PENDAHULUAN
Setiap
bahan pustaka perlu ditemukan kembali hal ini karena ingin mendapatkan bahan
pustakanya atau sekedar informasi yang terkandung di dalamnya, begitupun untuk
terbitan beseri orang yang ingin mendapatkan informasi yang brkaitan dengan
terbitan berseri itu seperti jurnal, majalah, surat kabar dan jenis terbitan
lainnya maka perlu menggunakan sarana terbitan berseri.
Sarana terbitan berseri
sedikit sama seperti temu kembali bahan pustaka yang bukan terbitan berseri
misalnya menggunakan OPAC yang biasa digunakan untuk menelusuri buku-buku atau
terbitan yang bukan berseri/ berkala tapi OPAC juga dapat digunakan dalam
sarana temu kembali terbitan berseri. Bukan hanya OPAC sarana terbitan berseri
banyak sekali namun yang kita bahan yaitu sarana terbitan bereri seperti:
Katalog buku, katalog majalah, indeks majalah atau monograf, dan bibliografi
atau juaga langsung menuju ke Rak. Oleh karena itu kami merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah
Sarana Temu Kembali Terbitan Berseri ?
2. Apasaja
Sarana Temu Kembali Terbitan Berseri?
3. Bagaimana
Penggunaan Sarana Temu Kembali Terbitan Berseri?
SARANA
TEMU KEMBALI TERBITAN BERSERI
A.
Pengertian
Sarana Temu Kembali Terbitan Berseri
Sarana yaitu segala sesuatu yang dapat dipakai dalam mencapai
maksud atau tujuan; alat; media. Sedangkan “temu” yaitu:
sua; atau jumpa. Dan “kembali” yaitu
balik ke tempat atau ke keadaan semula.[1]
Kemudian Terbitan berseri atau
terbitan berkala adalah terbitan (publikasi) yang memilki waktu/kala terbit
tertentu, dengan jarak penerbitan yang yang tetap dan terbit terus menerus
tanpa batas waktu tertentu. Terbitan berseri/berkala ini dapat berupa majalah,
jurnal, surat kabar, buletin dan lain sebagainya, yang biasanya diterbitkan
dengan nomor yang berurutan, terus menerus dan waktu/kala terbit tertentu
seperti harian, mingguan, dua mingguan, bulanan, tiga bulanan, tengah tahunan
dan sebagainya. Sebagai sebuah sumber informasi, terbitan berseri memuat berbagai
macam informasi ilmiah yang menggambarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dalam sebuah terbitan berseri berisi tulisan dengan informasi yang
orisinil yang belum pernah diterbitkan dalam bentuk apapun atau pubikasi lain.[2]
Dari pengertian diatas bahwa terbitan berseri mempunyai
alat untuk menemukan terbitan itu lagi untuk digunakan atau sekedar mencari
informasinya dan berikut mengenai sarana temu kembali terbitan berseri.
Pada dasarnya hampir sama sarana temu kembali terbitan berseri
dengan terbitan lainnya seperti buku-buku yang membedakannya ada sarana yang
khusus untuk terbitan berseri dan saranya juga dapat menggunakan temu kembali
seperti halnya buku-buku yang bukan terbitan berseri.
B.
Sarana
Temu Kembali Terbitan Berseri
perpustakaan yang baik akan menyediakan sarana temu kembali
yang lengkap untuk semua jenis koleksinya. Sarana temu kembali yang lazim
digunakan pengguna antara lain adalah sebagai beriut[3]:
1. Katalog
Buku
Katalog buku harus bisa
ditelusuri dari berbagai titik akses, yaitu dari nama pengarang, judul, maupun
subyek.
2. Katalog
Majalah
Katalog majalah penting
diadakan untuk menunjukan judul-judul majalah yang dimiliki perpustakaan.
Selain itu diperlukan juga informasi mengenai volume, nomor, dan tahun
terbitnya agar pengguna dapat memastikan apakah ia akan mengunakan koleksi
majalah perpustakaan tersebut atau harus mencari di perpustakaan lain yang yang
memiliki volume atau nomor yang dibutuhkan.
3. Indeks
Artikel Majalah dan Monograf Analitik
Biasanya memuat
judul-judul artikel yang dikutif dari majalah dan buku semacam prosiding,
risalah, ada yang dilengkapi dengan abstrak, anotasi, atau ringkasan karya
tulis.
4. Bibliografi
Bibliografi yang
memuat judul-judul terbitan suatu negara biasanya diterbitkan oleh perpustakaan
nasional, contoh : Bibliografi Nasional Indonesia. Bibliografi yang disusun
menurut cakupan subyek/komoditas disebut bibliografi khusus, contoh :
bibliografi udang galah, bibliografi kedelai dsb. [4]
Hal yang senada yang terdapat pada
Artikel Nerissya,[5]
Sarana temu kembali yang lazim digunakan pengguna antara lain :
1. Katalog
Buku
Harus bisa
ditelusur dari berbagai titik akses yaitu dari nama pengarang, judul maupun
subjek
2.
Katalog majalah
Untuk
mengetahui volume, nomor dan tahun terbitnya
3. Indeks
Artikel majalah dan monograf analitik
Indeks
biasanya memuat judul”artikel yang dikutip dari majalah dan buku semacam
prosiding
4. Bibliografi
Disusun
berdasarkan subjek atau juga memuat judul-judul terbitan dari suatu negara.
Menurut Sholihin,[6]
pada modulnya mengatakan sarana temu kembali sebagai berikut:
Sarana temu
kembali yang lazim digunakan :
1.
Katalog Buku
Harus bisa
ditelusur dari beberapa titik akses, yaitu dari nama pengarang, judul,
maupun subyek.
2.
Katalog Majalah
Untuk menunjukkan
judul-judul majalah, volume, nomor dan tahun terbitnya agar
pengguna tahu
koleksi yang dimiliki perpustakaan tersebut.
3.
Indeks Artikel Majalah dan Monograf Analitik
Biasanya memuat
judul-judul artikel yang dikutip dari majalah dan buku semacam
prosiding,
risalah. Ada yang dilengkapi dengan abstrak, anotasi, atau ringkasan karya
tulis.
4.
Bibliografi (berfungsi sebagai catalog atau indeks)
Bibliografi yang
memuat judul-judul terbitan suatu negara biasanya diterbitkan oleh perpustakaan
nasional, contoh : Bibliografi Nasional Indonesia. Bibliografi yang disusun
menurut cakupan subyek/komoditas disebut bibliografi khusus, contoh :
bibliografi udang galah, bibliografi kedelai dsb.
Dari beberapa
sarana terbitan berseri di atas pada dasarnya terbitan berseri dapat ditemukan
dengan berbagai cara, misalnya dengan Katalog Buku, Katalog Majalah, Indeks
Artikel Majalah / Monograf Analitik, Bibliografi atau bisa langsung ke- rak
terbitan berseri. Mengenai cara penemuannya berikut penjelasannya.
C. Penggunaan Sarana Temu Kembali
Terbitan Berseri
Berikut cara menggunakan sarana temu
kembali terbitan berseri:
1.
Katalog Buku
Pada katalog
buku ini seperti biasa misalnya ketika kita ingin mencari buku-buku pada
umumnya. Contohnya: Katalog Buku Yayasan Obor Indonesi, dan Katalog Kelompok
Penerbit Ombak.
2.
Katalog Majalah
Katalog majalah
dapat digunakan dalam bentuk kartu tercetak atau dalam bentuk elektronik
(OPAC). Berikut penggunaannya:
a.
Katalog majalah dalam bentuk kartu
terdiri dari jajaran katalog judul, dan jajaran katalog subyek.
b.
OPAC
Penggunaan OPAC pada dasarnya sama
seperti penelusuran buku namun dalam OPAC sudah tersedia imdeks majalah/ jurnal dan lain-lain. Berikut contoh
penggunaan OPAC dari Universita Indonesia.[7]
1.
Telusuri
alamat http://lontar.ui.ac.id/opac/ui/ maka akan tampil OPAC lalu
klik katalog perpustakaannya dan muncul seperti dibawah ini, kemudian untuk
mencari artikel/ jurnal kita dapat mengklik “indeks artikel majalah” pada bagian kanan bawahnya.
2.
Setelah
mengklik indeks artikel majalah atau jurnal maka akan tampil seperti berikut:
Lalu kita tinggal
pilih majalah/ jurnal yang ingin dilihat, misalnya kita kelik “Desain dan
standar perpustakaan digital” maka akan tampil deskripsinya berikut:
Di atas terdapat deskripsi
mengenai desain dan standar perpustakaan digital, sayangnya deskripsi ini tidak
bisa menampilkan isinya hanya sekedar deskripsi saja. Kalau ingin mencari terbitan berseri lagi tinggal
ulang cara tersebut. Berikut penjelasan tentang artikel
majalah/ monograf dan jurnalnya.
3.
Indeks Artikel Majalah / Monograf
Analitik
Sebelumnya sudah dibahas mengenai indek
artikel majalah dan majalah ini dapat ditelusuri menggunakan OPAC seperti pada
halaman sebelumnya. Berikut sedikit penjelasan Menurut Rahayuningsi,[8]
tidak menggunakan istilah monograf tapi penelusuran indeks artikel jurnal dan
majalah yang dapat ditelusuri dengan cara: 1. Nama atau judul jurnal atau
majalah, 2. Tahun terbit, 3. Judul artikel, 4. Pengarang/ penulis artikel, dan
5. Subyek. menurut Pawit M. Yusup,[9]
Indeks majalah disini adalah indeks yang menunjukan kepada artikel-artikel yang
terdapat di majalah, baik yang umum, dalam arti meliputi banyak majalah dalam
cakupan bidang subyek yang luas pula, maupun bidang subyek yang terbatas namun
meliputi banyak sumber secara luas. Disamping itu terdapat pula indeks subyek,
misalnya: Applied Science and Technolcgy
index dan Index Medicus. Jenis indeks ini banyak tersedia di
perpustakaan-perpustakaan khusus dan juga sebagai perpustakaan perguruan
tinggi. Kemudian indeks majalah yang umum dan yang khusus sebagai berkut:
1.
Index Medicus; Including bibliography of
medical review.
Nasional Library
of medicine, vol. 26, numb. 6, june 1985, Washinton; U.S. Departemen of Health,
Education and Walfare, Public Health Service, 1960 to date. Index Medicus
berisi artikel jurnal tentang kesehatan dari seluruh duni. Dan untuk Indonesia
dinamakan Index Medicus Indonesia yang diterbitkan oleh perpustakaan dan
informasi penelitian Balitbang Kesehatan RI, memuat data bibliografi artikel
bidang kesehatan.[10]
Entri-entri
dalam Indeks Medicus disusun
berdasarkan urutan abjad subyek dan pengarang sehingga dapat memudahkan
penelusuran informasi yang sesuai dengan kepentingan penggunanya.
Contoh entri
dalam Indeks Medicus sebagai berikut:
Therapy.
Air embolization during autotransfution for
abdominal trauma. Breton P. At al. J.
Trauma 1985 feb.; 25(2):165-6.
Breton
P, Reiness HD, Sade RM Air embilization during autotransfution for abdominal
trauma. Breton P. At al. J. Trauma 1985
feb.; 25(2):165
Dari contoh kedua bentuk entri di atas,
yang berbeda hanyalah tajuknya saja, yaitu yang pertama tajuk subyek sedangkan
yang kedua tajuk pengarang. Dibelakangnya disusul dengan judul artikel, nama
majalah, dan keterangan tempat pada majalah yang bersangkutan.
2.
Daftar karangan Iptek (ilmu Pengetahuan
dan Teknologi) dengan subyek Fisika, 1 Juli 1985- 31 Maret 1986. Bandung:
Perpustakaan sentral LIPI, 1986.
Namun bukan menggunakan kata indeks,
namun tetap berfungsi sebagai indeks karena berisi toik-topik informasi atau
judul-judul tulisan yang berada di majalah-majalah dan karya-karya lainnya yang
ditunjuk. Susunan berdasarkan urutan abjad subyek, kemudian disusul dengan
urutan abjad judul.
Contoh entrinya
adalah sebagai berikut:
Canadian
Juornal of Physical. Vol. 63 no. 7 thn. 1985. An examination of radioaural
aspect sensitivity: Moorcroft, D.R. hal. 1005-1012.
Pada terbitan berkala memerlukan
penilaian tulisan yang disebut Indeks Sitasi, yaitu sebagai sarana kajian dan
penilaian tulisan pada jurnal dan terbitan berkala lain yang didasarkan pada
hubungan satu tulisan dengan tulisan lainnya yang berdasar sistem kutipan atau
sitiran.
Contohnya:
RAIS, Amien
INOVASI 98 3 151
DARBAN, Adaby
Berkala Pascasarjana UGM 98 7 17
ABDULLAH, Amin
Al Jami’ah 98 11 18
MUALIM, Amir
Muhibah 98 12 38
Indeks sitiran tersebut berarti bahwa
karya tuis Amien Rais yang dimuat dalam terbitan ilmiah INOVASI volume III
tahun 1998 halaman 151 telah disitir tiga kali yakni oleh Adabi Darban, Amin
Abdullah, dan Amir Mualim. Sitiran
pertama dimuat dalam jurnal Berkala Pascasarjana UGM volume VII mulai halaman
17, sitiran kedua oleh Amin Abdullah yang dimuat dalam majalah Al Jami’ah
volume XI tahun 1998 halaman 18, kemudian Amir Mualim menyitir tulisan Amien
Rais itu dalam karya tulisanya yang dimuat majalh Muhibah volume XII tahun 1998
mulai halaman 38.[11]
4.
Bibliografi
Bibliografi dapat membantu Anda dalam
memperluaskan pencarian literatur. Artinya, bila Anda mencari literatur tentang
suatu topik/ subyek tertentu pada sebuah perpustakaan dan Anda merasa literatur
yang diproleh belum memenuhi kebutuhan Anda, maka Anda bisa menggunakan bibliografi
yang mendaftar dokumen/ literatur tidak dibatasi pada kepemilikan satu
perpustakaan, tapi data bibliografis terbit diperoleh dari banyak perpustakaan
dokumen, pusat informasi, instansi pemerintah/ swasta yang mengeluarkan dokumen
tersebut, yang penting bibliografi itu, Anda bisa mencarinya ke perpustakaan
tersebut atau kepada pihak yang mengeluarkan (bila tidak diterbitkan) dokumen
itu. Contohnya: Bibliografi Nasional Indonesia.
Bibliografi ini diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI, mendaftar
semua buku yang diterbitkan di Indonesia yang diserahkan oleh para penerbit
kepada Perpustakaan Nasional RI sebagai pihak yang ditujuk untuk mengelola
terbitan sebagai hasil Undang-undang Wajib simpan Karya Tulis. Dengan
mengetahui bibliografi ini Anda akan mengetahui buku-buku yang telah
diterbitkan di seluruh indonesia.[12]
5.
Langsung ke- rak terbitan berseri
Disini maksudnya pengguna tidak lagi menggunakan
sarana temu kembali yang ke-1- 4 tersebut melainkan langsung menuju ke terbitan
berseri yang ingin dicari, cara ini tentunya harus mengetahui ruangan terbitan
berseri berada maka jika belum mengetahui ruangannya alangkah baiknya bertanya
agar cepat menemukan terbitan berseri yang ingin dicari.
KESIMPULAN
Sarana temu kembali
juga sangat diperlukan dalam terbitan berseri mengingat banyaknya orang yang
ingin menemukan informasi seperti majalah, jurnal, surat kabar dll. Tentunya
menemukan terbitan berseri ini memerlukan yang namanya sarana temu kembali
terbitan berseri. Sarana temu kembali terbitan berseri sebagai beikut:
1. Katalog Buku
Harus bisa
ditelusur dari beberapa titik akses, yaitu dari nama pengarang, judul,
maupun subyek.
2. Katalog Majalah
Untuk
menunjukkan judul-judul majalah, volume, nomor dan tahun terbitnya agar
pengguna tahu
koleksi yang dimiliki perpustakaan tersebut.
3. Indeks Artikel Majalah dan Monograf Analitik
Biasanya memuat
judul-judul artikel yang dikutip dari majalah dan buku semacam
prosiding,
risalah. Ada yang dilengkapi dengan abstrak, anotasi, atau ringkasan karya
tulis.
4. Bibliografi (berfungsi sebagai catalog atau indeks)
Bibliografi yang memuat judul-judul terbitan suatu
negara biasanya diterbitkan oleh perpustakaan nasional, contoh : Bibliografi
Nasional Indonesia.
Sarana temu kembali
tersebut dapat digunakan baik secara manual atau dengan cara internet, data
base, atau OPAC. Demikian makalah kami semoga bermanfaat.
DAFTAR
PUSTAKA
Hartinah, Sri. 2012. Penelusuran Literatur. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.
Juni
Putri Utami, Pengelolaan Terbitan Berseri
Universitas Andalas,
Kenretno, Pengelolaan Terbitan Berseri Di
Perpustakaan Sebagai Sumber Informasi Primer Pendukung Kegiatan Keilmiahan
http://kenretno.blogspot.com/2010/03/pengelolaan-terbitan-berseri-di.html
Jumat, 26 Maret 2010 diakses 10-11-2013.
Lasa H S. 2005. Manajemen
Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media. 2005.
Nerissya.
TB Diareku. dipost 03-05-2013.
http://nerissya.blogspot.com/2013/05/pengelolaan-terbitan-berseri.html diakses 5-11-2013.
Rahayuningsi,
F. 2007. Pengelolaan Perpustakaan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Saleh,
Abdul Rahman. 2009. Pengantar
Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto.
Sholihin. Modul
4 TB Sarana Temu kembali Terbitan Berseri.
http://sholihin.staff.uns.ac.id/files/2011/03/modul-4.pdf, diakses 7-11-2013.
Yulia, Yuyu. dkk. 2011. Pengelolaan Terbitan Berseri. Jakarta: Universitas Terbuka.
Yusup, Pawit M. 2001. Pengantar Aplikasi Teori Ilmu Sosial Komunikasi Untuk Perpustakaan dan
Informasi. Universitas Padjadjaran.
PERTANYAAN
AUDIENCE
Makalah ini telah diperbaiki berdasarkan catatan,
yaitu: Perbaiki sesuai pertanyaan dari audience, dan dijilid dan kumpul. Berikut
pertanyaan audience:
1. Rati
Mandasari
Tolong jelaskan kembali apa itu indeks medicus dan
jelaskan contohnya?
Jawabannya sudah ada pada halaman 9 & 10 sebelum
makalah ini diperbaiki jawabannya sudah ada pada halaman tersebut.
2. Rinawati
Jelaskan indeks artikel ilmiah dan bagaimana
menggunakannya dengan OPAC?
jawabannya: Sebelum
makalah ini diperbaiki indeks artikel dan OPAC tersebut suda ada, hanya saja
Rinawati mengomentari bahwa secara penjelasan langsung dari pemakalah sudah
paham, tetapi alngkah baiknya diperjelas. Pemakalah memperbaiki OPAC tersebut
dengan memberikan tanda panah Dan memperbesar ukuran gambar OPAC.
3. Yusni
Vebriani
Jika anda seorang pustakawan bagaimana anda melayani
pemakai terbitan berseri yang ingin mengetahui terbitan berseri yang membahas
ilmu perpustakaan dan apa yang anda lakukan?
Jawabannya: pemakalah menjelaskan dengan cara
pendekatan langsung kepada pemakai itu, menjawab sesuai sarana temu kembali
yang ada seperti majalah buku, indeks artikel majalah, atau OPAC dan
mempersilahkan angsung ke rak. Penjelasannya sudah ada pada makalah ini, dan
sebenarnya pertanyaan Yusni tidak relevan untuk ditanyakan pada makalah ini
karena ada kelompok lain yang membahas makalah pelayanan terbitan berseri.
[2] Kenretno,
Pengelolaan Terbitan Berseri Di Perpustakaan Sebagai Sumber Informasi
Primer Pendukung Kegiatan Keilmiahan
http://kenretno.blogspot.com/2010/03/pengelolaan-terbitan-berseri-di.html
Jumat, 26 Maret 2010 diakses 10-11-2013
[3]Juni Putri
Utami, Pengelolaan Terbitan Berseri
Universitas Andalas,
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/iipk/article/viewFile/482/404 diakses 5-11-2013.
[4] Yuyu Yulia, Pengelolaan Terbitan Berseri, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2011) h. 4.1
[5]Nerissya,
TB Diareku, dipost 03-05-2013,
http://nerissya.blogspot.com/2013/05/pengelolaan-terbitan-berseri.html
diakses 5-11-2013.
[6]Sholihin,
Modul 4 TB Sarana Temu kembali Terbitan
Berseri, http://sholihin.staff.uns.ac.id/files/2011/03/modul-4.pdf, diakses
7-11-2013.
[8] F. Rahayuningsi, Pengelolaan Perpustakaan, (Yogyakarta:
Graha Ilmu,2007), h. 121.
[9] Pawit M. Yusup, Pengantar Aplikasi Teori Ilmu Sosial
Komunikasi Untuk Perpustakaan dan Informasi, Universitas Padjadjaran, 2001,
h. 377.
[10] Sri Hartinah, Penelusuran Literatur, (Tanggerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2012), h. 3.21
[11] Lasa H S, Manajemen
Perpustakaan, (Yogyakarta: Gama Media, 2005), h. 331
[12] Abdul Rahman
Saleh, Pengantar Perpustakaan,
(Jakarta: Sagung Seto, 2009), h. 99-100.
No comments:
Post a Comment