proposal
ADMINISTRATOR
BAHAN PUSTAKA BERBASIS OTOMASI DI PERPUSTAKAAN PROGRAM PASCASARJANA UIN RADEN
FATAH PALEMBANG
oleh MUHAMMAD ALI AKBAR
A. Latar Belakang Masalah
Berkembangnya
ilmu pengetahuan membuat manusia selalu menciptakan karyanya, terutama dalam
bentuk bahan pustaka. Bahan pustaka meliputi buku, terbitan berkala (surat
kabar dan majalah), serta bahan audio kaset, video, selid, dan sebagainya.[1] Menurut
Yuyu, dokumen/ bahan pustaka itu terdiri dari buku, majalah, laporan,
prosiding, bahan mikro seperti mikrofis dan mikrofilm, pita perekam atau
piringan hitam. Sewaktu-waktu itu dibutuhkan dan sukar diperoleh saat
menemukannya, karena itu usaha manusia untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan
dan menyajikan secara sistematis agar mudah ditelusuri serta menyebarkan
informasi tersebut.[2]
Arus informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
begitu pesat, menjadikan perpustakaan sebagai salah satu tempat untuk
menghimpun dan menyebarkan informasi tersebut kepada pengguna. Bagi sebagian
besar masyarakat, perpustakaan merupakan bagian dari kebutuhan yang harus
dipenuhi dalam kehidupannya, terutama masyarakat, pelajar, mahasiswa dan
kelompok-kelompok tertentu lainnya. Keberadaan dan pemberdayaan perpustakaan
sudah menjadi komitmen pemerintah, bahwa perpustakaan diharapkan dapat
berfungsi menjadi fasilitas pembelajaran bagi masyarakat yang sesuai dengan
pencanangan gerakan pemberdayaan perpustakaan di masyarakat, program tersebut
melalui program pengembangan perpustakaan dan budaya baca dengan kegiatan
pengembangan minat dan pembinaan perpustakaan, pengembangan minat dan kebiasaan
membaca, pengembangan program dan kajian perpustakaan.
Perpustakaan sebagaimana yang ada dan berkembang
sekarang telah dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu
pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa, serta
memberikan berbagai layanan jasa lainnya.[3]
Perpustakaan bukan hanya sebagai tempat menyimpan buku, tetapi perpustakaan
dapat berfungsi sebagai salah satu pusat informasi.
Dalam
hal itu perpustakaan sangat berperan dan mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu, coba kita bayangkan disekitar kita telah ada yang namanya perpustakaan
khusus, perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi
dan masih banyak lagi jenis perpustakaan, tergantung dari segi kebutuhannya.
Kita ambil contoh perpustakaan perguruan tinggi.
Perpustakaan
perguruan tinggi merupakan jantung universitas karena itu perpustakaan di
perguruan tinggi mempunyai kedudukan yang sangat penting. Lihat disekeliling
kita, informasi berseliweran, lewat televisi, radio, koran dan media massa
lainnya. Karena itu informasi sangat penting dalam hidup kita. Lebih-lebih
diperguruan tinggi. Untuk mendidik generasi penerus kita perlu informasi, untuk
menghasilkan pengetahuan dan teknologi baru kita perlu informasi dan
sebagainya.[4]
Perpustakaan perguruan tinggi meliputi perpustakaan
fakultas, perpustakaan UPT perguruan tinggi, dan perpustakaan program
pascasarjana, kita contohkan di Perguruan Tinggi UIN Raden Fatah Palembang yang
mempunya enam perpustakaan fakultas, UPT Perpustakaan UIN Raden Fatah
Palembang, dan Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang.
Munculnya
informasi yang diperlukan membuat perpustakaan mempunyai banyak kegiatan. Pada
prinsipnya kegiatan perpustakaan meliputi: Pengadaan, pengolahan, layanan, administrasi, dan sosialisasi. Kita
ambil salah satunya misalnya administrasi, sebenarnya pengadaan, pengolahan,
layanan, dan kegiatan lainnya termasuk dalam administrasi namun ada yang
kegiatannya sebagai teknik operasional dan ada yang teknik administrasi
perpustakaan. Kegiatan pokok (operasional) sendiri adalah pengadaan, pengolahan
sampai dengan terselenggaranya layanan. Herlina, mempertegaskan bahwa pekerjaan
administrasi perpustakaan harus dapat memenuhi semua keperluan yang berhubungan
dengan pengelolaan perpustakaan.[5]
Kegiatan
operasional perpustakaan ini dapat menggunakan sistem otomasi sehingga membuat Perpustakaan
Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang menyelenggarakan sistem otomasi
perpustakaan dengan menggunakan teknologi komputer, yang diharapkan dapat
membantu kegiatan administrasi, dengan penerapan sistem otomasi perpustakaan
tersebut.
Selama
ini kebanyakan pengelolaan administrasi
perpustakaan yang menyangkut pengadaan, pengolahan bahan pustaka,
sirkulasi, dan kegiatan penelusuran masih dikelola dengan cara manual, sehingga
pengelolaannya terkesan kompleks, bertele-tele, dan kurang efisien. Seiring
dengan perkembangan dan kemajuan teknologi informasi pengelolaan administrasi
perpustakaan dapat dikelola dengan menggunakan teknologi informasi, yaitu
dengan melakukan kegiatan automasi atau komputerisasi perpustakaan. dengan
automasi sebagian pekerjaan yang dilakukan secara manual, tidak perlu dilakukan
lagi karena pekerjaan tersebut sudah digantikan atau dilakukan komputer.
Perpustakaan
program pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang sudah mempunya sistem otomasi
berbasis web, namun dalam pengolahan bahan pustaka (penginputan data) terjadi
pengulangan, sehingga pegawai perpustakaan harus menginput data kembali, agar
data deskrifsi biblografi bahan pustaka dapat tersimpan di sistem otomasi dan
dapat ditelusuri melalui OPAC. Pengulangan
dalam penginputan data atau proses administrasi bahan pustaka ini karena
data-data yang telah diolah sebelumnya telah hilang artinya data-data bahan
pustaka yang ada di sistem otomasi itu tidak ada lagi. Kejadian ini membuat
pegawai perpustakaan dan kita sebagai peserta PPL harus menginput data lagi,
dan pastinya membutuhkan waktu yang panjang dan berhati-hati lagi. (observasi, 26-06-2014).
komputerisasi
pengatalogan bahan pustaka, pekerjaan yang paling terpenting adalah pengentrian
data. Entri data harus benar-benar akurat karena data ini nantinya akan dipakai
dalam kegiatan sirkulasi dan penelusuran. Dari data yang telah dientrikan akan
diolah oleh komputer untuk berbagai keperluan. Misalnya, kartu katalog buku,
label punggung buku, daftar buku, statistik jumlah koleksi, grafik jumlah
koleksi, dan sebagainya. [6]
Beberapa
penjelasan di atas dapat peneliti pahami bahwa pengatalogan dan pengentrian
data bahan pustaka merupakan kegiatan pokok dalam sebuah perpustakaan karena
tanpa pengatalogan bahan pustaka, akan sulit untuk ditelusuri dan tidak dapat
diorganisasikan dengan baik. Apabila pemustaka kesulitan dalam menelusuri bahan
pustaka, maka pemustaka tidak akan berminat untuk berkunjung ke perpustakaan,
sehingga bahan pustaka yang dikelola tidak akan berdaya guna dengan baik sesuai
dengan fungsi perpustakaan.
Langkah
awal sebelum melakukan pengatalogan adalah pengentrian data ke software yang
digunakan perpustakaan. Software pengentrian data hendaknya dimiliki
oleh perpustakaan, khususnya perpustakaan yang memiliki banyak bahan pustaka. Software
ini sangat membantu pustakawan dalam mengolah data agar tidak terjadinya
penduplikasian data.
Dengan
bantuan sistem automasi proses pengentrian data menjadi cepat, akurat, dan
memudahkan dalam penelusuran kembali. Sebaiknya pustakawan yang bertugas
mengentri data mampu mengoperasikan komputer berbasis sistem automasi. Dalam
pengentrian data sebaiknya perpustakaan mempunyai perencanaan yang baik
terhadap sistem automasi.
Katalog
memungkinkan pemustaka untuk menemukan suatu bahan pustaka yang tersedia dalam
koleksi perpustakaan tertentu. Dalam pembuatan katalog/ daftar koleksi perpustakaan
harus mengikuti pedoman, yakni Anglo American Cataloging Rules (AACR)
atau pedoman pengatalogan Indonesia (terbitan Perpustakaan Nasional). Melaksanakan
fungasi tersebut maka perpustakaan harus mengolah
dan mengatur koleksinya
sedemikian rupa sehingga informasinya yang terdapat dalam koleksinya dapat
disimpan dan ditemukan kembali secara mudah, cepat, tepat, jika diperlukan.
Dengan kata lain, di dalam perpustakaan diperlukan sistem temu kembali
informasi (information retrieval sistem) yang baik.[7]
Oleh sebab itu perpustakaan PPs UIN Raden Fatah Palembang harus memasang OPAC agar pemakai dapat menelusuri bahan
pustaka dengan cepat, tepat, dan akurat.
Otomasi
Perpustakaan diartikan sebagai suatu upaya pengendalian proses/ kegiatan
perpustakaan secara otomatis. Hal ini membutuhkan teknologi informasi di
perpustakaan seperti komputer, dan lain-lain. Tujuan dilaksanakannya otomasi
perpustakaan yaitu memenuhi kebutuhan informasi lebih cepat, tepat, dan akurat.
Lalu sistem administrasi, pengolahan dan pelayanan kepada pemustaka secara
lebih efektif dan efesien, dan memenuhi kebutuhan organisasi dan meningkatkan
daya saing perpustakaan.
Teknologi
informasi di perpustakaan diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka
dalam memperoleh berbagai informasi secara cepat, tepat, dan akurat.[8]
Penerapan TI khususnya komputer di perpustakaan sudah dimulai sejak tahun 1960-an di beberapa perpustakaan di Amerika
Utara dan Inggris. Pada awalnya, penerapan komputer di perpustakaan hanya
terbatas untuk kegiatan pengatalogan dan sirkulasi saja. Namun penerapan
komputer di perpustakaan semakin meningkat karena selain menguntungkan bagi
perpustakaan juga sangat membantu bagi pemustaka.[9]
Automasi
perpustakaan adalah sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan
TI Dengan bantuan TI tempat dan waktu untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan
manual dapat dipercepat dan dihemat. Selain itu, proses pengolahan bahan
pustaka menjadi lebih akurat dan cepat untuk ditelusur kembali. Dengan
demikian, para pustakawan dapat menggunakan waktu lebihnya untuk mengurusi
pengembangan perpustakaan karena beberapa pekerjaan yang bersifat berulang
sudah diambil alih oleh komputer.[10]
Menurut
Yan[11],
dalam sebuah sistem automasi perpustakaan terdapat beberapa unsur yang saling mendukung
dan terkait satu dengan lainnya. Unsur tersebut adalah: pengguna (users),
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software). Menurut
Mustafa[12],
sistem automasi perpustakaan terdiri atas beberapa komponen. Komponen itu
adalah: (1) hardware, (2) software, (3) database, dan (4)
sumber daya manusia (SDM). Pendapat lain dikemukakan Supriyanto dan Muhsin,
sistem automasi mempunyai empat komponen yang saling melengkapi. Komponen
tersebut adalah: (1) data, (2) perangkat keras (hardware), dan (3) perangkat
lunak (software). Dapat disimpulkan komponen automasi secara umum
adalah: (1) data (database), (2) perangkat keras (hardware), (3)
perangkat lunak (software), dan (4) manusia (brainware).
Berdasarkan
fakta di lapangan Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang dalam
penginputan data bahan pustaka terjadi pengulangan, karena data sebelumnya
hilang atau sistem otomasi mengalami kerusakan. data bahan pustaka di input
menggunakan sistem otomasi berbasi web, dan jika deskripsi bibliografi bahan
pustaka itu telah di inputkan ke sistem otomasi dan di pasang sarana
penelusuran bahan pustaka (OPAC) maka pemakai dapat mencari bahan pustaka
secara otomasi dan tidak lagi secara manual.
Menimbang
kondisi tersebut, peneliti ingin meneliti lebih lanjut Administrator Bahan Pustaka Berbasis Otomasi di Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
permasalahan yang ditemukan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana Proses
Administrator Bahan Pustaka Berbasis Otomasi di Perpustakaan Program
Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang?
2.
Bagaimana Kendala yang
dihadapi dalam Administrator Bahan Pustaka Berbasis Otomasi di Perpustakaan
Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang?
C. Tujuan dan Kegunaan
Penelitian
1.
Tujuan penelitian
a.
Untuk mengetahui Administrator
Bahan Pustaka Berbasis Otomasi di Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden
Fatah Palembang?
b.
Untuk mengetahui
Bagaimana Kendala yang dihadapi dalam Administrator Bahan Pustaka Berbasis
Otomasi di Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang?
2.
Kegunaan Penelitian
a.
Secara peraktis, semoga
penelitian ini menjadi sumber literatur untuk penelitian selanjutnya bagi yang
membutuhkan refrensi penelitian dan
semoga penelitian ini dapat membantu atau memberikan usulan kepada
Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang.
b.
Secara teoritis, semoga
penelitian ini dapat memberikan ide-ide (pemikiran) dan kemudahan dalam peroses
administrasi Perpustakaan dan otomasi di perpustakaan perguruan tinggi,
khususnya di Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang.
D. Batasan Masalah
Administrsi
perpustakaan pembahasannya sangat luas, karena itu agar terhindar dari
kesalapahaman, dan meluasnya permasalahan, administrasi ada di setiap kegiatan
perpustakaan. Sutarno NS dalam bukunya Manajemn Perpustakaan mengatakan,
administrasi perpustakaan ada dua sisi, yaitu administrasi dari segi tugas
pokok seperti pengadaan bahan pustaka, pengolahan, dan pelayanan. Lalu ada
administrasi perpustakaan penunjang kegiatan pokok tersebut seperti
kesekretariatan, keuangan, keamanan, kerumahtanggaan dan lain-lain.
Berdasarkan
uraian tersebut, maka peneliti hanya membahas/ meneliti tentang administrasi
dan di khususkan lagi yaitu administrator bahan pustaka dari segi pengelolaan
bahan pustaka dan penelusuran bahan pustaka dengan memanfaatkan otomasi
perpustakaan.
E. Tinjauan Pustaka
Berikut
beberapa tinjauan pustaka yang berkaitan dengan judul penelitian: Pengembangan Aplikasi
Administrasi Perpustakaan Studi Kasus: SD Islam Al-Azhar Semarang, oleh Indah
Pertiwi (2009). Isi penelitiannya, Aplikasi Perpustakaan (SIPUS) merupakan
solusi untuk dapat mengatasi masalah-masalah pada Perpustakaan SD Islam
Al-Azhar 14 Semarang. Aplikasi perpustakaan ini dapat membantu dalam mengelola
data transaksi, data koleksi buku, data anggota perpustakaan, data pengunjung,
statistika perpustakaan, dan pembuatan laporan perpustakaan. Penggunaan SIPUS
memudahkan serta mempercepat kinerja petugas. Petugas dapat melakukan
pengolahan data perpustakaan dan pembuatan laporan perpustakaan, karena pada
SIPUS terdapat menu untuk mengolah data koleksi buku, transaksi, anggota,
pengunjung, menampilkan statistika perpustakaan, dan mencetak laporan
perpustakaan.[13]
Jurnal Ilmiah Saintikom: Aflikasi Administrasi
Perpustakaan Berbasis Web SMK Swasta Brigjend Katamso oleh Saiful Nur Arif
dkk., (2013) dengan metode penelitian Kualitatif dan isi penelitiannya
menjelaskan, Aplikasi berasal dari kata application
yang artinya penerapan, lamaran, penggunaan. Secara istilah aplikasi
adalah: program siap pakai yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi
bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat digunakan oleh
sasaran yang dituju. Pada awalnya aplikasi web dibangun
dengan hanya menggunakan bahasa yang disebut HTML (HyperText Markup
Langauge). Pada perkembangan berikutnya, sejumlah skrip dan objek
dikembangkan untuk memperluas kemampuan HTML seperti PHP dan ASP
pada skrip dan Apllet pada objek. Aplikasi Web dapat dibagi
menjadi dua jenis yaitu aplikasi web statis dan dinamis. Web statis
dibentuk dengan menggunakan HTML. Kekurangan aplikasi seperti ini terletak pada
keharusan untuk memelihara program secara terus menerus untuk
mengikuti setiap perkembangan yang terjadi. Kelemahan ini diatasi oleh
model aplikasi web dinamis. Pada aplikasi web dinamis,
perubahan informasi dalam halaman web dilakukan tanpa perubahan program
tetapi melalui perubahan data. Sebagai implementasi, aplikasi web
dapat dikoneksikan ke basis data sehingga perubahan informasi dapat
dilakukan oleh operator dan tidak menjadi tanggung jawab dari webmaster.
Dalam penelitiannya menjelaskan Secara umum pengertian administrasi adalah
segenap proses penataan kerjasama dari sekelompok orang dengan menggunakan
fasilitas dan perlengkapan yang ada untuk memperlancar dan mengefisienkan
pencapaian tujuan dari suatu organisasi.[14]
Efektifitas
Layanan Teknis dalam Pengolahan Koleksi Tercetak (Buku, Tesis, dan Disertasi)
di Perpustakaan Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya Palembang. Asmarani
(2014) dengan metode penelitian Kualitatif dan isi penelitiannya bahwa
pengolahan buku dari pengadaan tidak dicatat dalam buku inventaris tetapi untuk
buku hasil sumbangan wajib mahasiswa dicatat dalam daftar sumbangan buku
yudisium dengan cara membuat klasifikasi, lalu memasukkan data ke komputer,
menyampul buku dan seterusnya sampai bisa digunakan pemakainya.[15]
Efektifitas
Automasi pada Layanan Sirkulasi di Perpustakaan Politeknik Negeri Sriwijaya
Palembang. Elvita Suliana (2014) dengan metode penelitian kualitatif dan isi
penelitiannya pelaksanaan pelayanan di perpustakaan politeknik negeri sriwijaya
palembang suda baik karena dari pembuatan kartu anggota, peminjaman,
pengembalian dan penelusuran bahan pustaka suda menggunakan sistem
komputerisasi (sistem automasi) sehingga semua pekerjaan di layanan sirkulasi
dapat di laksanakan dengan cepat tepat dan akurat sehingga pelayanannya dapat
efektif.[16]
Kinerja
Tenaga Pengelola dan Pengembangan Perpustakaan Berbasis Kompetensi, Laporan
Penelitian dengan metode kualitatif, oleh Endang Ernawati (2006). Penelitian
ini memaparkan, semua tenaga pengelola adalah pemimpin untuk mengelola kegiatan
perpustakaan yang sebagian besar berfungsi menunjang kegiatan organisasi induk,
misalnya perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan umum untuk meningkatkan
minat baca agar tercipta civilized society, dan perpustakaan khusus untuk
memenuhi kebutuhan informasi bagi institusi induk dan masyarakat luas tentang
subyek khusus yang dikembangkan. Sebagai pemimpin, tugas tenaga pengelolah
adalah menjadi panutan terhadap diri sendiri.
Semangat
atau ethos kerja “saling menghargai” harus diterapkan secara berkesinambungan.
Di antara tenaga pengelola tersebut pasti ada manejer untuk mengkoordinir semua
kegiatan yang disebut kepala perpustakaan. Kepala perpustakaan bertugas
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan monitor kegiatan
perpustakaan kecil atau besar yang dipimpin. Pembinaan dan tenaga pengelolah
yang profesional dimulai dari pembuatan deskripsi kerja yang benar sehingga
mempermudah pada saat recruitment.[17]
Desy
Ery Dani (2010), Peran Manajemen Koleksi dalam Pemenuhan Kebutuhan Informasi
Pengguna Perpustakaan, pada tulisannya menggunakan metode penelitian kualitatif.
Beliau menyimpulkan, studi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pengambil
kebijakan dalam bidang perpustakaan, bahwa kemampuan menejerial harus dimiliki
seseorang oleh seorang pemimpin perpustakaan dalam kaitannya dengan pemberian citra
positif pada perpustakaan.
Kemampuan
ini juga akan berimbas pada kemahiran dalam menangani sistem pelayanan dalam
diri perpustakaan sendiri, paradikma pelayanan dalam era-informasi sekarang
telah beruba dari yang konvensional menjadi serba digital. Perpustakaan
dituntut untuk proaktif menyiapkan diri menghadapi perubahan yang sudah terjadi
saat ini dengan bekal ilmu pengetahuan mengenai otomasi perpustakaan, karena
informasi saat ini informasi sudah dikemas dengan sedemikian rupa agar lebih
praktis dan mudah dalam bentuk digital. Penggunan TI pada perpustakaan akan
membantu penguna yang kesulitan dalam bidang TI. Manajemen koleksi melalui
sistem terotomasi di perpustakaan ternyata sangat membantu dalam kecepatan temu
kembali informasi yang diinginkan secara epektif dan efisien. Informasi memang
akan erus ada dan teknologi perpustakaan semakin berkembang, namun citra
perpustakaan juga harus tetap dijaga melalui pengetahuan TI, sehingga kepuasan
pengguna akan akses informasi dapat terlayani dengan mudah, cepat dan tepat.[18]
Much
Samsul Arifin (2009), Layanan Automasi di Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponogoro, penelitian melalui observasi, wawancara, dan studi
dokumen serta pengolahan data menggunakan analisis deskriftif. menjelaskan
tentang sistem automasi perpustakaan, prosedur pelaksanaan automasi
perpustakaan, kendala yang dihadapi, upaya mengatasi kendala, dan untuk
membertahukan kesesuaian antara teori dengan penerapan. Terdapat beberapa
kendala dalam layanan aotomasi di perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Diponogoro seperti dalam penginputan data melalui komputer ada data yang tidak
relevan dengan data inventaris di buku induk, dan pada layanan sirkulasi
terdapat koleksi yang belum dicatat ke dalam komputer sehingga menyulitkan
peminjaman koleksi. Untuk mengatasinya memerlkan peningkatan kuaitas sumber
daya manusia yang cakap pada bidang automasi perpustakaan. Secara keseluruhan
terdapat kesesuaian antara teori dengan penerapan dalam kegiatan layanan
automasi di perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponogoro.[19]
Setelah melakukan peninjauan terhadap teori atau
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, peneliti membedakan bahwa
yang ingin di teliti yaitu pada proses pengolahan data bahan pustaka yang siap
di input ke sistem otomasi atau proses ini disebut juga proses adminisrasi
bahan pustaka.
Peneliti
juga ingin menerapkan dan mengembang administrasi perpustakaan/ khususnya
administrator bahan pustaka berbasis otomasi di Perpustakaan Program
Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang, dalam artian peneliti memanfaatkan
fungsi otomasi perpustakaan terhadap kegiatan administrator bahan pustaka dalam
mengelola dan menelusuri kembali bahan pustaka tersebut, karena itu peneliti
mengkaji Administrator Bahan Pustaka Berbasis
Otomasi di Perpustakaan Program
Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang.
F. Kerangka Teori
Administrasi
Perpustakaan
Administrasi
Perpustakaan (Library Administration) adalah kegiatan pelengkap yang menunjang
kegiatan kepustakawanan dan tugas-tugas perpustakaan. Kegiatan ini antara lain:
ketatausahaan, perlengkapan, kerumahtanggaan, keuangan, keamanan, dan
lain-lain.[20]
Administrator
adalah dalam pengertian menghimpun, mengelola, mengatur, menata, dan menjadikan
serta memberdayakan sumber informasi dan ilmu pengetahuan bagi pembaca,
pemakai, atau pemusaka. Berbagai informasi yang dimiliki dapat digunakan,
sedangkan informasi yang lain dapat diakses melalui jasa dan fasilitas
perpustakaan. Semua aktivitas berlangsung secara sistematis, prosedural, runtut,
metodologis, kronologis.[21]
Prinsip
administrasi merupakan generalisasi berdasarkan pengalaman serta analisis
mengenai studi kasus. Prinsip administrasi secara umum berlaku universal
artinya dapat diterapkan dimana saja, dan tidak bersifat kaku. Prinsip tersebut
memungkinkan perubahan disesuaikan dengan keadaan setempat.
Di tangan
seorang administrator, prinsip administrasi merupakan alat ampuh untuk
melakukan tugasnya. Dalam perkembangan sejarah administrasi, Henry Fayol
merupakan pelopor pencetus prinsip administrasi umum sedangkan Lyndall mengkaji
prinsip yang dirumuskan oleh berbagai pihak, kemudian menyusunnya dalam sistem
terpadu. Henry Fayol dianggab sebagai bapak aliran klasik, kadang-kadang
disebut sebagai aliran tradisional atau universalis. Prinsipnya yaitu: 1.
Pembagian kerja, 2. Wewenang, 3. Disiplin, 4. Kesatuan printah, 5. Kesatuan
arah, 6. Kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, 7. Imbalan, 8.
Sentrlisasi, 9. Hirarki, 10. Tata susunan, 11. Persamaan, 12. Esprit de Corps, 13. Rentang kendali,
14. Kordinasi, 15. Lini dan staf, 16. Akuntabilitas.[22]
Bahan
Pustaka/ dokumen
Bahan pustaka
meliputi buku, majalah, laporan, prosiding, bahan mikro seperti mikrofis dan
mikrofilm, pita perekam atau piringan hitam.
Otomasi
Perpustakaan
Otomasi
perpustakaan diartikan sebagai suatu upaya penegendalian proses atau kegiatan
perpustakaan secara otomatis. Hal tersebut tidak terlepas dari pemanfaatan
teknologi informasi di perpustakaan (library automation), terutama penggunaan
teknologi komputer dan teknologi komunikasi.
G. Kerangka Berpikir
Setiap
perpustakaan pasti mempunyai kegiatan administrasi, apa lagi di perpustakaan
perguruan tinggi. Kegiatan administrasi ini juga ada pada pengolahan bahan
pustaka dan proses ini dapat berjalan dengan cepat, tepat jika menggunakan
sistem otomasi, dalam artian tidak lagi mengolah bahan pustaka secara manual.
Pengolahan bahan
pustaka juga dikenal dengan istilah administrator sebagai mana dijelaskan oleh
Sutarno NS, “administrator adalah menghimpun, mengelola, mengatur, menata, dan
menjadikan serta memberdayakan sumber informasi dan ilmu pengetahuan bagi
pembaca, pemakai, atau pemusaka”. Bahan pustaka ini juga termasuk sumber
informasi dan ilmu pengetahuan, karena bahan pustaka mengandung informasi dan
ilmu. Administrator bahan pustaka dapat menggunakan sistem otomasi yang ada di
Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang.
H. Metode Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kualitatif, karena data yang terkumpul dan
analisisnya lebih bersifat kualitatif. Menurut Sri Hartina dalam bukunya Metode
Penelitian Perpustakaan dan Informasi, mengatakan penelitian kualitatif
biasanya berhubungan dengan data nonnumerik, dalam mendeskripsikan
prosedur-prosedur sering menggunakan narasi.[23]
1.
Tekni
Pengumpulan Data
Teknik
pengeumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitan, karena
tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Data dikumpulkan melalui
teknik pengumpulan data berikut:
a.
Observasi
Observasi
kita lakukan di Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang.
Nasution (1988) yang dikutif Sugiyono, Observasi adalah dasar ilmu pengetahuan.
Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Observasi yang saya gunakan yaitu
observasi partisipan dan non partisipan, karena saya observasi mulai dari PPL
dan selesai PPL.
b.
Wawancara
Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti, tetapi juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
Wawancara ini menggunakan jenis wawancara tak struktur, yaitu wawancara yang
bebas dimana peneliti tidak mengunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti mewawancara tiga SDM Perpustakaan
Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang.
c.
Dokumen
Dokumen
merupakan catatan pristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dokumen berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk
gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang
berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan
pelangkap dari penggunaan observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Dokumen apa saja yang berkaitan dengan objek penelitian yang dibutuhkan, maka
kita jadikan sebagai metode penelitian.
2.
Analisis
Data
Proses
analisi data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini
Nasution menjelaskan dalam buku Sugiyono “Analisis telah mulai sejak merumuskan
dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus
sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi
penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang graunded”. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih
difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.
Analisis
data meliputi:
1).
Reduksi Data
Mereduksi
data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan mempermudah penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan.
2).
Penyajian Data
Setelah
data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendispleykan data (penyajian
data). Penyajian data berbentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Dalam hal
ini Miles and Huberman (1984) menyatakan
“the most frequent form of displey data
for qualitative research data in the past has been narrative tex”. Yang
paling sering digunakan untuk menyajiakan data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
3).
Penarikan Kesimpulan (Counlusion Drawing/ Verification)
Langka
ketiga dalam analisi data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan
kesimpulan dan Verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat penelitian kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Kesimpulan
dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah
dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih
bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif ini diharapkan adalah merupakan temuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada.[24]
I.
Sistematiaka
Penulisan
Peneliti
melakukan penulisan sampai Bab V, dan berikut uraiannya:
BAB
I : bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan
Penelitian, Batasan Masalah, Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori, Metode
Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.
BAB
II : Landasan Teori, yang meliputi: Perpustakaan Perguruan Tinggi Administrator
Bahan Pustaka, Otomasi perpustakaan dan lain-lain.
BAB
III : Gambaran Umum Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah
Palembang, terdiri dari Sejarah, Visi & Misi, Tujuan & Fungsi
Perpustakaan, Struktur Organisasi, Koleksi dari Awal Berdiri Perpustakaan,
Sumber Daya Manusia, Fasilitas, dll.
BAB
IV : Berisikan mengenai pembahasan masalah mulai dari penerapan sampai kendala
Administrasi Perpustakaan di Perpustakaan Program Pascasajana UIN Raden Fatah
Palembang.
BAB
V : Kesimpulan dan Saran. Sebagai jawaban atas permasalahan atau mengevaluai Administrasi
Perpustakaan di Perpustakaan Program Pascasajana UIN Raden Fatah Palembang.
DAFTAR
PUSTAKA
Buku
Abdurahman
Saleh. 2011. Percikan Pemikiran: Di Bidang
Kepustakawanan. Jakarta: Sagung Seto.
Herlina.
2006. Ilmu Perpustakaan & Informasi.
Palembang: IAIN Raden Fatah Press.
Karmidi Martoamodjo. 2011. Pelestarian Bahan Pustaka Jakarta:
Universitas Terbuka.
Lasa
HS. 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia.
Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Mulyadi. 2007. Otomasi Perpustakaan Berbasis Web. Palembang: Noer Fikri.
Sri Hartinah. 2012. Penelusuran Literatur. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.
______ 2014. Metode Penelitian Perpustakaan dan Informasi. Tanggerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Sugiyono.
2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulistyo
Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan.
Jakarta: Gramedia Pustaka.
Supriyanto,
dkk. 2008. Teknologi dan Informasi Perustakaan: Strategi Perancangan
Perpustakaan Digital. Yogyakarta: Kanisius.
Sutarno NS. 2006. Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto.
______ 2008. 1 Abad Kebangkitan Nasional & Kebangkitan Perpustakaan, (Jakarta:
Sagung Seto.
Yan
Agus Toni, 2008. Automasi di Perpustakaan sebagai Salah Satu Upaya Mengaplikasikan
Program Teknologi Informasi, Kepustakawanan dan Masyarakat Membaca. Palembang:
Universitas Sriwijaya.
Yuyu
yulia. 2011. Pengelolaan Terbitan Berseri.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Skripsi
Asmarani. 2014. Efektifitas Layanan Teknis dalam Pengolahan Koleksi Tercetak (Buku,
Tesis, dan Disertasi) di Perpustakaan Program Pascasarjana Universitas
Sriwijaya Palembang. Palembang: Fakultas Adab & Budaya Islam IAIN Raden
Fatah Palembang.
Elvita Suliana. 2014. Efektifitas Automasi pada Layanan Sirkulasi
di Perpustakaan Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang. Palembang: Fakultas
Adab & Budaya Islam IAIN Raden Fatah Palembang.
Internet
Ajie,
Miyarso Dwi, [s.a] “Sistem Automasi Perpustakaan”.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/PRODI._PERPUSTAKAAN_DAN_INFORMASI/MIYARSO_DWI_AJIE/Makalah_a.n_Miyarso_Dwiajie/Hand_Out_%2301_Otomasi_Perpustakaan_pengantar.pdf.
Diunduh 17 April 2012, hal. 1-2. Diakses 17-05-2014.
Desy
Ery Deni. 2010. Peran Manajemen Koleksi
dalam Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pengguna Perpustakaan.
Duniaperpustakaan.Files.wordpress.com/2010/03/peran-manajemen-koleksi.pdf.
diakses 14-06-2014.
Endang
Ernawati. Kinerja Pustakawan &
Pengembangan Perpustakaan Berbasis Kompetensi, http//erna@binus.ac.id,
diakse 17-05-2014.
Indah
Pertiwi. 2009. Pengembangan Aplikasi
Administrasi Perpustakaan Studi Kasus: SD Islam Al-Azhar Semarang. Universitas
Diponogoro: Semarang. Alamat situs: http://core.kmi.open.ac.uk/download/pdf/11715135.pdf,
diakses 17-10-2014.
Much
Samsul Arifin. 2009. Layanan Automasi di
Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponogoro. Skripsi S1
Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Undip. hal. Vi. Alamat: eprintf.undip.ac.id/16385/.
Mustafa,
B. 2009. “Pengolahan Bahan Pustaka”. Bogor: Universitas Terbuka. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32213/otomasiperpus-unissula-semarang-14-01-2008-ok.pdf?sequence=2.
Diunduh 17 April 2012, hal. 7. Diakses 17-05-2014.
Novita,
Dwi E. 2009. Aplikasi Teknologi Informasi Untuk Pengolahan Bahan Pustaka. Malang:
Universitas Malang.
http://library.um.ac.id/images/stories/pustakawan/Aplikasi%20Teknologi%20Informasi%20Untuk%20Pengolahan%20Bahan%20Pustaka.pdf.
Diunduh 17 April 2012. Diakses 17-05-2014.
Saiful Nur Arif dkk. 2013. Jurnal Ilmiah Saintikom: Aflikasi Administrasi Perpustakaan Berbasis
Web SMK Swasta Brigjend Katamso. Medan: STMIK
Triguna Dharma. h. 27-28. Alamat situs:
http://lppm.trigunadharma.ac.id/public/fileJurnal/hpNJJurnal%2012-1
2013_4%20Ayu%20%20Yes.pdf, diakses 17-10-2014.
[1] Karmidi Martoamodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2011), h. 1.
[2] Yuyu yulia, Pengelolaan Terbitan Berseri, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), hal.
1.32.
[4] Abdurahman Saleh,
Percikan Pemikiran: Di Bidang Kepustakawanan,
(Jakarta: Sagung Seto, 2011), hal. 51.
[5] Herlina, Ilmu Perpustakaan & Informasi,
(Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2006), h. 38.
[6] Novita,
Dwi E. “Aplikasi Teknologi Informasi Untuk Pengolahan Bahan Pustaka”.
(Malang: Universitas Malang, 2009), hal.4-7. http://library.um.ac.id/images/stories/pustakawan/Aplikasi%20Teknologi%20Informasi%20Untuk%20Pengolahan%20Bahan%20Pustaka.pdf. Diunduh
17 April 2012. Diakses
17-05-2014.
[7] Sri Hartinah, Penelusuran Literatur, (Tanggerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2012), hal. 3.4
[8] Mulyadi, Otomasi Perpustakaan Berbasis Web,
(Palembang: Noer Fikri, 2007) hal. 2.
[9] Ajie,
Miyarso Dwi, [s.a] “Sistem Automasi Perpustakaan”.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/PRODI._PERPUSTAKAAN_DAN_INFORMASI/MIYARSO_DWI_AJIE/Makalah_a.n_Miyarso_Dwiajie/Hand_Out_%2301_Otomasi_Perpustakaan_pengantar.pdf.
Diunduh 17 April 2012, hal. 1-2. Diakses 17-05-2014.
[10] Supriyanto,
Wahyu dan Ahmad Muhsin, Teknologi dan Informasi Perustakaan: Strategi
Perancangan Perpustakaan Digital, (Yogyakarta: Kanisius, 2008), hal. 35.
[11] Yan,
Agus Toni, Automasi di Perpustakaan
sebagai Salah Satu Upaya Mengaplikasikan Program Teknologi Informasi, Kepustakawanan
dan Masyarakat Membaca, (Palembang: Universitas Sriwijaya, 2008), hal. 5-7.
[12]
Mustafa, B. 2009. “Pengolahan Bahan Pustaka”. Bogor: Universitas
Terbuka. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32213/otomasiperpus-unissula-semarang-14-01-2008-ok.pdf?sequence=2.
Diunduh 17 April 2012, hal. 7. Diakses 17-05-2014.
[13] Indah
Pertiwi, Pengembangan Aplikasi
Administrasi Perpustakaan Studi Kasus: SD Islam Al-Azhar Semarang,
(Universitas Diponogoro: Semarang, 2009). Alamat situs: http://core.kmi.open.ac.uk/download/pdf/11715135.pdf, diakses
17-10-2014.
[14] Saiful Nur Arif dkk., Jurnal Ilmiah Saintikom: Aflikasi Administrasi Perpustakaan Berbasis
Web SMK Swasta Brigjend Katamso, (Medan: STMIK Triguna
Dharma, 2013), h. 27-28. Alamat situs: http://lppm.trigunadharma.ac.id/public/fileJurnal/hpNJJurnal%2012-1
2013_4%20Ayu%20%20Yes.pdf, diakses 17-10-2014.
[15] Asmarani, Efektifitas Layanan Teknis dalam Pengolahan
Koleksi Tercetak (Buku, Tesis, dan Disertasi) di Perpustakaan Program
Pascasarjana Universitas Sriwijaya Palembang, (Palembang: Fakultas Adab
& Budaya Islam IAIN Raden Fatah Palembang, 2014).
[16] Elvita Suliana,
Efektifitas Automasi pada Layanan
Sirkulasi di Perpustakaan Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang, (Palembang:
Fakultas Adab & Budaya Islam IAIN Raden Fatah Palembang, 2014).
[17]Endang Ernawati, Kinerja Pustakawan & Pengembangan
Perpustakaan Berbasis Kompetensi, http//erna@binus.ac.id, diakse 17-05-2014.
[18] Desy Ery Deni, Peran Manajemen Koleksi dalam Pemenuhan
Kebutuhan Informasi Pengguna Perpustakaan, 2010. Duniaperpustakaan.Files.wordpress.com/2010/03/peran-manajemen-koleksi.pdf.
diakses 14-06-2014.
[19] Much Samsul Arifin, “Layanan Automasi di Perpustakaan Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Diponogoro, (Skripsi S1 Perpustakaan Fakultas Ilmu
Budaya Undip, 2009), hal. Vi. Alamat: eprintf.undip.ac.id/16385/.
[20] Lasa HS, Kamus Kepustakawanan Indonesia,
(Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2009), h. 15.
[21] Sutarno NS, 1 Abad Kebangkitan Nasional &
Kebangkitan Perpustakaan, (Jakarta: Sagung Seto, 2008), h. 96-97.
[23] Sri
Hartina, Metode Penelitian Perpustakaan
dan Informasi, (Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014), h. 4.7
[24] Sugiyono,
Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal.
308-344.
No comments:
Post a Comment