Monday 23 December 2013

perpustakaan digital


PENDAHULUAN

        Perkembangan teknologi informasi di bidang perpustakaan yang lebih dikenal dengan istilah otomasi perpustakaan sudah menjadi suatu tuntutan sejalan dengan semakin berkembangnya teknologi komunikasi/informasi dan tuntutan pengguna perpustakaan. Pada dasarnya perkembangan tersebut lebih merupakan perwujudan keinginan pengguna perpustakaan dalam memperoleh informasi yang lebih cepat dan komprehensip untuk memperlancar kegiatan aktifitas penggunanya. Oleh karena itu apabila perpustakaan tidak iingin ditinggalkan oleh penggunanya, maka perpustakaan wajib meningkatkan kemampuan layanannya baik dari segi sumberdaya manusia maupun infrastrukturnya. Perpustakaan digital merupakan salah satu aspek dalam kegiatan otomasi perpustakaan secara keseluruhan. Terdapat beberapa istilah yang berhubungan dengan perkembangan media informasi dalam perpustakaan, yaitu perpustakaan tradisional, perpustakaan hibrida, perpustakaan digital dan perpustakaan virtual atau maya. Istilah tersebut timbul sebagai akibat dari masuknya TI dan komunikasi ke dalam dunia pengelolaan perpustakaan dan memanfaatkan TI sangat memerlukan jaringan komputer sebagai pendukung prosesnya.

PERPUSTAKAAN DIGITAL:  JARINGAN KOMPUTER DAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI



1)      PERPUSTAKAAN DIGITAL

A.    Pengertian Perpustakaan Digital
Sebelum memahami apa itu perpustakaan dijital, kita ketahui terlibih dahulu apa itu perpustakaan? Menurut Rahayuningsi, [1] Perpustakaan adalah suatu kesatuan  unit kerja yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu: bagian pengembangan koleksi, bagian pengolahan koleksi, bagian pelayanan pengguna, dan bagian pemeliharaan sarana- perasarana. Perpustakaan digital atau dalam bahasa Inggrisnya ialah digital library atau electronic library atau virtual library adalah perpustakaan yang mempunyai koleksi buku sebagian besar dalam bentuk format digital dan yang bisa diakses dengan komputer. Jenis perpustakaan ini berbeda dengan jenis perpustakaan konvensional yang berupa kumpulan buku tercetak, film mikro (microform dan microfiche), ataupun kumpulan kaset audio, video, dll. Isi dari perpustakaan digital berada dalam suatu komputer server yang bisa ditempatkan secara lokal, maupun di lokasi yang jauh, namun dapat diakses dengan cepat dan mudah lewat jaringan komputer.Perpustakaan Digital merupakan bagian sebuah jaringan kerja ( network ). Secara Teoretis, pemakai dapat memperoleh salinan digital sebuah dokumen darimanapun juga, asal saja tak ada kendala keamanan, politik, ekonomi dan sosial. Definisi singkat dari perpustakaan digital adalah bentuk perpustakaan yang keseluruhan koleksinya memakai format digital yang disusun dalam sebuah arsitektur komputerisasi. Arsitektur ini disusun dalam sebuah proyek yaitu proyek perpustakaan digital.
Penelitian proyek perpustakaan digital menggunakan WWW (World Wide Web) yang dihubungkan dengan jaringan internet sebagai media penyalur informasi utama. WWW memiliki banyak kelebihan yang didukung berbagai macam protokol komunikasi (contoh : HTTP Istilah perpustakaan digital tidak mudah didefinisikan ketika sejumlah ilmuwan dan profesional mengajukan definisi yang berbeda dengan bersandar pada sudut pandang dan setting keilmuan mereka masing-masing. Permasalahan ini diakui oleh Haigh yang mengutarakan bahwa tidak ada sebuah definisi tunggal mengenai apa sesungguhnya yang dimaksud dengan perpustakaan digital (“there is not one single definition of what digital library is.”) Sejalan dengan gagasan tersebut. Cool menggarisbawahi bahwa tidak ditemukan satupun definisi yang dapat disepakati apa sebenarnya perpustakaan digital itu (“there is no single agreed upon definition of what constitutes a digital library”). Untuk memperjelas kesulitan dalam mendefinisikan istilah perpustakaan digital sebagaimana disebutkan sebelumnya, berikut diberikan beberapa pendapat dari pakar di bidang perpustakaan dan informasi : 
1. William Arms mendefinisikan perpustakaan digital sebagai “kumpulan informasi yang disimpan dalam format digital dan dapat diakses lewat jaringan.” Dia menyebutkan beberapa keuntungan berkaitan dengan perpustakaan digital. Pertama, karya-karya ilmiah dapat ditulis dengan mudah. Kedua, perpustakaan-perpustakaan dapat menjaga dan memelihara koleksi-koleksinya dengan murah dan mudah. Ketiga, dimungkinkan sebagian besar orang berkomunikasi dengan cara yang mudah, murah, dan cepat. Ini dapat terealisir dengan adanya e-mail dan internet. Semua hal tersebut menunjukkan bahwa informasi digital dapat diperoleh dengan mudah kapan saja. 
2. Fecko memandang bahwa perpustakaan digital menawarkan keuntungan-keuntungan yang cukup besar dan pemanfaatannya dipandang sebagai wilayah uji-coba yang menantang dan sangat berguna. Beberapa keuntungan yang disebutkan itu memberikan wawasan baru dalam pengembangan perpustakaan. Pertama, perpustakaan digital menciptakan dimensi baru dalam ilmu pengetahuan dan pendidikan karena pengguna melakukan penelusuran sejumlah besar informasi dengan cepat. Kedua, dari sisi koleksi, perpustakaan digital dapat menolong memperkecil batasan-batasan antara informasi “kaya” dan “miskin” lewat pemberian akses universal terhadap informasi. Ketiga, koleksi digital mendorong pengguna untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran karena mereka dapat mencari langsung informasi yang diperlukan daripada harus mengakses sejumlah besar informasi pemanfaatannya masih merupakan kemungkinan.
Dengan demikian, hak-hak peminjaman dan lokasi fisik tidak lagi dipandang sebagai persoalan. Kelima, perpustakaan digital menyediakan fungsi utama karena melayani sumber-sumber informasi dalam format dokumen dan multimedia. Dokumen-dokumen tersebut dapat ditambahkan dan ditemukan-kembali dari perpustakaan. 3. Selanjutnya, Michael Lesk mengajukan definisi perpustakaan digital sebagai kumpulan informasi baik yang dihasilkan lewat digitalisasi maupun pengorganisasian, memberikan kita kemampuan yang belum pernah diberikan perpustakaan tradisional (“a collection of information that is both digitized and organized, gives us powers we never had with traditional libraries”). Dia menyebutkan bahwa membangun perpustakaan digital tidak hanya persoalan menimbun informasi dalam harddisk, namun perpustakaan digital itu melibatkan pennciptaan semua penataan mesin dan manusia, mungkin juga budaya, dimana orang-orang dapat menemukan informasi dan menggunakannya. Dengan demikian, dia menegaskan bahwa perpustakaan digital tidak akan ada gunanya jika pengguna tidak menggunakan dan memanfaatkannya. 
B.     Sejarah Singkat Pengenalan Terhadap Perpustakaan Digital
Sejarah singkat pengenalan terhadap Perpustakaan Digital yaitu : 1. Sebelum tahun 1960: Perpustakaan Tradisional 2. Pertengahan tahun 1960-1988 : perkembangan teknologi informasi dan jaringan yang dapat mengolah dokumen menjadi lebih mudah dan efisien dengan menggunakan perangkat lunak pengolah kata. Perpustakaan masih berkembang semi modern dengan menggunakan katalog indeks. Gambar : Perpustakaan semi Modern menuju Perpustakaan Digital 3. Tahun 1990 : berkembang teknologi internet yang mampu mengakses informasi dengan cepat. Katalog mengalami metamorfosis menjadi katalog elektronik yang lebih mudah dan lebih cepat dalam pencarian kembali koleksi yang disimpan di perpustakaan 4. Tahun 1991 : Proyek TULIP (The University Licensing Project), kerjasama beberapa universitas di Amerika dengan perusahaan Elsevier Science, meneliti tentang sistem pengumpulan dan penyimpanan data serta teknik pengaksesan perpustakaan digital. 5. September 1995 : Proyek NSF/ARPA/NASA merupakan lanjutan penelitian Proyek TULIP. Istilah perpustakaan digital digunakan untuk pertama kali dalam bidang pendigitalan dokumen dan pembangunan sistem untuk dokumen digital. Gambar : Contoh Perpustakaan Digital yang masih Sederhana disejumlah perpustakaan.[2]
C.    Keunggulan, Manfaat, Dan Konsep Perpustakaan Digital
a.       Keunggulan perpustakaan digital sebagai berikut:
1.      Menghemat ruang
2.      Akses ganda
3.      Tidak dibatasi oleh ruang dan waktu
4.      Koleksi dapat berbentuk multimedia
5.      Biaya lebih murah
Keunggulan Perpustakaan Digital lainnya adalah Layanan jarak jauh ( Long distance service ), akses yang mudah, murah ( cost effective ), pemeliharaan koleksi secara digital, jawaban yang tuntas, dan jaringan global.
b.      Manfaat perpustakaan Digital
Manfaat perpustakaan Digital diantaranya : 1. Sebagai sumber pengetahuan 2. Media penyebaran pengetahuan 3. Untuk penyimpanan ( repository ) 4. Untuk perawatan ( Preservasi ) 5. Media promosi 6. Mencegah duplikasi.
c. Konsep Perpustakaan Digital diantaranya: 
1. Perpustakaan digital merupakan perpustakaan yang menciptakan sumber-sumber digital yang berasal dari dari koleksinya sendiridan menyediakannya untuk dapat diakses secara online untuk para pengguna virtual. 
2. Perpustakaan digital berbeda dengan system temu kembali informasi (Information Retrieval System) karena perpustakaan digital mencakup lebih banyak jenis media, menyediakan kegunaan dan layanan tambahan dan mencakup jenis-jenis lain dari siklus hidup informasi, dari penciptaan hingga penggunaan. 
3. Perpustakaan digital adalah koleksi sumber-sumber elektronik yang menyediakan akses langsung atau tidak langsung kepada koleksi dokumen yang diolah secara sistematis. 
4. Perpustakaan digital adalah koleksi dokumen dalam bentuk elektronik yang terorganisir, tersedia baik di internet maupun CD-ROM. Pada internet, penggunasebuah perpustakaan digital ditingkatkan dengan koneksi yang lebih luas. 
5. Perpustakaan digital adalah sarana untuk mengelola pengetahuan / informasi dalam format digital yang memungkinkan antarmuka pengguna secra interaktif dan mendukung pengajaran, riset dan pendidikan seumur hidup. [3]
D.    Perbedaan Perpustakaan Biasa dengan Perpustakaan Digital dan Perpustakaan Masa Depan
a.       Perbedaan perpustakaan biasa dan Perpustakaan Digital
Perbedaan yang paling menonjol antara perpustakaan biasa dengan perpustakaan digital yaitu koleksi digital tidak harus berada disebuah tempat fisik, tidak lagi diukur berdasarkan jumlah dan karakter koleksi melainkan lebih berdasarkan luas cakupan jaringan informasi yang terbentuk oleh jasa yang disediakannya. F. Konsep Perpustakaan Digital Dalam definisi yang dikemukakan Digital Library Federation bahwa perpustakaan digital masih mengandung konsep awal dari kepustakawanan. Hal ini tercermin dalam kata-kata memilih, mengatur, menawarkan akses, memahami, menyebarkan, menjaga integritas, dan memastikan keutuhan karya. Kesemua kegiatan ini dilakukan oleh perpustakaan dan berbagai institusi lain seperti pada lembaga arsip, dokumentasi, dan museum sejak manusia mengenal kehidupan yang berbasis buku dan dokumen dalam arti luas. Perkembangan teknologi informasi yang mulanya dimotori oleh adanya teknologi komputer ini kemudian menjadi katalisator. 
Perkembangan ini kemudian mempercepat dan mengubah berbagai praktek penting di dalam bidang perpustakaan, informasi dan dokumentasi. Secara sistemik telah terjadi pula perubahan dalam cara masyarakat memandang teknologi informasi, dari yang semata-mata hanya memusatkan perhatian pada peran teknologi dalam hubungan antar manusia sebagai anggota masyarakat yang semakin lama semakin intensif menggunakan informasi dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Berdasarkan pada sudut pandang diatas maka perpustakaan digital dinilai sebagai sebuah system sosio-teknik yang memperlihatkan betapa perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi pada umumnya, dan teknologi digital pada khususnya, bersinggungan dengan aspek organisasional dan aspek social masyarakat yang menggunakannya. Dengan kata lain sosio-teknik merupakan pertimbangan antara pemanfaatan teknologi informasi dan teknologi digital berhubungan dengan aspek organisasi dan social masyarakat. 
b.      Perpustakaan di masa depan
Perpustakaan di masa depan akan lebih ditekankan kepada beberapa konsep diantaranya koleksi yang bermuatan berbentuk terekam digital aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi, kemudahan dan kecepatan akses sistem terpasang atau online dan saling keterhubungan antar pusat informasi dan pamakai melalui jaringan informasi.
Ciri khas dan arah perpustakaan dimasa depan ditandai dengan beberapa hal sebagai berikut :
a.       Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat yang menjadi bagian dari kehidupan budaya masyarakat modern
b.      Perkembangan teknologi informasi dan teknologi telekomunikasi secara signifikan dipengaruhi untuk menunjang kemajuan perpustakaan
c.       Perkembangan informasi dalam bentuk digital dan elektronik dihimpun sebagai sumber informasi perpustakaan
d.      Perkembangan jumlah jenis, dan mutu perpustakaan yang makin merata diberbagai wilayah dan organisasi
e.       Penampilan, performa, kinerja dan citra perpustakaan yang makin baik dengan berbagai fasilitas dan kemudahan .
f.       Jangkauan layanan yang makin luas keberbagai penjuru wilayah, termasuk perkembangan jaringan informasi sebagai media akses informasi.
g.      Pengertian, kesadaran, pemahaman, dan kemampuan menggunakan informasi yang meningkat dikalangan masyarakat, terutama yang telah mendapatkan beberapa kemudahan
h.      Tumbuhnya perhatian dan respon dari masyarakat tentang pentingnya layanan perpustakaan
i.        Lembaga pendidikan yang membuka program perpustakaan dengan berbagai kosentrasi kajian ilmu makin banyak.
j.        Pengertian, penghargaan, lembaga yang berkopeten makin besar, sedangkan pemakai perpustakaan makin luas dan merata.[4]

E.     Informasi  Diperpustakaan maya (Digital)
Internet sering disebut ornag sebagai perpustakaan maya, artinya  perpustakaan yang praktis tidak tampak tempatnya, tidak tampak kinerjanya, tidak tampak tujuannya, tidak jelas manajemennya. Namun internet mempunyai kelemahan dibandingkan koleksi cetak, berikut kelemahannya:
1.      Internet memang banyak manpaatnya, meskipun bukan segalanya. Sampai saat ini lebih dari satu biliun halaman pada web, kita tidak mungkin dapat membancanya semua, bahkan hanya melihatnyapun tidak mungkin hingga selesai.  Memang mempunyai e-jurnal dan e-book tapi tidak semuanya ditampilkan.
2.      Di internet memang tidak ada katalog. Sebagai gantinya kita dapat menggunakan mesin pencarian (search engine) seperti google, yahoo, dan lain-lain. Mencari informasi di web sesulit mencari jarum di tumpukan jerami. Maka kita perlu memanfaatkan mesin pencarian itu.
3.      Informasi yang disajikan internet, biasanya tidak ada kontrol tentang kualitasnya terutama informasi yang gratis-gratisan, bahkan yang membayarpun tidak selamanya berkualitas.
4.      Memang di internet tidak mungkin ada buku atau tulisan lengkap yang baru terbit ditampilkan secara utuh dan gratis, sebab ini menyangkut hak cipta.
5.      Meskipun telah ada internet, hingga saat ini perguruan tinggi mana pun masih memerlukan buku sebagai koleksinya.
6.      Perpustakaan maya atau dalam hal ini internet tidak akan sanggup melayani semua anggota masyarakat sewilayah jangkauaan untuk komunitas tertentu.
7.      Internet memang sangat banyak dan meluas, namun informasinya relatif dangkal. (jarang ada jurnal yang  full text  dilayankan secara gratis, juga buku-buku ilmiah dan buku-buku lain yang standar. [5]  

2). JARINGAN KOMPUTER
Jaringan komputer adalah ”interkoneksi” antara 2 komputer autonomous atau lebih, yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless). [6]
Jaringan komputer telah menjadi bagian dari otomasi perpustakaan karena perkembangan yang terjadi di dalam teknologi informasi serta adanya kebutuhan akan pemanfaatan sumber daya bersama melalui teknologi. Komponen perangkat keras jaringan antara lain komputer sebagai server dan kien, Network Interface Card (LAN Card terminal kabel (Hub), jaringan telepon atau radio, dan modem.[7]
Autonomous adalah apabila sebuah komputer tidak melakukan kontrol terhadap komputer lain dengan akses penuh, sehingga dapat membuat komputer lain, restart, shutdows, kehilangan file atau kerusakan sistem.
Dalam defenisi networking yang lain autonomous dijelaskan sebagai jaringan yang independent dengan manajemen sistem sendiri (punya admin sendiri), memiliki topologi jaringan, hardware dan software sendiri, dan dikoneksikan dengan jaringan autonomous yang lain. (Internet merupakan contoh kumpulan jaringan autonomous yang sangat besar.)
Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabila keduanya bisa saling bertukar data/informasi, berbagi resource yang dimiliki, seperti: file, printer, media penyimpanan (hardisk, floppy disk, cd-rom, flash disk, dll). Data yang berupa teks, audio maupun video, bergerak melalui media kabel atau tanpa kabel (wireless) sehingga memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan komputer  dapat saling bertukar  file/data, mencetak pada printer yang sama dan menggunakan hardware/software  yang terhubung dalam jaringan bersama-sama
Tiap  komputer, printer atau  periferal  yang terhubung dalam jaringan disebut dengan ”node”. Sebuah jaringan komputer sekurang-kurangnya terdiri dari dua unit komputer atau lebih, dapat berjumlah puluhan komputer, ribuan atau bahkan jutaan node yang saling terhubung satu sama lain.
Secara umum jaringan komputer  terbagi menjadi 3 jenis jaringan yaitu :
1. Local Area Network (LAN)
Sebuah LAN, adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan, seperti sebuah kantor pada sebuah gedung, atau tiap-tiap ruangan pada sebuah sekolah. Biasanya jarak antar node tidak lebih jauh dari sekitar 200 m.
2 Metropolitan Area Network (MAN)
Sebuah MAN, biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar gedung dalam suatu daerah (wilayah seperti propinsi atau negara bagian). Dalam hal ini jaringan menghubungkan beberapa buah jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar, sebagai contoh yaitu: jaringan beberapa kantor cabang sebuah bank didalam sebuah kota besar yang dihubungkan antara satu dengan lainnya.
3. Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN) adalah jaringan yang biasanya sudah menggunakan media wireless, sarana satelit ataupun kabel serat optic, karena jangkauannya yang lebih luas, bukan hanya meliputi satu kota atau antar kota dalam suatu wilayah, tetapi mulai menjangkau area/wilayah otoritas negara lain.
Sebagai contoh jaringan komputer kantor City Bank yang ada di Indonesia ataupun yang ada di negara lain, yang saling berhubungan, jaringan ATM Master Card, Visa Card atau Cirrus yang tersebar diseluruh dunia dan lain-lain.
Biasanya  WAN  lebih  rumit dan sangat kompleks bila dibandingkan LAN maupun MAN. Menggunakan banyak sarana untuk menghubungkan antara LAN dan WAN kedalam komunikasi global seperti internet, meski demikian antara LAN, MAN dan WAN tidak banyak berbeda dalam beberapa hal, hanya lingkup areanya saja yang berbeda satu diantara yang lainnya.
Nilai-nilai yang terdapat pada tabel diatas, bukan merupakan nilai mutlak bagi jarak yang menghubungkan antar komputer, karena jarak tersebut bisa saja lebih pendek tergantung kondisi area suatu wilayah.
Salah satu jaringan informasi yang berkaitan dengan perpustakaan dan koordinasi langung oleh perpustakaan nasional (sebagai pusat jaringan) adalah jaringan informasi bidang ilmu –ilmu sosial dan humaniora. Jaringan informasi bidang ilmu sosial dan humaniora dikembangkan dalam lingkup :
1.      Perpustakaan, pusat informasi dan dokumentasi yang bergerak dibidang ilmu sosial dan humaniora dan bidang lain yang relevan yang memberikan jasa penyajian, penyampaian dan pemasaran informasi kepada masyarakat melalui anggota peserta jaringan
2.      Sumberdaya perpustakaan seperti: sumber daya manusia, koleksi, sistem pemasaran, dan lain-lain
Istilah jaringan perpustakaan berarti suatu sistem hubungan antar, yang diatur dan disusun menurut berbagai bentuk persetujuan yang memungkinkan komunikasi dan pengiriman secara terus menerus informasi bibliografis maupun informasi-informasi lainnya baik berupa bahan dokumentasi maupun ilmiah. Selain itu , jaringan perpustakaan juga menyangkut pertukaran keahlian, menurut jenis dan tingkat yang telah disepakati. [8]
3). PENERAPAN TEKNOLOGI  INFORMASI
Penerapan atau biasa disebut pengaplikasian teknologi informasi di perpustakaan, diperlukan perencanaan dan strategi yang matang serta penyediaan infrastruktur TIK di antaranya adalah perangkat keras berupa komputer, server, printer, barcode reader, scaner, kamera dijital dan lain-lain, serta penyediaan perangkat lunak berupa program aplikasi perpustakaan. Perangkat lain yang dibutuhkan adalah telekomunikasi seperti telepon, fax, HAB, modem untuk sambungan internet dan jaringan lokal komputer.[9] Penerapan teknologi informasi di perpustakaan saat ini sudah menjadi ukuran untuk mengetahui tingkat kemajuan dari perpustakaan tersebut, bukan lagi pada besarnya gedung yang dipakai, banyak rak buku, ataupun berjubelnya pengguna. Semakin canggih dan otomatis kinerja perpustakaan maka semakin maju perpustakaan itu. Alasannya sederhana dengan teknologi informasi maka akan lebih banyak yang dikerjakan dan dilayani.
A.    Perpustakaan Bebasis Teknologi Informasi
Pada umumnya, teknologi informasi di perpustakaan terdiri atas beberapa komponen yaitu :
1.      Perangkat keras seperti server, modem, scanner, harddisk, printer, CD Writer, CD-ROM, kamera digital, dan sebagainya.
2.      Perangkat lunak seperti database, indexing, internet, WB, server dan sebagainya
3.      Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai ketrampilan di bidang teknologi informasi dan pengetahuan perpustakaan.
4.      Koleksi perpustakaan yang mengarah pada koleksi elektronik
Walaupun spesifikasi alat yang dibutuhkan oleh perpustakaan seperti tersebut, namun dalam implementasinya tidak harus memerlukan keseluruhan alat di atas, mengingat dana yang di alokasikan perpustakaan masih minim. Untuk itu dalam pengembangan teknologi informasi di perpustakaan dapat melalui beberapa tahap yaitu komputerisasi perpustakaan, pengembangan koleksi elektronik, penyediaan sarana dari sumber internet dan koperasi dengan organisasi perpustakaan local dan luar negeri.[10]
Implementasi teknologi informasi di perpustakaan dapat mengubah citra perpustakaan. Dahulu kita sering mengenal istilah “perpustakaan adalah tempat buangan”, “pustakawan adalah hanya seorang penjaga rak saja”, dan sejenisnya, namun dengan adanya teknologi tersebut citra perpustakaan jadi berubah, dalam hal ini, kondisi perpustakaan dulu (tradisional) lambat laun berubah menjadi perpustakaan modern, dimana teknologi informasi menjadi pilar utama operasional perpustakaan, sehingga akhirnya kita mengenal istilah perpustakaan modern seperti electronic librarydigital librarycyber library, komputerisasi perpustakaan dan perpustakaan maya (virtual library). Perpustakaan digital (digital library) memfokuskan pada penyediaan layanan bahan pustaka full text berformat digital dan bahan multi media berbasis web atau CD sedangkan cyber mengacu kepada kehidupan maya dalam jaringan komunikasi global. Dari semua istilah tersebut di atas dapat dikatakan bahwa teknologi informasi merupakan tulang punggung (backbone) bagi perpustakaan modem.
B.     Pustakawan dan Teknologi Informasi
Salah satu kendala dalam implementasi teknologi informasi di perpustakaan adalah mengenai sumber daya manusia (SDM) perpustakaan. Kondisi SMD perpustakaan di Indonesia pada umumnya adalah secara kulaitas dan kuantitas masih terbatas, tidak merata dan kurang adanya kreativitas dan keinginan untuk menekuni profesi secara mendalam. Sementara itu, perpustakaan berbasis teknologi informasi menuntut SDM (pustakawan) yang memiliki keterampilan di bidang database, aplikasi perpustakaan, internet, jaringan serta pengelolaan komputer. Untuk menjaga kualitas SDM , maka pustakawan sebagai pengelola perpustakaan harus mempunyai persepsi dan meyakini bahwa TI merupakan bagian penting dalam pengelolaan perpustakaan.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka pemberian pendidikan dan pelatihan (Diklat) tentang teknologi informasi sangat perlu dilakukan. Tujuan pelatihan atau lokakarya implementasi teknologi informasi di perpustakaan adalah:
1.      Untuk memberikan informasi tentang pentingnya teknologi informasi bagi perpustakaan
2.      Untuk menyediakan akses informasi yang diperlukan bagi kegiatan pendidikan dan penelitian di perpustakaan.
3.      Untuk mengimplementasikan sistem informasi perpustakaan.
4.      Untuk meningkatkan pelayanan dan fungsi tenaga perpustakaan
Dengan pemberian pelatihan atau lokakarya diharapkan staf perpustakaan mengenai teknologi informasi menjadi meningkat. Di samping itu, dengan adanya pelatihan atau lokakarya itu, minat para staf terhadap aplikasi teknologi informasi menjadi tinggi, serta adanya citra (image) pustakawan modern meningkat.[11]
Penerapan teknoogi informasi di perpustakaan dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain sebagai berikut.
                            i.      Teknologi informasi dogunakan sebagai sistem informasi manajemen perpustakaan.
                          ii.      Teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan, dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital.[12]
C.    Otomasi Perpustakaan
Otomasi Perpustakaan (library automation) atau lebih tepatnya sistem otomasi perpustakaan (library automation system) adalah seperangkat aplikasi komputer untuk kegiatan diperpustakaan yang terutama bercirikan penggunaan pangkalan data ukuran besar, dengan kandungan cantuman tekstual yang dominan, dan dengan pasilitas utama dalam hal menyimpan, menemukan, dan menyajikan informasi.
1). Fungsi sistem otomasi perpustakaan
1.      Pangkalan data, khususnya pangkalan data bibliografis, tetapi juga pangkalan data pengguna dan administrasi.
2.      Sistem temu kembali informasi, khususnya dalam bentuk katalog.
3.      Fasilitas dan akses online, khususnya yang memungkinkan intraksi jarak jauh.[13]
Menurut mulyadi,[14] fungsi dan tujuan sistem otomasi bagi perpustakaan ada dua, yaitu:
1.      Funsi operasional (substantif) perpustakaan yaitu pengadaan, pengelolaan, dan pelayanan perpustakaan.
2.      Fungsi menejerial yang meliputi: kepegawaian, keuangan, humas, perencanaan, analisis operasional, pengendalian dan pengawasan manajemen, dapat dilakukan secara terotomasi.
Sedangkan menurut Lasa,[15] sistem ini terdiri dari: a. sistem pengadaan dengan cara pembelian, tukar menukar publikasi, membuat sendiri. b. Sistem pencatatan yaitu mencata semua bahan informasi yang diterima perpustakaan dan perlu direncanakan terlebih dahulu. Mencatat bisa dalam bentuk buku, kartu, atau softwere  tertentu. c. Sistem pengatalogan (OPAC).
2). Tujuan sistem otomasi perpustakaan juga ada dua, yaitu:
1.      Untuk memenuhi kebutuhan pemustaka tentang informasi secara lebih cepat, tepat, dan akurat.
2.      Untuk memenuhi kebutuhan pengelolah, dan menyajikan koleksi, serta melayani pemustaka secara lebih efektif dan efesien.
3). Memulai otomasi
1.      Membuat suatu studi kelayakan untuk mempertimbangkan dan memutuskan sisitem yang mana yang akan dipilih. Apakah sistem itu betul-betul sesuai dengan kebutuhan;  apakah harga atau biaya bisa dipenuhi dan disetujui; apakah cukup mudah menggunakannya?
2.      Studi kelayakan itu bisa dibuat sendiri tetapi sebaiknya didiskusikan dengan bagian teknologi atau pusat pengelolahan data internal instansi untuk mendapatkan ide dan pandangan yang lebih mantap.
3.      Teliti beberapa sistem yang kira-kira akan dapat  memenuhi syarat, dan adakan semacam undangan untuk demo bagi para supplier yang akan menjual sistem-sistem tersebut.
4.      Perlu dilakukan peninjauaan ke beberapa perpustakaan di Indonesia bahkan ke Luar negri, misalnya negara-negara tetangga yang telah lebih maju di bidang teknologi perpustakaannya seperti singapura dan malaysia.
5.      Menghadiri seminar tentang teknologi informasi dan otomasi perpustakaan dan mengikuti pendidikan otomasi perpustakaan dan teknologi di bidang informasi.
6.      Mengevaluaikan sistem mana yang akan diterapkan.
7.      Memikirkan langkah selanjutnya bagaimana pelaksanaan penerapannya.
8.      Setelah dipertimbangkan, adakah kontrak pembelian yang tidak hanya menguntungkan pihak penjual saja, tetapi juga menguntungkan pihak pembeli dan pengguna sistem.  Mencari vendor yang bersedia memberikan jasa pelayanan jika kurang mengerti dan menjelaskannya.
9.      Menanyakan beberapa hal tentang komputer di lembaga atau sekolah jika diperlukan.[16] 
4). Resiko otomasi perpustakaan
1.      Kekurangan sumber  daya
Ketergantungan akan sistem menjadi mutlak. Sering  tering  terjadi  ketika pembaharuan sistem yang dipakai ternyata terlalu cepat bagi perpustakaan, sehingga sukar baginya untuk mengejar kemutakhiran sistem dan memerlukan tambahan sumber daya yang memadai.
2.      Perubahan pola organisasi
Dengan berubahnya alur kerja berdasarkan konsepsi otomasi, dituntut perubahan pola atau truktur organisasi.
3.      Dampak pada staf
Banyak disebut penolakan staf  terhadap sistem otomasi.[17]
5). Penelusuran Informasi Menggunakan Internet
Setelah kita membaca buku Penelusuran literatur karangan Sri Hartinah,[18] kepala Perpustakaan Nasional maka kami simpulkan untuk mencari informasi dengan internet memiliki beberapa cara. Sebelum itu kita pahami arti dari internet itu, yaitu: sebagai jaringan informasi dunia yang paling luas, sebagai jaringan komputer global, sebagai alat komunikasi yang sangat kuat, dan internet sebagai koleksi jaringan komputer nasional, internasional yang membentuk jaringan global dan untuk komunikasi berbasis komputer.  Penelusuran berbantuan komputer sering disebut dengan penelusuran online (online searching). Adalah suatu proses interaksi secara langsung terhadap komputer dalam usaha untuk melacak informasi.[19]
1.      Informasi dapat ditelusuri dengan memanfaatkan situs WEB
 The World Wide Web  (WWW atau disingkat dengan Web) adalah suatu kumpulan dokumen yang terhubung bersama yang dikenal dengan sistem Hypermedia. Penggunaan WWW ini dapat dengan mudah mengakses dokumen teks, gambar, video, dan suara.
2.      Menggunakan mesin pencari (search engine)
Cara menggunakannya sebagai berikut:
a.       Pelajari pengguna search engine yang akan digunakan (bagi pemula)
b.      Tentukan kata kunci yang mewakili topik yang dicari
c.       Gunakan operator boolean (and, or, dan not serta potongan istilah) jika diperlukan
d.      Bacalah indeks dokumen, dan pilih yang paling sesuai dengan topik yang ingin dicari.
e.       Cobalah menggunakan kata kunci (istilah) lain jika penelusuran tidak menemukan hasil.
f.       Bagi pengguna yang sudah mahir, sebaiknya melihat review dari masing-masing search engine sehingga dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan masing-masing search engine. Dan perlu mengetahui alamat situsnya, misalnya: search engine.com dan lain-lain.













KESIMPULAN

           Perpustakaan Digital merupakan bagian sebuah jaringan kerja ( network ). Secara Teoretis, pemakai dapat memperoleh salinan digital sebuah dokumen dari manapun juga, asal saja tak ada kendala keamanan, politik, ekonomi dan social. perpustakaan digital masih mengandung konsep awal dari kepustakawanan. Hal ini tercermin dalam kata-kata memilih, mengatur, menawarkan akses, memahami, menyebarkan, menjaga integritas, dan memastikan keutuhan karya. Kesemua kegiatan ini dilakukan oleh perpustakaan dan berbagai institusi lain seperti pada lembaga arsip, dokumentasi, dan museum sejak manusia mengenal kehidupan yang berbasis buku dan dokumen dalam arti luas. 
Dapat disimpulkan bahwa keuntungan perpustakaan Digital yaitu : 
1. Perpustakaan digital secara ekonomis lebih menguntungkan dibandingkan dengan perpustakaan tradisional. 
2. Institusi dapat berbagi koleksi digital. 
3. Koleksi digital dapat mengurangi kebutuhan terhadap bahan cetak pada tingkat lokal. Penggunaannya akan meningkatkan akses elektronik. 
5. Nilai jangKa panjang koleksi digital akan mengurangi biaya berkaitan dengan pemeliharaan dan penyampainnya.mudah dalam mengakses, memproduksi, dan menyebarkannya. 
6. mendukung program pendidikan jarak jauh. Mudah, cepat, murah dengan jangkauan dunia. 
Perpustakaan digital memerlukan jaringan komputer dalam proses kegiatan perpustakaan dan membantu kelancaran kinerja perpustakaan dan dapat meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan dan biasanya perpustakaan digital mengenal sisitem automasi perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA


Admin. Teknologi Informasi. Januari 2013. Diakses jumaat jam 08:00 11 2013.
Herlina. Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Palembang : IAIN raden fatah press. 2006. 
Lasa. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.
Laxman Pendit, Putu. Perpustakaan Dijital. Kesinambungan dan Dinamika. Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri. 2009.
_____Perpustakaan Digital : Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta : CV.Sagung Seto. 2007.
Mulyadi. Otomasi Perpustakaan Berbasis Web. Palembang: Noer Fikri. 2012
No Name. Jaringan Komputer. http://allexwama.wordpress.com/tag/makalah-jaringan-komputer/. 28-05-2013. Di akses sabtu jam 09:00 2013.
Rahayuningsi, F. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2007.
Rimbarawa, Kosam. Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan.  Jakarta: IPI. 2006.
Saleh, Abdurrahman. Pengantar Kepustakaan. Bogor: Sagung Seto. 2009.
Srihartina dkk. Penelusuran literatur. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka. 2010.
Sudarsono, Blasius. Antologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto. 2006.
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama, 1993. 
Suprianto, Wahyu. dkk. Teknologi Informasi Perpustakaan. Yogyakarta: Kanisius. 2008.
Supriyanto, Wahyu. Teknologi Informasi Perpustakaan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 2008.
Sutarno. Mengenal perpustakaan. Jakarta: Jala Permata. 2006.
Yusup, Pawit M. Teori dan Praktik Penelusuran Informasi: Informasi retrieval. Jakarta: Kencana. 2010.




[1] F. Rahayuningsi, Pengelolaan Perpustakaan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 1.
[2] Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital : Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia, (Jakarta : CV.Sagung Seto, 2007)


[4] Sutarno,Ns. Mengenal perpustakaan, (jakarta:jala permata, 2006) h.63-69
[5] Pawit M. Yusup, Teori dan Praktik Penelusuran Informasi: Informasi retrieval, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 41-42
[6] No Name, Jaringan Komputer, http://allexwama.wordpress.com/tag/makalah-jaringan-komputer/, 28-05-2013. Di akses sabtu jam 09:00 2013.
[7] Wahyu Suprianto dkk., Teknologi Informasi Perpustakaan, (Yogyakarta: Kanisius, 2008), h. 33
[8] Herlina, Ilmu perpustakaan dan informasi, (palembang : IAIN raden fatah press, 2006) hal.170-174
[9] Mulyadi, Otomasi Perpustakaan Berbasis Web, (Palembang: Noer Fikri, 2012)
[10] Siregar, 2004:5
[11]Admin, Penerapan Teknologi Informasi,
- Seemoreathttp://perpustakaan.narotama.ac.id/2013/01/12/penerapan-teknologi-informasi-ti-di  perpustakaan/#sthash.LN3EBGzY.dpuf, – January 12, 2013Posted in: Article.
[12] Op. Cit. Wahyu Suprianto.
[13]Putu Laxman Pendit,  Perpustakaan Dijital: Kesinambungan dan Dinamika,  (Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri, 2009), h. 154
[14] Op. Cit., Mulyadi h. 9-10.
[15] Lasa H S, Manajemen Perpustakaan, (Yogyakarta: Gama Media, 2005),  h. 176-179.
[16] Kosam Rimbarawa, dkk., Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan, (IPI: Jakarta, 2006), h. 207-208
[17] Blasius Sudarsono,  Antologi Kepustakawanan Indonesia, Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 309- 310
[18] Srihartina dkk, Penelusuran literatur, Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka, 2012, h. 5.1
[19] abdul rahman saleh, pengantar kepustakaan, (Bogor: Sagung Seto, 2009), h. 106