Friday 26 December 2014

ADMINISTRATOR BAHAN PUSTAKA BERBASIS OTOMASI DI PERPUSTAKAAN PROGRAM PASCASARJANA UIN RADEN FATAH PALEMBANG



proposal
ADMINISTRATOR BAHAN PUSTAKA BERBASIS OTOMASI DI PERPUSTAKAAN PROGRAM PASCASARJANA UIN RADEN FATAH PALEMBANG
oleh MUHAMMAD ALI AKBAR

A.    Latar Belakang Masalah
Berkembangnya ilmu pengetahuan membuat manusia selalu menciptakan karyanya, terutama dalam bentuk bahan pustaka. Bahan pustaka meliputi buku, terbitan berkala (surat kabar dan majalah), serta bahan audio kaset, video, selid, dan sebagainya.[1] Menurut Yuyu, dokumen/ bahan pustaka itu terdiri dari buku, majalah, laporan, prosiding, bahan mikro seperti mikrofis dan mikrofilm, pita perekam atau piringan hitam. Sewaktu-waktu itu dibutuhkan dan sukar diperoleh saat menemukannya, karena itu usaha manusia untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menyajikan secara sistematis agar mudah ditelusuri serta menyebarkan informasi tersebut.[2]
Arus informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, menjadikan perpustakaan sebagai salah satu tempat untuk menghimpun dan menyebarkan informasi tersebut kepada pengguna. Bagi sebagian besar masyarakat, perpustakaan merupakan bagian dari kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupannya, terutama masyarakat, pelajar, mahasiswa dan kelompok-kelompok tertentu lainnya. Keberadaan dan pemberdayaan perpustakaan sudah menjadi komitmen pemerintah, bahwa perpustakaan diharapkan dapat berfungsi menjadi fasilitas pembelajaran bagi masyarakat yang sesuai dengan pencanangan gerakan pemberdayaan perpustakaan di masyarakat, program tersebut melalui program pengembangan perpustakaan dan budaya baca dengan kegiatan pengembangan minat dan pembinaan perpustakaan, pengembangan minat dan kebiasaan membaca, pengembangan program dan kajian perpustakaan.
Perpustakaan sebagaimana yang ada dan berkembang sekarang telah dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan berbagai layanan jasa lainnya.[3] Perpustakaan bukan hanya sebagai tempat menyimpan buku, tetapi perpustakaan dapat berfungsi sebagai salah satu pusat informasi.
Dalam hal itu perpustakaan sangat berperan dan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, coba kita bayangkan disekitar kita telah ada yang namanya perpustakaan khusus, perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi dan masih banyak lagi jenis perpustakaan, tergantung dari segi kebutuhannya. Kita ambil contoh perpustakaan perguruan tinggi.
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan jantung universitas karena itu perpustakaan di perguruan tinggi mempunyai kedudukan yang sangat penting. Lihat disekeliling kita, informasi berseliweran, lewat televisi, radio, koran dan media massa lainnya. Karena itu informasi sangat penting dalam hidup kita. Lebih-lebih diperguruan tinggi. Untuk mendidik generasi penerus kita perlu informasi, untuk menghasilkan pengetahuan dan teknologi baru kita perlu informasi dan sebagainya.[4] Perpustakaan perguruan tinggi meliputi perpustakaan fakultas, perpustakaan UPT perguruan tinggi, dan perpustakaan program pascasarjana, kita contohkan di Perguruan Tinggi UIN Raden Fatah Palembang yang mempunya enam perpustakaan fakultas, UPT Perpustakaan UIN Raden Fatah Palembang, dan Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang.
Munculnya informasi yang diperlukan membuat perpustakaan mempunyai banyak kegiatan. Pada prinsipnya kegiatan perpustakaan meliputi: Pengadaan, pengolahan, layanan, administrasi, dan sosialisasi. Kita ambil salah satunya misalnya administrasi, sebenarnya pengadaan, pengolahan, layanan, dan kegiatan lainnya termasuk dalam administrasi namun ada yang kegiatannya sebagai teknik operasional dan ada yang teknik administrasi perpustakaan. Kegiatan pokok (operasional) sendiri adalah pengadaan, pengolahan sampai dengan terselenggaranya layanan. Herlina, mempertegaskan bahwa pekerjaan administrasi perpustakaan harus dapat memenuhi semua keperluan yang berhubungan dengan pengelolaan perpustakaan.[5]
Kegiatan operasional perpustakaan ini dapat menggunakan sistem otomasi sehingga membuat Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang menyelenggarakan sistem otomasi perpustakaan dengan menggunakan teknologi komputer, yang diharapkan dapat membantu kegiatan administrasi, dengan penerapan sistem otomasi perpustakaan tersebut.  
Selama ini kebanyakan pengelolaan administrasi perpustakaan yang menyangkut pengadaan, pengolahan bahan pustaka, sirkulasi, dan kegiatan penelusuran masih dikelola dengan cara manual, sehingga pengelolaannya terkesan kompleks, bertele-tele, dan kurang efisien. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi informasi pengelolaan administrasi perpustakaan dapat dikelola dengan menggunakan teknologi informasi, yaitu dengan melakukan kegiatan automasi atau komputerisasi perpustakaan. dengan automasi sebagian pekerjaan yang dilakukan secara manual, tidak perlu dilakukan lagi karena pekerjaan tersebut sudah digantikan atau dilakukan komputer.
Perpustakaan program pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang sudah mempunya sistem otomasi berbasis web, namun dalam pengolahan bahan pustaka (penginputan data) terjadi pengulangan, sehingga pegawai perpustakaan harus menginput data kembali, agar data deskrifsi biblografi bahan pustaka dapat tersimpan di sistem otomasi dan dapat ditelusuri melalui OPAC. Pengulangan dalam penginputan data atau proses administrasi bahan pustaka ini karena data-data yang telah diolah sebelumnya telah hilang artinya data-data bahan pustaka yang ada di sistem otomasi itu tidak ada lagi. Kejadian ini membuat pegawai perpustakaan dan kita sebagai peserta PPL harus menginput data lagi, dan pastinya membutuhkan waktu yang panjang dan berhati-hati lagi. (observasi, 26-06-2014).
komputerisasi pengatalogan bahan pustaka, pekerjaan yang paling terpenting adalah pengentrian data. Entri data harus benar-benar akurat karena data ini nantinya akan dipakai dalam kegiatan sirkulasi dan penelusuran. Dari data yang telah dientrikan akan diolah oleh komputer untuk berbagai keperluan. Misalnya, kartu katalog buku, label punggung buku, daftar buku, statistik jumlah koleksi, grafik jumlah koleksi, dan sebagainya. [6]
Beberapa penjelasan di atas dapat peneliti pahami bahwa pengatalogan dan pengentrian data bahan pustaka merupakan kegiatan pokok dalam sebuah perpustakaan karena tanpa pengatalogan bahan pustaka, akan sulit untuk ditelusuri dan tidak dapat diorganisasikan dengan baik. Apabila pemustaka kesulitan dalam menelusuri bahan pustaka, maka pemustaka tidak akan berminat untuk berkunjung ke perpustakaan, sehingga bahan pustaka yang dikelola tidak akan berdaya guna dengan baik sesuai dengan fungsi perpustakaan.
Langkah awal sebelum melakukan pengatalogan adalah pengentrian data ke software yang digunakan perpustakaan. Software pengentrian data hendaknya dimiliki oleh perpustakaan, khususnya perpustakaan yang memiliki banyak bahan pustaka. Software ini sangat membantu pustakawan dalam mengolah data agar tidak terjadinya penduplikasian data.
Dengan bantuan sistem automasi proses pengentrian data menjadi cepat, akurat, dan memudahkan dalam penelusuran kembali. Sebaiknya pustakawan yang bertugas mengentri data mampu mengoperasikan komputer berbasis sistem automasi. Dalam pengentrian data sebaiknya perpustakaan mempunyai perencanaan yang baik terhadap sistem automasi.
Katalog memungkinkan pemustaka untuk menemukan suatu bahan pustaka yang tersedia dalam koleksi perpustakaan tertentu. Dalam pembuatan katalog/ daftar koleksi perpustakaan harus mengikuti pedoman, yakni Anglo American Cataloging Rules (AACR) atau pedoman pengatalogan Indonesia (terbitan Perpustakaan Nasional). Melaksanakan fungasi tersebut maka perpustakaan harus mengolah dan mengatur koleksinya sedemikian rupa sehingga informasinya yang terdapat dalam koleksinya dapat disimpan dan ditemukan kembali secara mudah, cepat, tepat, jika diperlukan. Dengan kata lain, di dalam perpustakaan diperlukan sistem temu kembali informasi (information retrieval sistem) yang baik.[7] Oleh sebab itu perpustakaan PPs UIN Raden Fatah Palembang harus memasang OPAC agar pemakai dapat menelusuri bahan pustaka dengan cepat, tepat, dan akurat.
Otomasi Perpustakaan diartikan sebagai suatu upaya pengendalian proses/ kegiatan perpustakaan secara otomatis. Hal ini membutuhkan teknologi informasi di perpustakaan seperti komputer, dan lain-lain. Tujuan dilaksanakannya otomasi perpustakaan yaitu memenuhi kebutuhan informasi lebih cepat, tepat, dan akurat. Lalu sistem administrasi, pengolahan dan pelayanan kepada pemustaka secara lebih efektif dan efesien, dan memenuhi kebutuhan organisasi dan meningkatkan daya saing perpustakaan.
Teknologi informasi di perpustakaan diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka dalam memperoleh berbagai informasi secara cepat, tepat, dan akurat.[8] Penerapan TI khususnya komputer di perpustakaan sudah dimulai sejak tahun  1960-an di beberapa perpustakaan di Amerika Utara dan Inggris. Pada awalnya, penerapan komputer di perpustakaan hanya terbatas untuk kegiatan pengatalogan dan sirkulasi saja. Namun penerapan komputer di perpustakaan semakin meningkat karena selain menguntungkan bagi perpustakaan juga sangat membantu bagi pemustaka.[9]
Automasi perpustakaan adalah sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan TI Dengan bantuan TI tempat dan waktu untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan manual dapat dipercepat dan dihemat. Selain itu, proses pengolahan bahan pustaka menjadi lebih akurat dan cepat untuk ditelusur kembali. Dengan demikian, para pustakawan dapat menggunakan waktu lebihnya untuk mengurusi pengembangan perpustakaan karena beberapa pekerjaan yang bersifat berulang sudah diambil alih oleh komputer.[10]
Menurut Yan[11], dalam sebuah sistem automasi perpustakaan terdapat beberapa unsur yang saling mendukung dan terkait satu dengan lainnya. Unsur tersebut adalah: pengguna (users), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software). Menurut Mustafa[12], sistem automasi perpustakaan terdiri atas beberapa komponen. Komponen itu adalah: (1) hardware, (2) software, (3) database, dan (4) sumber daya manusia (SDM). Pendapat lain dikemukakan Supriyanto dan Muhsin, sistem automasi mempunyai empat komponen yang saling melengkapi. Komponen tersebut adalah: (1) data, (2) perangkat keras (hardware), dan (3) perangkat lunak (software). Dapat disimpulkan komponen automasi secara umum adalah: (1) data (database), (2) perangkat keras (hardware), (3) perangkat lunak (software), dan (4) manusia (brainware).
Berdasarkan fakta di lapangan Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang dalam penginputan data bahan pustaka terjadi pengulangan, karena data sebelumnya hilang atau sistem otomasi mengalami kerusakan. data bahan pustaka di input menggunakan sistem otomasi berbasi web, dan jika deskripsi bibliografi bahan pustaka itu telah di inputkan ke sistem otomasi dan di pasang sarana penelusuran bahan pustaka (OPAC)  maka pemakai dapat mencari bahan pustaka secara otomasi dan tidak lagi secara manual.
Menimbang kondisi tersebut, peneliti ingin meneliti lebih lanjut Administrator Bahan Pustaka Berbasis Otomasi di Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana Proses Administrator Bahan Pustaka Berbasis Otomasi di Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang?
2.      Bagaimana Kendala yang dihadapi dalam Administrator Bahan Pustaka Berbasis Otomasi di Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang?
C.    Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.      Tujuan penelitian
a.       Untuk mengetahui Administrator Bahan Pustaka Berbasis Otomasi di Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang?
b.      Untuk mengetahui Bagaimana Kendala yang dihadapi dalam Administrator Bahan Pustaka Berbasis Otomasi di Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang?
2.      Kegunaan Penelitian
a.       Secara peraktis, semoga penelitian ini menjadi sumber literatur untuk penelitian selanjutnya bagi yang membutuhkan refrensi penelitian dan  semoga penelitian ini dapat membantu atau memberikan usulan kepada Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang.
b.      Secara teoritis, semoga penelitian ini dapat memberikan ide-ide (pemikiran) dan kemudahan dalam peroses administrasi Perpustakaan dan otomasi di perpustakaan perguruan tinggi, khususnya di Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang.
D.    Batasan Masalah
Administrsi perpustakaan pembahasannya sangat luas, karena itu agar terhindar dari kesalapahaman, dan meluasnya permasalahan, administrasi ada di setiap kegiatan perpustakaan. Sutarno NS dalam bukunya Manajemn Perpustakaan mengatakan, administrasi perpustakaan ada dua sisi, yaitu administrasi dari segi tugas pokok seperti pengadaan bahan pustaka, pengolahan, dan pelayanan. Lalu ada administrasi perpustakaan penunjang kegiatan pokok tersebut seperti kesekretariatan, keuangan, keamanan, kerumahtanggaan dan lain-lain.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti hanya membahas/ meneliti tentang administrasi dan di khususkan lagi yaitu administrator bahan pustaka dari segi pengelolaan bahan pustaka dan penelusuran bahan pustaka dengan memanfaatkan otomasi perpustakaan.
E.     Tinjauan Pustaka
Berikut beberapa tinjauan pustaka yang berkaitan dengan judul penelitian: Pengembangan Aplikasi Administrasi Perpustakaan Studi Kasus: SD Islam Al-Azhar Semarang, oleh Indah Pertiwi (2009). Isi penelitiannya, Aplikasi Perpustakaan (SIPUS) merupakan solusi untuk dapat mengatasi masalah-masalah pada Perpustakaan SD Islam Al-Azhar 14 Semarang. Aplikasi perpustakaan ini dapat membantu dalam mengelola data transaksi, data koleksi buku, data anggota perpustakaan, data pengunjung, statistika perpustakaan, dan pembuatan laporan perpustakaan. Penggunaan SIPUS memudahkan serta mempercepat kinerja petugas. Petugas dapat melakukan pengolahan data perpustakaan dan pembuatan laporan perpustakaan, karena pada SIPUS terdapat menu untuk mengolah data koleksi buku, transaksi, anggota, pengunjung, menampilkan statistika perpustakaan, dan mencetak laporan perpustakaan.[13]
Jurnal Ilmiah Saintikom: Aflikasi Administrasi Perpustakaan Berbasis Web SMK Swasta Brigjend Katamso oleh Saiful Nur Arif dkk., (2013) dengan metode penelitian Kualitatif dan isi penelitiannya menjelaskan, Aplikasi berasal dari kata application yang artinya penerapan, lamaran, penggunaan. Secara istilah aplikasi adalah: program siap pakai yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat digunakan oleh sasaran yang dituju. Pada awalnya aplikasi web dibangun dengan hanya menggunakan bahasa yang disebut HTML (HyperText Markup Langauge). Pada perkembangan berikutnya, sejumlah skrip dan objek dikembangkan untuk memperluas kemampuan HTML seperti PHP dan ASP pada skrip dan Apllet pada objek. Aplikasi Web dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu aplikasi web statis dan dinamis. Web statis dibentuk dengan menggunakan HTML. Kekurangan aplikasi seperti ini terletak pada keharusan untuk memelihara program secara terus menerus untuk mengikuti setiap perkembangan yang terjadi. Kelemahan ini diatasi oleh model aplikasi web dinamis. Pada aplikasi web dinamis, perubahan informasi dalam halaman web dilakukan tanpa perubahan program tetapi melalui perubahan data. Sebagai implementasi, aplikasi web dapat dikoneksikan ke basis data sehingga perubahan informasi dapat dilakukan oleh operator dan tidak menjadi tanggung jawab dari webmaster. Dalam penelitiannya menjelaskan Secara umum pengertian administrasi adalah segenap proses penataan kerjasama dari sekelompok orang dengan menggunakan fasilitas dan perlengkapan yang ada untuk memperlancar dan mengefisienkan pencapaian tujuan dari suatu organisasi.[14]
Efektifitas Layanan Teknis dalam Pengolahan Koleksi Tercetak (Buku, Tesis, dan Disertasi) di Perpustakaan Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya Palembang. Asmarani (2014) dengan metode penelitian Kualitatif dan isi penelitiannya bahwa pengolahan buku dari pengadaan tidak dicatat dalam buku inventaris tetapi untuk buku hasil sumbangan wajib mahasiswa dicatat dalam daftar sumbangan buku yudisium dengan cara membuat klasifikasi, lalu memasukkan data ke komputer, menyampul buku dan seterusnya sampai bisa digunakan pemakainya.[15]
Efektifitas Automasi pada Layanan Sirkulasi di Perpustakaan Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang. Elvita Suliana (2014) dengan metode penelitian kualitatif dan isi penelitiannya pelaksanaan pelayanan di perpustakaan politeknik negeri sriwijaya palembang suda baik karena dari pembuatan kartu anggota, peminjaman, pengembalian dan penelusuran bahan pustaka suda menggunakan sistem komputerisasi (sistem automasi) sehingga semua pekerjaan di layanan sirkulasi dapat di laksanakan dengan cepat tepat dan akurat sehingga pelayanannya dapat efektif.[16]
Kinerja Tenaga Pengelola dan Pengembangan Perpustakaan Berbasis Kompetensi, Laporan Penelitian dengan metode kualitatif, oleh Endang Ernawati (2006). Penelitian ini memaparkan, semua tenaga pengelola adalah pemimpin untuk mengelola kegiatan perpustakaan yang sebagian besar berfungsi menunjang kegiatan organisasi induk, misalnya perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan umum untuk meningkatkan minat baca agar tercipta civilized society, dan perpustakaan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi institusi induk dan masyarakat luas tentang subyek khusus yang dikembangkan. Sebagai pemimpin, tugas tenaga pengelolah adalah menjadi panutan terhadap diri sendiri.
Semangat atau ethos kerja “saling menghargai” harus diterapkan secara berkesinambungan. Di antara tenaga pengelola tersebut pasti ada manejer untuk mengkoordinir semua kegiatan yang disebut kepala perpustakaan. Kepala perpustakaan bertugas merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan monitor kegiatan perpustakaan kecil atau besar yang dipimpin. Pembinaan dan tenaga pengelolah yang profesional dimulai dari pembuatan deskripsi kerja yang benar sehingga mempermudah pada saat recruitment.[17]
Desy Ery Dani (2010), Peran Manajemen Koleksi dalam Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pengguna Perpustakaan, pada tulisannya menggunakan metode penelitian kualitatif. Beliau menyimpulkan, studi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pengambil kebijakan dalam bidang perpustakaan, bahwa kemampuan menejerial harus dimiliki seseorang oleh seorang pemimpin perpustakaan dalam kaitannya dengan pemberian citra positif pada perpustakaan.
Kemampuan ini juga akan berimbas pada kemahiran dalam menangani sistem pelayanan dalam diri perpustakaan sendiri, paradikma pelayanan dalam era-informasi sekarang telah beruba dari yang konvensional menjadi serba digital. Perpustakaan dituntut untuk proaktif menyiapkan diri menghadapi perubahan yang sudah terjadi saat ini dengan bekal ilmu pengetahuan mengenai otomasi perpustakaan, karena informasi saat ini informasi sudah dikemas dengan sedemikian rupa agar lebih praktis dan mudah dalam bentuk digital. Penggunan TI pada perpustakaan akan membantu penguna yang kesulitan dalam bidang TI. Manajemen koleksi melalui sistem terotomasi di perpustakaan ternyata sangat membantu dalam kecepatan temu kembali informasi yang diinginkan secara epektif dan efisien. Informasi memang akan erus ada dan teknologi perpustakaan semakin berkembang, namun citra perpustakaan juga harus tetap dijaga melalui pengetahuan TI, sehingga kepuasan pengguna akan akses informasi dapat terlayani dengan mudah, cepat dan tepat.[18] 
Much Samsul Arifin (2009), Layanan Automasi di Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponogoro, penelitian melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen serta pengolahan data menggunakan analisis deskriftif. menjelaskan tentang sistem automasi perpustakaan, prosedur pelaksanaan automasi perpustakaan, kendala yang dihadapi, upaya mengatasi kendala, dan untuk membertahukan kesesuaian antara teori dengan penerapan. Terdapat beberapa kendala dalam layanan aotomasi di perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponogoro seperti dalam penginputan data melalui komputer ada data yang tidak relevan dengan data inventaris di buku induk, dan pada layanan sirkulasi terdapat koleksi yang belum dicatat ke dalam komputer sehingga menyulitkan peminjaman koleksi. Untuk mengatasinya memerlkan peningkatan kuaitas sumber daya manusia yang cakap pada bidang automasi perpustakaan. Secara keseluruhan terdapat kesesuaian antara teori dengan penerapan dalam kegiatan layanan automasi di perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponogoro.[19]
Setelah  melakukan peninjauan terhadap teori atau penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, peneliti membedakan bahwa yang ingin di teliti yaitu pada proses pengolahan data bahan pustaka yang siap di input ke sistem otomasi atau proses ini disebut juga proses adminisrasi bahan pustaka.  
Peneliti juga ingin menerapkan dan mengembang administrasi perpustakaan/ khususnya administrator bahan pustaka berbasis otomasi di Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang, dalam artian peneliti memanfaatkan fungsi otomasi perpustakaan terhadap kegiatan administrator bahan pustaka dalam mengelola dan menelusuri kembali bahan pustaka tersebut, karena itu peneliti mengkaji Administrator Bahan Pustaka Berbasis Otomasi di Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang.
F.     Kerangka Teori
Administrasi Perpustakaan
Administrasi Perpustakaan (Library Administration) adalah kegiatan pelengkap yang menunjang kegiatan kepustakawanan dan tugas-tugas perpustakaan. Kegiatan ini antara lain: ketatausahaan, perlengkapan, kerumahtanggaan, keuangan, keamanan, dan lain-lain.[20]
Administrator adalah dalam pengertian menghimpun, mengelola, mengatur, menata, dan menjadikan serta memberdayakan sumber informasi dan ilmu pengetahuan bagi pembaca, pemakai, atau pemusaka. Berbagai informasi yang dimiliki dapat digunakan, sedangkan informasi yang lain dapat diakses melalui jasa dan fasilitas perpustakaan. Semua aktivitas berlangsung secara sistematis, prosedural, runtut, metodologis, kronologis.[21]
Prinsip administrasi merupakan generalisasi berdasarkan pengalaman serta analisis mengenai studi kasus. Prinsip administrasi secara umum berlaku universal artinya dapat diterapkan dimana saja, dan tidak bersifat kaku. Prinsip tersebut memungkinkan perubahan disesuaikan dengan keadaan setempat.
Di tangan seorang administrator, prinsip administrasi merupakan alat ampuh untuk melakukan tugasnya. Dalam perkembangan sejarah administrasi, Henry Fayol merupakan pelopor pencetus prinsip administrasi umum sedangkan Lyndall mengkaji prinsip yang dirumuskan oleh berbagai pihak, kemudian menyusunnya dalam sistem terpadu. Henry Fayol dianggab sebagai bapak aliran klasik, kadang-kadang disebut sebagai aliran tradisional atau universalis. Prinsipnya yaitu: 1. Pembagian kerja, 2. Wewenang, 3. Disiplin, 4. Kesatuan printah, 5. Kesatuan arah, 6. Kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, 7. Imbalan, 8. Sentrlisasi, 9. Hirarki, 10. Tata susunan, 11. Persamaan, 12. Esprit de Corps, 13. Rentang kendali, 14. Kordinasi, 15. Lini dan staf, 16. Akuntabilitas.[22]
Bahan Pustaka/ dokumen
Bahan pustaka meliputi buku, majalah, laporan, prosiding, bahan mikro seperti mikrofis dan mikrofilm, pita perekam atau piringan hitam.
Otomasi Perpustakaan
Otomasi perpustakaan diartikan sebagai suatu upaya penegendalian proses atau kegiatan perpustakaan secara otomatis. Hal tersebut tidak terlepas dari pemanfaatan teknologi informasi di perpustakaan (library automation), terutama penggunaan teknologi komputer dan teknologi komunikasi.
G.    Kerangka Berpikir
Setiap perpustakaan pasti mempunyai kegiatan administrasi, apa lagi di perpustakaan perguruan tinggi. Kegiatan administrasi ini juga ada pada pengolahan bahan pustaka dan proses ini dapat berjalan dengan cepat, tepat jika menggunakan sistem otomasi, dalam artian tidak lagi mengolah bahan pustaka secara manual.
Pengolahan bahan pustaka juga dikenal dengan istilah administrator sebagai mana dijelaskan oleh Sutarno NS, “administrator adalah menghimpun, mengelola, mengatur, menata, dan menjadikan serta memberdayakan sumber informasi dan ilmu pengetahuan bagi pembaca, pemakai, atau pemusaka”. Bahan pustaka ini juga termasuk sumber informasi dan ilmu pengetahuan, karena bahan pustaka mengandung informasi dan ilmu. Administrator bahan pustaka dapat menggunakan sistem otomasi yang ada di Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang.



H.    Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Menurut Sri Hartina dalam bukunya Metode Penelitian Perpustakaan dan Informasi, mengatakan penelitian kualitatif biasanya berhubungan dengan data nonnumerik, dalam mendeskripsikan prosedur-prosedur sering menggunakan narasi.[23]
1.      Tekni Pengumpulan Data
  Teknik pengeumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitan, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Data dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data berikut:
a.       Observasi
Observasi kita lakukan di Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang. Nasution (1988) yang dikutif Sugiyono, Observasi adalah dasar ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Observasi yang saya gunakan yaitu observasi partisipan dan non partisipan, karena saya observasi mulai dari PPL dan selesai PPL.


b.      Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara ini menggunakan jenis wawancara tak struktur, yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak mengunakan pedoman wawancara yang telah tersusun sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan  hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti mewawancara tiga SDM Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang.
c.       Dokumen
Dokumen merupakan catatan pristiwa yang sudah berlalu.  Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung,  film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelangkap dari penggunaan observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen apa saja yang berkaitan dengan objek penelitian yang dibutuhkan, maka kita jadikan sebagai metode penelitian.

2.      Analisis Data
Proses analisi data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution menjelaskan dalam buku Sugiyono “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang graunded”. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.
Analisis data meliputi:
1). Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2). Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendispleykan data (penyajian data). Penyajian data berbentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman  (1984) menyatakan “the most frequent form of displey data for qualitative research data in the past has been narrative tex”. Yang paling sering digunakan untuk menyajiakan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
3). Penarikan Kesimpulan (Counlusion Drawing/ Verification)
Langka ketiga dalam analisi data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan Verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif ini diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.[24]
I.       Sistematiaka Penulisan
Peneliti melakukan penulisan sampai Bab V, dan berikut uraiannya:
BAB I : bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Batasan Masalah, Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.
BAB II : Landasan Teori, yang meliputi: Perpustakaan Perguruan Tinggi Administrator Bahan Pustaka, Otomasi perpustakaan dan lain-lain.
BAB III : Gambaran Umum Perpustakaan Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang, terdiri dari Sejarah, Visi & Misi, Tujuan & Fungsi Perpustakaan, Struktur Organisasi, Koleksi dari Awal Berdiri Perpustakaan, Sumber Daya Manusia, Fasilitas, dll.
BAB IV : Berisikan mengenai pembahasan masalah mulai dari penerapan sampai kendala Administrasi Perpustakaan di Perpustakaan Program Pascasajana UIN Raden Fatah Palembang.
BAB V : Kesimpulan dan Saran. Sebagai jawaban atas permasalahan atau mengevaluai Administrasi Perpustakaan di Perpustakaan Program Pascasajana UIN Raden Fatah Palembang.




DAFTAR PUSTAKA


Buku
Abdurahman Saleh. 2011. Percikan Pemikiran: Di Bidang Kepustakawanan. Jakarta: Sagung Seto.
Herlina. 2006. Ilmu Perpustakaan & Informasi. Palembang: IAIN Raden Fatah Press.
Karmidi Martoamodjo. 2011. Pelestarian Bahan Pustaka Jakarta: Universitas Terbuka.
Lasa HS. 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Mulyadi. 2007. Otomasi Perpustakaan Berbasis Web. Palembang: Noer Fikri.
Sri Hartinah. 2012. Penelusuran Literatur. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.
______ 2014. Metode Penelitian Perpustakaan dan Informasi. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulistyo Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Supriyanto, dkk. 2008. Teknologi dan Informasi Perustakaan: Strategi Perancangan Perpustakaan Digital. Yogyakarta: Kanisius.
Sutarno NS. 2006. Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto.
______ 2008. 1 Abad Kebangkitan Nasional & Kebangkitan Perpustakaan, (Jakarta: Sagung Seto.
Yan Agus Toni, 2008.  Automasi di Perpustakaan sebagai Salah Satu Upaya Mengaplikasikan Program Teknologi Informasi, Kepustakawanan dan Masyarakat Membaca. Palembang: Universitas Sriwijaya.  
Yuyu yulia. 2011. Pengelolaan Terbitan Berseri. Jakarta: Universitas Terbuka.
Skripsi
Asmarani. 2014. Efektifitas Layanan Teknis dalam Pengolahan Koleksi Tercetak (Buku, Tesis, dan Disertasi) di Perpustakaan Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya Palembang. Palembang: Fakultas Adab & Budaya Islam IAIN Raden Fatah Palembang.
Elvita Suliana. 2014. Efektifitas Automasi pada Layanan Sirkulasi di Perpustakaan Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang. Palembang: Fakultas Adab & Budaya Islam IAIN Raden Fatah Palembang.
Internet
Ajie, Miyarso Dwi, [s.a] “Sistem Automasi Perpustakaan”.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/PRODI._PERPUSTAKAAN_DAN_INFORMASI/MIYARSO_DWI_AJIE/Makalah_a.n_Miyarso_Dwiajie/Hand_Out_%2301_Otomasi_Perpustakaan_pengantar.pdf. Diunduh 17 April 2012, hal. 1-2. Diakses 17-05-2014.
Desy Ery Deni. 2010. Peran Manajemen Koleksi dalam Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pengguna Perpustakaan.
Duniaperpustakaan.Files.wordpress.com/2010/03/peran-manajemen-koleksi.pdf. diakses 14-06-2014.
Endang Ernawati. Kinerja Pustakawan & Pengembangan Perpustakaan Berbasis Kompetensi, http//erna@binus.ac.id, diakse 17-05-2014.
Indah Pertiwi. 2009. Pengembangan Aplikasi Administrasi Perpustakaan Studi Kasus: SD Islam Al-Azhar Semarang. Universitas Diponogoro: Semarang.  Alamat situs: http://core.kmi.open.ac.uk/download/pdf/11715135.pdf, diakses 17-10-2014.
Much Samsul Arifin. 2009. Layanan Automasi di Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponogoro. Skripsi S1 Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Undip.  hal. Vi. Alamat: eprintf.undip.ac.id/16385/.
Mustafa, B. 2009. “Pengolahan Bahan Pustaka”. Bogor: Universitas Terbuka. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32213/otomasiperpus-unissula-semarang-14-01-2008-ok.pdf?sequence=2. Diunduh 17 April 2012, hal. 7. Diakses 17-05-2014.
Novita, Dwi E. 2009. Aplikasi Teknologi Informasi Untuk Pengolahan Bahan Pustaka. Malang: Universitas Malang.
Saiful Nur Arif dkk. 2013. Jurnal Ilmiah Saintikom: Aflikasi Administrasi Perpustakaan Berbasis Web SMK Swasta Brigjend Katamso. Medan: STMIK Triguna Dharma. h. 27-28. Alamat situs:


[1] Karmidi Martoamodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), h. 1.
[2] Yuyu yulia, Pengelolaan Terbitan Berseri,  (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), hal. 1.32.
[3] Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan, (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 1.
[4] Abdurahman Saleh, Percikan Pemikiran: Di Bidang Kepustakawanan, (Jakarta: Sagung Seto, 2011), hal. 51.
[5] Herlina, Ilmu Perpustakaan & Informasi, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2006), h. 38.
[6] Novita, Dwi E. “Aplikasi Teknologi Informasi Untuk Pengolahan Bahan Pustaka”. (Malang: Universitas Malang, 2009), hal.4-7. http://library.um.ac.id/images/stories/pustakawan/Aplikasi%20Teknologi%20Informasi%20Untuk%20Pengolahan%20Bahan%20Pustaka.pdf. Diunduh 17 April 2012. Diakses 17-05-2014.
[7] Sri Hartinah, Penelusuran Literatur, (Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka, 2012), hal. 3.4
[8] Mulyadi, Otomasi Perpustakaan Berbasis Web, (Palembang: Noer Fikri, 2007) hal. 2.
[9] Ajie, Miyarso Dwi, [s.a] “Sistem Automasi Perpustakaan”. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/PRODI._PERPUSTAKAAN_DAN_INFORMASI/MIYARSO_DWI_AJIE/Makalah_a.n_Miyarso_Dwiajie/Hand_Out_%2301_Otomasi_Perpustakaan_pengantar.pdf. Diunduh 17 April 2012, hal. 1-2. Diakses 17-05-2014.
[10] Supriyanto, Wahyu dan Ahmad Muhsin, Teknologi dan Informasi Perustakaan: Strategi Perancangan Perpustakaan Digital, (Yogyakarta: Kanisius, 2008), hal. 35.
[11] Yan, Agus Toni, Automasi di Perpustakaan sebagai Salah Satu Upaya Mengaplikasikan Program Teknologi Informasi, Kepustakawanan dan Masyarakat Membaca, (Palembang: Universitas Sriwijaya, 2008), hal. 5-7.
[12] Mustafa, B. 2009. “Pengolahan Bahan Pustaka”. Bogor: Universitas Terbuka. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32213/otomasiperpus-unissula-semarang-14-01-2008-ok.pdf?sequence=2. Diunduh 17 April 2012, hal. 7. Diakses 17-05-2014.
[13] Indah Pertiwi, Pengembangan Aplikasi Administrasi Perpustakaan Studi Kasus: SD Islam Al-Azhar Semarang, (Universitas Diponogoro: Semarang, 2009). Alamat situs: http://core.kmi.open.ac.uk/download/pdf/11715135.pdf, diakses 17-10-2014.

[14] Saiful Nur Arif dkk., Jurnal Ilmiah Saintikom: Aflikasi Administrasi Perpustakaan Berbasis Web SMK Swasta Brigjend Katamso, (Medan: STMIK Triguna Dharma, 2013), h. 27-28. Alamat situs: http://lppm.trigunadharma.ac.id/public/fileJurnal/hpNJJurnal%2012-1 2013_4%20Ayu%20%20Yes.pdf, diakses 17-10-2014.
[15] Asmarani, Efektifitas Layanan Teknis dalam Pengolahan Koleksi Tercetak (Buku, Tesis, dan Disertasi) di Perpustakaan Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya Palembang, (Palembang: Fakultas Adab & Budaya Islam IAIN Raden Fatah Palembang, 2014).
[16] Elvita Suliana, Efektifitas Automasi pada Layanan Sirkulasi di Perpustakaan Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang, (Palembang: Fakultas Adab & Budaya Islam IAIN Raden Fatah Palembang, 2014).
[17]Endang Ernawati, Kinerja Pustakawan & Pengembangan Perpustakaan Berbasis Kompetensi, http//erna@binus.ac.id, diakse 17-05-2014.
[18] Desy Ery Deni, Peran Manajemen Koleksi dalam Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pengguna Perpustakaan, 2010. Duniaperpustakaan.Files.wordpress.com/2010/03/peran-manajemen-koleksi.pdf. diakses 14-06-2014.
[19] Much Samsul Arifin, “Layanan Automasi di Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponogoro, (Skripsi S1 Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Undip, 2009), hal. Vi. Alamat: eprintf.undip.ac.id/16385/.
[20] Lasa HS, Kamus Kepustakawanan Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2009), h. 15.
[21] Sutarno NS, 1 Abad Kebangkitan Nasional & Kebangkitan Perpustakaan, (Jakarta: Sagung Seto, 2008), h. 96-97.
[22] Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1991), h. 187-191.
[23] Sri Hartina, Metode Penelitian Perpustakaan dan Informasi, (Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014), h. 4.7
[24] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 308-344.

No comments:

Post a Comment