengan guru, murid membahas pertanyaan, dsb.
Dalam penelitian pendidikan,
pengambilan data dengan menggunakan metode observasi dapat dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu:
a) Observasi terbuka,
yaitu pada posisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan tugasnya di
tengah-tengah kegiatan responden diketahui secara terbuka, sehingga antara
responden dengan peneliti terjadi interaksi secara langsung.
b) Observasi tertutup,
yaitu pada kondisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan misinya, yaitu
mengambil data dari responden, tidak diketahui responden yang bersangkutan.
c) Observasi
tidak langsung, yaitu pada kondisi inipeneliti dapat melakukan pengambilan data
dari responden walaupun mereka tidak hadir secara langsung di tengah-tengah
responden.
4.
Panduan
Dokumentasi
Dalam uraian tentang studi
pendahulan, telah disinggung pula bahwa sebagai objek yang diperhatikan
(ditatap) dalam memperoleh informasi, kita memperhatikan tiga macam sumber,
yaitu tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau orang (people). Dalam
mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan inilah kita telah menggunakan
metode dokumentasi. Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya
barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dsb.
Metode dokumentasi dapat
dilaksanakan dengan:
a) Pedoman
dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari
datanya.
b) Check-list,
yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya.dalam hal ini peneliti
tinggal memberikan tanda atau tally setiap pemunculan gejala yang dimaksud.
Sedangkan menurut
Mardalis,[7]
Jenis Instrumen Penelitian hampir sama, tapi beliau tidak menggolongkan Instrumen
Tes / Instrumen Nontes dan hanya mempunyai jenis Instrumen seperti: Observasi, Wawancara/ Interviu, Angket/ kuesioner dan Pengukuran
langsung.
Pengukuran lansung sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengukur orang/objek yang dipelajari atau diamati denagan
mengunakan berbagai macam alat ukur sesuai dengan objeknya, kemudian hasil
pengukuran tersebut dicatat satu persatu. Kumpulan catatan tersebut nantinya
menjadi kumpulan data yang akan memberikan informasi yang dibutuhkan.
C.
Penyusunan instrument
Kisi-kisi instrumen
samadengan peta instrumen yaitu panduan atau gambaran instrumen atau jalan
pintasnya. Dalam hal ini peneliti perlu menyusun sebuah
rancanngan penyusunan instrumen yang dikenal dengan istilah “kisi-kisi”.
Menurut pengertiannya kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan
antara hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusunan instrument
menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana
data akan diambil, metode yang digunakan dan instrumennya yang disusun.
Ada
dua kisi-kisi yang harus disusun oleh
seorang peneliti sebelum menyusun instrumen,
yaitu:
1.
Kisi-kisi umum
adalah kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan semua
variabel
yang akan diukur, dilengkapi dengan semua kemungkinan sumber data, semua metode
dan instrumen yang mungkin dapat dipakai. Yang termuat di dalam kisi-kisi umum
ini baru rancangan ideal. Tentang apakah semua sumber data, metode, dan
insrtumen tetap akan dipakai atau tidak, tergantung dari ketepatan menurut
pertimbangan peneliti.
2. Kisi-kisi
khusus adalah kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan rancangan butir-butir
yang akan disusun untuk sesuatu instrument.[8]
Sebagai contoh misalnya variabel penelitiannya “tingkat kekayaan” indikator
kekayaannya misalnya: rumah, kendaraan tempat belanja, pendidikan, jenis
makanan yang sering dimakan, jenis olahraga yang dilakukan dan sebagainya.
Untuk indikator rumah, bentuk pertanyaannya misalnya : 1) berapa jumlah rumah,
2) dimana letak rumah, 3) berapa luas masing-masing rumah, 4) bagaimana
kualitas bangunan rumah dan sebagainya. Untuk
bisa menetapkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti, maka
diperlukan wawasan yang luas dan mendalam tentang variabel yang diteliti, dan
teori-teori yang mendukungnya. Penggunaan teori untuk menyusun instrumen harus
secermat mungkin agar diperoleh indikator yang valid.[9]
Contoh
kisi-kisi hubungan antara sumber data, metode dan instrumen pengumpulan data
adalah sebagai berikut:
Variable
|
Sumber
data
|
Metode
|
Instrument
|
Kualitas
Guru
Mengajar
|
-
Guru sebagai
pelaku
-
Kegiatan
-
Siswa yang
mengalami
|
-
Wawancara
-
Pengamatan
-
Angket/wawancara
|
-
Pedoman wawancara
-
Ceklis
-
Angket dan
pedoman wawancara
|
Kwalitas
siswa
belajar
|
-
Siswa sebagai
pelaku
-
Kegiatan
-
Guru yang
menangani
|
-
angket/wawancara
-
pengamatan
-
wawancara
|
-
angket dan
pedoman wawancara
-
ceklis
-
pedoman
wawancara
|
isi/ hasil
pelajaran
|
-
buku catatan
siswa
-
siswa
-
daftar nilai
|
-
dokumentasi
-
tes
-
dokumentasi
|
-
ceklis berisi
rambu-rambu
-
soal tes
-
daftar
|
kondisi ruang/ sarana
|
-
ruang kelas
|
-
pengamatan
|
-
ceklis
|
Tabel 1
Langkah
sesudah kisi-kisi seperti ini terisi adalah mendaftar jenis-jenis instrumen yang
terdapat pada kolom “instrument” jika ternyata:
1.
Terlalu banyak
jenis instrumennya yang diperlikan
2.
Ada instrument
yang tidak efisien, artinya hanya diperlukan untuk mengumpulkan sedikit data, maka peneliti
harus memilih hanya beberapa instrument yang memang sangat perlu saja. Dalam
hal ini mungkin:
a.
Peneliti harus
mengubah metode untuk beberapa sumber data, misalnya dari angket menjadi
wawancara (karena pertanya-annya ternyata terlalu sedikit.
b.
Peneliti
terpaksa mengurangi sumber data, dan mengambil data dimaksud dari sumber lain
yang dipilih.
Jika pekerjaan ini
sudah selesai, langkah selanjudnya adalah membuat kisi-kisi khusus untuk setiap
instrumen, dengan kolom sebagai berukut. Berikut Contoh Kisi-kisi untuk siswa[10]
Variabel
penelitian
|
Indikator
|
Nomor
pertanyaan
|
Kualitas
guru mengajar
Dan
seterusnya
|
-
Kejelasan
menerangkan
-
Pemberian
contoh
-
Penggunaan
media
-
Interaksi
dengan siswa
|
1
2
3
4
|
Tabel 2
Contoh judul
penelitian dan instumen yang dikembangakan
Judul
penelitian:
GAYA
DAN SITUASI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SERTA PENGARUHNYA TERHADAP IKLIM
KERJA ORGANISASI SEKOLAH
Judul
tersebut terdiri atas dua variabel independen dan satu dependen. Masing-masing
instrumennya adalah:
1.
Instrumen untuk
mengukur variabel gaya kepemimpinan
2.
Instrumen untuk
mengukur variabel situasi kepemimpinan
3.
Instrumen untuk
mengukur variabel iklim kerja organisasi
Supaya
penyusunan instrumen lebih sistematis, sehingga mudah untuk dikontrol,
dikoreksi, dan dikonsultasikan pada orang ahli, maka sebelum instrumen disusun
menjadi item-item instrument maka perlu dibuat kisi-kisi instrumen sepeti pada
contoh diatas.
Selanjudnya
untuk menyusun item-item instrumen maka indikator pada variabel yang akan
diteliti dijabarkan menjadi item-item instrument. Item-item instrumen harus
disusun dengan bahasa yang jelas sehingga semua pihak yang berkepentingan tahu
apa yang dimaksud dalam item instrumen tersebut. Indikator-indikator variabel
itu sering disebut “construct” dari suatu instrumen, yang dalam pembuatannya
diperlukan berbagai konsep dan teori serta hasil penelitian yang memadai.
Berikut
ini diberikan contoh instrument yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel
gaya kepemimpinan, situasi kepemimpinan dan iklim kerja organisasi dari suatu
populasi penelitian (misalnya unit kerja tertentu). Item-item setiap instrument
merupakan muatan atau penjabaran dari indikator variabel yang diteliti.[11]
D.
Pengadaan
Instrumen
Apapila
sudah tersedia instrument yang tersandar, maka peneliti boleh meminjam dan
menggunakan untuk mengumpulkan data. Beberapa instrument yang sudah di
standardisasikan antara lain: tes inteligensi, tes minat, tes kemampuan dasar
(tes bakat), tes kepribadian, dan beberapa tesprestasi belajar. Prosedur yang
ditempuh dalam pengadaan instrumen yang baik adalah:
1. Perencanaan meliputi perumusan tujuan, menentukan
variabel, kategorisasi variabel. Untuk tes, langkah ini meliputi perumusan
tujuan dan pembuatan tabel spesifikasi.
2. Penulisan butir soal, atau item kuesioner, penyusunan
skala, penyusunan pedoman wawancara.
3. Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan
pedoman mengerjakan, surat pengantar, kunci jawaban, dll.
4. Uji-coba, baik dalam skala kecil maupun besar.
5. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola
jawaban peninjauan saran-saran,dsb.
6. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa
kurang baik, dengan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji-coba.
Tujuan uji
coba dengan persyaratan jumlah subjek yang berbeda. Uji coba dengan manajerial dan substansial.
Uji coba ini lebih menitikberatkan pada segi teknis. Peneliti menyebutkan
tujuan uji coba adalah:
1.
Untuk mengetahui tingkat keterpahaman instrumen, apakah responden tidak
menemui kesulitan dalam menangkap maksud peneliti.
2.
Untuk mengetahui teknik paling efektif
3.
Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam mengisi
angket.
4.
Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera di dalam angket sudah
memadai dan cocok dengan keadaan di lapangan dan uji coba untuk tujuan keandalan instrumen.
E.
Keampuhan Instrumen
Salah satu
faktor yang mempengaruhi validitas hasil penelitian adalah kualitas instrument yang digunakan untuk mengambil data. Peneliti harus berusaha
menyusun instrument agar diperoleh instrument yang ampuh. Keampuhan instrument
ditentukan oleh dua hal, yaitu tingkat validitas dan tingkat reliabilitasnya.
1. Validitas instrument penelitian.
Validitas
adalah ukuran tingkat keshahihan (keabsahan) suatu instrmen. Suatu instrument yang valid memiliki tingkat keshahihan yang tinggi. suatu
instrument dikatan valid jika instrument tersebut benar-benar mengukur apa yang
seharusnya diukur.
Empat
katagori yang diusulkan oleh APA (America Psychologocal Association) sebagaimana yang dikutip Surapranata (2005:50) adalah sebagai berikut:
a) Validitas isi, yaitu suatu instrument
dikatakan valid jika sesuai standar isi kurikulum yang berlaku.
b) Validitas konstruk, yaitu validitas yang
didasarkan pada kesesuaian instrument dengan konstruksi teoritik di mana
instrument itu dibuat
c) Validitas prediktif, yaitu validitas yang
didasarkan pada kemamapuan instrument tersebut memprediksi hal-hal yang akan
terjadi di masa-masa yang akan datang terkait dengan variable yang diukur atau
diungkap
d) Validitas konkuren, yaitu validitas yang didasarkan
pada kesesuaiannya dengan hasil pengukuran insstrumen lain yang terkait dengan
variable yang dilibatkan.
Menurut
pengujiannya, validitas instrument dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
a) Validitas internal, yaitu validitas yang
didasarkan pada kesesuainantara bagian-bagian dari instrument terhadap
instrument secara keseluruhan.
b) Validitas eksternal, yaitu validitas yang
didasarkan pada data-data atau informasi lain yang terkait dengan variabel yang
diukur dan yang dihasilkan oleh instrument-instrumen lain.
1. Reliabilitas instrument
Reliabilitas
adalah suatu ukuran tingkat keajagan, tingkat kehandalan, atau tingkat ketidak
percayaan suatu instrument. Suatu instrument dikatakan reliabel jika instrument
itu memiliki reliabilitas yang tinggi.
Ditinjau
dari cara pengujiannya, reliabilitas dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Reliabilitas internal, yaitu reliabilitas
instrument yang didasarkan pada hasil pencocokan antar bagian-bagian dari hasil
tes. Pengujian relibialitas ini dilakukan dengan hanya mengadakan satu kali
pengetesan atau uji coba.
b) Reliabilitas eksternal, yaitu reliabilitas instrument
yang didasarkan pada hasil pencocokan terhadap hasil tes yang berbeda, baik
dari instrument yang sam atau dengan instrument lainnya. Uji reliabilitas ini
dilakukan dengan hanya mengadakan satu kali pengetesa atau uji coba.
KESIMPULAN
Mengenai Instrumen penelitian yang dibahas di atas
dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan Instrumen memerlukan langkah berikut:
a) Analisis variabel penelitian yakni mengkaji
variabel menjadi subpenelitian sejelas-jelasnya, sehingga indikator tersebut
bisa diukur dan menghasilkan data yang diinginkan peneliti.
b) Menetapkan jenis instrumen yang digunakan
untuk mengukur variabel/ subvariabel/ indikator-indikatornya.
c) Peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out
instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi pertanyaan, abilitas yang
diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang dibutuhkan. Abilitas
dimaksudkan adalah kemampuan yang diharapkan dari subjek yang diteliti.misalnya
kalau diukur prestasi belajar, maka abilitas prestasi tersebut dilihat dari
kemampuan subjek dalam hal pengenalan, pemahaman, aplikasi analisis, sintesis,
evaluasi.
d) Peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai
dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkn dalam kisi-kisi. Jumlah
pertanyaan bisa dibuat dari yang telah ditetapkan sebagai item cadangan. Setiap
item yang dibuat peneliti harus sudah punya gambaran jawaban yang diharapkan.
Artinya, prakiraan jawaban yang betul/diinginkan harus dibuat peneliti.
e) Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji
coba digunakan untuk revisi intrumen, misalnya membuang instrumen yang tidak
perlu, menggantinya dengan item yang baru, atau perbaikan isi dan
redaksi/bahasanya. Bagaimana uji coba validitas dan reliabilitas akan dibahas
lebih lanjut. Instrumen penelitian meliputi: Instrumen Tes, Instrumen Nontest: Kuesioner atau Angket, Interview, Observasi, Dokumentasi dan pengukuran langsung.
Jadi untuk mengumpulkan data, paradigma ilmiah
memanfaatkan tes tertulis (tes-pensil-kertas) atau kuesioner atau menggunakan
alat fisik lainnya seperti poligraf, dsb. Pencari tahu alamiah dalam
pengumpulan data lebih banyak bergantung pada dirinya sebagai alat pengumpulan
data. Hal itu mungkin disebabkan oleh sukarnya mengkhususkan secara tepat pada
apa yang akan teliti. Di samping itu, orang-sebagai-instrumen memiliki senjata
”dapat-memutuskan” yang secara luwes dapat digunakannya. Ia senantiasa dapat menilai
keadaan dapat dan dapat mengambil keputusan.
Dalam penelitian kuantitatif, membuat instrumen
penelitian, menentukan hipotesis benar-benar digunakan dalam kegiatan
penelitian. Karena dalam penelitian kuantitatif, instrument untuk keperluan
pengumpulan data harus dibuat terlebih dahulu secara matang untuk
melengkapiproposal penelitian yang besok akan diajukan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Firdanramadhan, Intrumen Penelitian,
Mardalis. 2010. Metode Penelitian: suatu pendekatanproposal. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono.
2013. Metode
Penelitian Pendidkan: pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukadji, Soetarlina. 2000. Menyusun dan Mengevalasi Laporan Penelitian. Jakarta: UI.
[1]Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidkan: pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D (Bandung:Alfabeta,
2013), h. 133
[2]Suharsimi
Arikunto, Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 160
[6]
Soetarlina Sukadji, Menyusun dan
Mengevalasi Laporan Penelitian, (Jakarta: UI, 200) h. 20